Komen banyak banyak yaaa!
Jangan lupa VOTE juga💜🧻🧻🧻
Aku cuma punya tisu toilet, maap ya, tapi simpen aja, siapa tau butuh.Selamat membaca
Setelah berbicara dengan PD-nim, nyatanya Jimin kembali ragu pada keputusannya. Ini bukan tentang keraguannya untuk bercerai, melainkan ragu untuk melunakkan hati mertua yang sudah diyakini akan sangat kecewa karena dirinya.
Jimin sudah menghabiskan waktunya sebulan, tanpa membulatkan tekad. Seakan tidak mau semakin larut dalam kebingungan, lantas dia mencoba untuk mencari cara lain. Dia butuh membicarakannya dengan baik kepada Aera, setelah dirasa yakin, barulah dia akan menghubungi mertuanya.
Dia akan memberikan sepucuk surat nantinya untuk sang istri, dimana segala yang Aera inginkan tertera di dalamnya. Mereka sudah membuat janji tadi malam, dan inilah harinya untuk bertemu.
Mereka akan bertemu, mungkin untuk terakhir kalinya. Oh tidak, pasti akan bertemu lagi di meja persidangan.
Benar, Jimin akan mewujdukannya, dimulai dari hari ini.
****
Aera menghempas kasar tubuhnya ke atas kasur, lalu melempar secarik kertas berkop surat Rumah Sakit--tempat dimana dia mulai kembali menjalani terapinya disana. Aera sempat kehilangan semangat hidupnya karena tahu bahwa dia akan sulit sembuh dan mengingat kembali apa yang telah hilang. Kendati begitu, dia tetap harus menyandang predikat sembuh pada dirinya, dia butuh itu, karena tidak lagi ingin menjadi alasan kesedihan Jimin dan Ji Ae.
Sebenarnya tidak masalah lagi sungguhpun kesembuhan itu enggan menghampiri dirinya, dia sudah bertekad akan membuka hati kepada Jimin. Tetapi bukankah lebih baik jika dia bisa mengingatnya kembali? Mereka bisa melanjutkan cerita yang sudah lama dijeda, tidak perlu memulai dari nol.
Tapi sungguh! Aera ingin mencobanya apapun yang terjadi pada dirinya, semoga saja tidak terlambat! Setelah mendapat pesan semalam, berisikan Jimin ingin mengajaknya jalan-jalan di taman bermain, seolah tidak ingin ia lewatkan tanpa kesan baik hari ini.
Mungkin memang sedikit terlambat, namun percayakah orang-orang yang sudah muak dengan sikap dan sifatnya bahwa mengambil keputusan itu sangat sulit baginya?
Coba kau bayangkan, baru saja bangun tidur, lalu sudah menjadi istri seseorang, parahnya lagi sudah memiliki anak berusia tiga setengah tahun pada saat itu. Dan bersamaan dengan itu, dia telah jatuh cinta kepada Seokjin, cinta pada pandangan pertama pula.Coba kau bayangkan lagi, di saat segalanya menjadi kosong, kau dipaksa menerima kenyataan teraneh itu, menerima keluarga yang entah datang dari mana, lalu meninggalkan cinta pandangan pertamamu. Sungguhpun banyak bukti yang menjuru pada kebenaran bahwa mereka telah menikah, hal itu taklantas membuat Aera ingin begitu saja menerima. Aera masihlah wanita yang belum genap 25 tahun, masih ingin menikmati cinta yang seolah hanya ada di salah satu musim saja, lalu berpisah setelah musim berganti. Tidak muluk-muluk keinginannya, sama seperti anak kuliahan pada umumnya yang mudah bosan dalam menjalani hubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HITCH ✔️
Fanfiction♡TOLONG DIFOLLOW SEBELUM MEMBACA:)♡ RATE : MATURE [CERITA SUDAH TAMAT] [DALAM TAHAP REVISI] "Menyerahlah sekarang, karena aku tidak akan pernah melepaskanmu jika malam ini kau tidak memutuskan pergi dariku." -Park Jimin "Tidak! Aku tidak akan menye...