Setelah kemarin aku unpublish, kayaknya sekarang mau di publish lagi karna banyak yang minta bonchapnya🥰
Selamat membaca💜
21+!
Jimin membuka mata saat rungunya menyerap kebisingan di luar kamar. Tentu saja dia menyambut bangun tidurnya dengan baik, tidak berteriak kesal atau menutup telinganya dengan bantal guna meminimalisirkan kebisingan yang selalu menjadi alarm setiap paginya.
Tapi tunggu sebentar! Walau begitu, dia tetap membutuhkan beberapa menit untuk sekedar mengumpulkan nyawanya. Jadi dia tidak langsung bangkit, dia masih berbaring di balik selimut yang sedikit berantakkan karenanya. Jimin menekuk kedua alisnya di tengah mata yang masih mengatup seolah benar-benar butuh banyak tenaga untuk mendapatkan kesadarannya.
Hingga akhirnya, rencana bangun tidur yang hampir sempurna itu menjadi kacau saat dia merasakan tubuhnya dihempas kasar oleh seseorang. Si pemilik tubuh dengan daging tebal itu merengek saat berguling-guling di atas tubuh Jimin.
"Appa!! Ayo bangun!! Ji Ae sudah tidak sabar ingin bermain keluar!!!"
Benar! Ji Ae lah satu-satunya yang berani membangunkan Jimin dengan brutal. Jimin sudah menebaknya dari awal, karena jika Aera yang membangunkannya tidak akan seperti itu konsepnya. Aera pasti akan membangunkan dirinya dengan kecupan diseluruh wajah, atau menggelitik pinggangnya, lalu berakhir dengan pagutan serta pelukkan di dalam selimut.
"Appa!!" Kali ini Ji Ae menggelitik pinggang Jimin. Sontak membuyarkan pikiran Jimin kepada Aera bersamaan tubuh yang menggeliat merasakan sensasi geli.
"Iya sayang. Iya, appa sudah bangun!" jawab Jimin masih memejamkan mata. Ada senyum simpul di akhir tawanya karena gelitik yang diciptakan oleh sang anak.
"Eomma sudah selesai masak, lho! Kakek dan nenek juga akan datang kesini. Ji Ae akan malu jika appa masih penuh iler seperti ini. Sudahlah, Ji Ae pergi saja."
Jimin lantas tertawa mendengar celetukkan Ji Ae yang terdengar seperti orang dewasa. Tidak mau membiarkan Ji Ae beranjak begitu saja, maka dengan cepat Jimin menarik Ji Ae ke dalam pelukkannya dengan gemas. Gadis cilik itu berontak, namun Jimin semakin tertawa kesenangan. Dia bahkan semakin menambah kejahilannya dengan mencium seluruh wajah Ji Ae. "Rasakan serangan iler ini!!" Jimin mengusap area mulutnya ke pipi gembul Ji Ae.
"Appa!! Astaga bau sekali! Ji Ae tidak kuat!!" Ji Ae semakin memberi perlawanan. Ini bukan keadaan serius, karena niat Ji Ae pun ingin mengejek sang ayah. Mereka saling menjahili satu sama lain. "Appa! Ji Ae akan pingsan!" imbuhnya semakin menjerit penuh gelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HITCH ✔️
Fanfic♡TOLONG DIFOLLOW SEBELUM MEMBACA:)♡ RATE : MATURE [CERITA SUDAH TAMAT] [DALAM TAHAP REVISI] "Menyerahlah sekarang, karena aku tidak akan pernah melepaskanmu jika malam ini kau tidak memutuskan pergi dariku." -Park Jimin "Tidak! Aku tidak akan menye...