27| Adore

6.8K 446 120
                                    

Kita sandingkan sajalah Aera dan Eun Mi ini biar terlihat akrab.
Btw, kenapa malah jadi mirip:')

Oh iya, aku kemarin bikin nama teman Aera itu Jira,ya? Nama dia tu sebenarnya Jina, bukan Jira, aku salah tulis (mon maap, sungkem ni sama kalian satu2)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh iya, aku kemarin bikin nama teman Aera itu Jira,ya? Nama dia tu sebenarnya Jina, bukan Jira, aku salah tulis (mon maap, sungkem ni sama kalian satu2). Dari part di awal2 aku emg udh memperkenalkan dia sebagai Jina. Jadi jangan bingung ya kalau nanti memuin nama Jira atau Jina, orangnya sama kok.

Oke jangan lupa VOMENT, ya:)

Selamat membaca
• • • •

Ruangan terasa begitu sepi kala Aera terbangun dari tidurnya. Dia tidak melihat siapapun yang ada di sini selain perawat yang tadi sempat mengantarkan sarapan pagi untuknya.

Jimin benar-benar menuruti perkataannya. Suaminya mungkin saja semalaman ini memang sedang mencari ketenangan bersama pacarnya, begitulah pikirnya.

Hari ini Aera semakin menambah kebenciannya kepada Jimin karena dugaan-dugaannya. Tapi, bersamaan dengan rasa benci, ada rindu yang ikut mengiringi perasaannya, buktinya kini Aera bisa mencium aroma Jimin di ruangan yang kosong ini, seolah Jimin memang sedang bersamanya.

Astaga! Aera benar-benar merasa sudah sangat menggilai Jimin, sampai hidungnya pun ikut menghipnotisnya. Bahkan rasa bencinya yang sedang meluap ini tak bisa mengalahkan rasa cintanya kepada Jimin.

Aera yang semakin merasa terganggu oleh bayang Jimin di pagi hari, lantas dengan cepat mengerjapkan matanya, lalu juga mengusapnya dengan tangan untuk mendapatkan kesadaran.

Di tengah dirinya yang sedang berusaha untuk sadar dari lamunan, pintu kamar pun terbuka, saat itu pula Aera terkesiap, dia langsung melihat siapa yang sedang masuk ke kamarnya. Baru melihat sekilas, dia sudah tahu yang datang adalah si penghuni pikiran yang tadi sempat mengganggunya.

Jimin berjalan mendekati Aera, tidak menyapa atau tersenyum padanya, hanya menghampiri dan duduk di sampingnya setelah meraih semangkuk bubur yang tadi sudah diantar oleh perawat.

Pagi ini Jimin terlihat sangat segar, sepertinya dia pulang untuk mandi dan mengganti pakaiannya. Jimin memakai jaket abu-abu, rambut kecokelatan yang ditata sesuai ciri khasnya, ditambah lagi aroma parfumnya yang semerbak membuat Aera nyaman sekali menghirupnya dari kejauhan.

Tapi, melihat Jimin yang serapi ini, Aera mulai kembali berceletuk di dalam hati. Dia tidak menyangka sang suami bergaya seperti ini di pagi hari. Bukannya apa-apa, Aera hanya tidak bisa menahan perasaannya yang kegirangan sendiri melihat Jimin dengan ketampanan yang tidak bisa dinilai. Jimin tampan sekali hingga ingin sekali Aera memujanya.

Mungkin yang Aera rasakan saat ini memang pengaruh rindu karena sudah sebulan Jimin menghilang darinya, atau ini hanya pengaruh kehamilannya yang selalu ingin memuja-muja Jimin? Entahlah, Aera tidak peduli, yang jelas sekarang Aera masih berusaha agar rasa bencinya ini tidak goyah hanya karena Jimin yang sangat tampan pagi ini.

HITCH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang