Satu setengah tahun lagi, Bangtan akan menuntaskan kontrak kerjanya. Tidak ada lagi konser, tidak ada lagi gemuruh merdu suara army serta hamparan ungu yang mengelilingi panggung. Kata perpisahan memang selalu menjadi hal tersedih, walau diakhiri dengan baik, dengan senyuman, dengan tawa, atau dengan membuat acara besar sekaligus. Tetap saja, perpisahan merupakan satu cerita yang begitu pelik.
Itulah mengapa saat ini, Bangtan selalu memberikan kenangan terindah untuk army. Di sisa waktu ini, Bangtan terus menerus memberikan cintanya kepada army, serta semakin mendekatkan dirinya kepada para fans yang sudah dianggap sebagai orang yang paling dicintai di dalam hidup mereka.
Tidak ada bedanya dengan Jimin yang saat ini memberikan banyak hati untuk army. Jimin berkali-kali memekik perasaannya untuk army. Dia bahkan menangis diakhir konser hari ini. Berkali-kali membungkukkan tubuhnya untuk memberikan penghormatan, serta menggapai beberapa juluran tangan army yang mampu ia jangkau.
Bagi Jimin sendiri, army dan Aera adalah penisilin biru terbaiknya. Jika salah satunya menghilang, memang tidak akan manjur seperti biasanya. Namun setidaknya, salah satu yang masih ada ini mampu menjadikan alasan Jimin untuk melanjutkan hidupnya.
"Amyyy!! Sampai bertemu di konser berikutnya! Aku sangat mencintaimu!!"
Lagi dan lagi kalimat itu yang menggema di dalam Venue. Beserta suara isak yang semakin mengisi titik konser, bangtan dan army sama-sama tahu bahwa sebentar lagi masanya akan selesai.
Tidak berbeda dengan wanita berpakaian serba hitam bersama kamera besarnya yang berada di tengah laut ungu. Dia tidak mengingat apapun mengenai konser dan perasaannya terhadap tujuh lelaki ini. Namun entah mengapa, air matanya ikut mengalir, serta dadanya ikut sesak. Saat ini dia mengerti, bahwa dulunya dia sangat menyukai ketujuh pria ini. Dia bahkan tidak kehilangan kepiawaiannya dalam mengambil foto-foto pria itu.
Aera pernah berkata kepada dirinya sendiri bahwa masa lalu hanyalah sebuah masa lalu. Jika sudah hilang atau tidak terkenang lagi, maka tidak ada alasan untuk dicari kembali.
Namun saat ini, Aera ingin meralatnya, dia tidak ingin melupakan kenangannya bersama bangtan. Aera ingin mencari satu persatu serpihan kenangannya bersama bangtan.****
Aera sudah mengikuti konser kali keduanya pasca keluar dari rumah sakit. Sistemnya selalu sama, Aera bergabung dengan army lainnya saat menonton, lalu setelah konser berlalu, dia akan diantar staff untuk ikut ke backstage menyusul Bangtan.
Memang agak rumit, karena resikonya sangat besar. Army bisa saja mengenal istri Jimin yang ikut duduk bersama mereka. Namun, semua ini dilakukan untuk kebaikkan Aera. Pihak agensi sengaja melakukan ini agar Aera merasakan kembali euforia saat menjadi masternim, barangkali dia dapat mengingat siapa dirinya.
Sayangnya, hingga saat ini, Aera masih menjadi wanita dengan lembar kehidupan baru. Wanita yang selalu membuntuti Seokjin setelah konser selesai.
"Seokjin-ah.. aku membawa ini khusus untukmu." Aera memberikan sekotak mandu untuk Seokjin. Lantas pria kekar yang sedang kelelahan itu menoleh kearah mandu sebelum akhirnya melempar pandangan ke arah Jimin yang sedang memperhatikan mereka.
"Aku tidak lapar," jawab Seokjin singkat.
"Kalau begitu, cicipi satu saja. Aku sudah berjuang membuat ini sebelum pergi." Aera masih memaksa, bahkan sudah membuka kotak makannya.
"Apa ini?" Jimin baru saja datang. Dengan santainya dia duduk di salah satu meja, tepat di depan Aera dan Seokjin. Tanpa izin, Jimin sudah merebut kotak makan dari tangan Aera.
![](https://img.wattpad.com/cover/204370133-288-k726252.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HITCH ✔️
Fanfiction♡TOLONG DIFOLLOW SEBELUM MEMBACA:)♡ RATE : MATURE [CERITA SUDAH TAMAT] [DALAM TAHAP REVISI] "Menyerahlah sekarang, karena aku tidak akan pernah melepaskanmu jika malam ini kau tidak memutuskan pergi dariku." -Park Jimin "Tidak! Aku tidak akan menye...