57| Winter Flower

4.2K 451 178
                                    

Dua part menuju akhir:')
Asli sih aku udh mulai sedih dari kemarin:'

Jangan pelit2 VOMENT ya. Tinggal part ini dan minggu depan kok:'

 Tinggal part ini dan minggu depan kok:'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat membaca



Musim dingin diakhir tahun semakin mencekam bagi Aera. Dinginnya menusuk hingga ke ulu hatinya, merasa tidak sanggup lagi hidup tanpa kehangatan.

Jika saja Jimin berada di sini, mungkin mereka akan menentukan salah satu negara yang akan menjadi tempat mengakhiri tahun yang pelik ini. Sayangnya, Aera masih harus melewati hari-harinya dalam pelik yang telah mendarah daging pada dirinya.

Tidak ada yang bisa menjelaskan betapa hancurnya Aera kecuali air mata yang terus menerus luruh dan hampir membuat pipinya menjadi beku karena setiap saat selalu dibasahi. Tidak ada perayaan natal apapun saat ini selain memangku Ji Ae, mengepal kedua tangan serta mengatup mata dengan tulus di hadapan Tuhan.

Aera percaya, hari baik ini adalah saat yang tepat untuk mengharapkan sesuatu yang ia inginkan. Tidak ada kado terbaik selain kesembuhan Jimin. Dalam keadaan hening, ibu dan anak ini masih serius mendekatkan hatinya kepada sang pencipta.

Empat hari lagi, semoga Jimin memberikan respons yang baik.

Kalimat itu terus menerus diraung di dalam hati. Barangkali sebentar lagi Santa Claus akan mendatangi rumahnya, lalu bisa mengganti setumpuk kado dengan kesembuhan pemimpin keluarga yang sangat mereka rindukan.

Hanya itu yang mereka inginkan, sungguh!

"Ji Ae ingin kue untuk merayakan natal?" bisik Aera setelah menutup doa. Dan yang ia dapatkan hanya gelengan tanpa minat dari puteri kecil yang biasanya sangat antusias jika ditawari hal semacam itu.

Lantas Aera mengangguk pelan, tidak melakukan usaha apapun agar Ji Ae setuju menjadikan natal tahun ini sedikit lebih meriah dari apa yang mereka lakukan sekarang. "Kalau begitu, kita tidur saja. Ji Ae pasti sudah mengantuk, kan?"

Ji Ae mengangguk. "Tapi Ji Ae ingin tidur bersama appa," jawabnya dengan sendu.

Aera yang masih memangku Ji Ae pun setuju dengan permintaan sang puteri. Entah mengapa rindunya kepada Jimi seolah sedang mengetuk pintu kamar mereka, Jimin seperti datang di saat mereka merasa sedih atau putus asa. Tanpa menunggu detik, Aera dan Ji Ae menuju rumah sakit menggunakan mobil yang Aera kendarai sendiri. Mereka menerjang dinginnya malam bersalju demi menjemput kehangatan bersama pemimpin keluarga yang sangat dirindukan.

****

"Selamat natal, appa." Ji Ae mengecup kening sang ayah, dibantu oleh Aera yang memegang tubuhnya.

Setelahnya, dia membiarkan Ji Ae duduk di atas ranjang sang ayah. "Selamat natal, oppa." Kini Aera yang mengecup lembut kening suaminya. Setelahnya Aera membiarkan keningnya beradu dengan kening sang suami. "Semoga tuhan memberkati kita ya, sayang," sahutnya lagi dengan gemetar yang ditahan.

HITCH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang