Hy, selamat bermalam senin. Jangan lupa istirahat yang cukup ya, biar seger besok beraktifitas di senin pertama tahun 2020💜💜
Syelamat membacaaaa🙃🌚
Pagi ini, udara dingin menyelimuti Reykjavik yang akan membuat siapa saja malas untuk memulai aktivitas.
Namun berbeda dengan Aera, pukul enam pagi ini sudah menyeduhkan teh, menyiapkan roti bakar, serta menyiapkan beberapa makanan untuk menjadi bekal perjalanan yang sebelumnya sudah ia beli di swalayan yang berada di lantai bawah.
Sebenarnya ia tidak perlu direpotkan seperti ini karena walaupun ada dapur di setiap kamar, hotel juga telah menyiapkan Restaurant di lantai bawah. Tapi sepertinya Aera sangat bersemangat mengeluarkan ilmu-ilmunya yang beberapa terakhir telah melakukan kursus masak secara autodidak. Dia ingin menunjukkan pada Jimin, bahwa dia istri yang hebat.
Setelah semuanya sudah siap dihidangkan, gadis yang saat ini memakai sweater navy ini duduk untuk menunggu Jimin yang sudah setengah jam lalu menjalani segala macam ritual di kamar mandi.
Kepala yang sedari tadi sedang ditundukkan, kini diangkat perlahan saat mendengar pintu kamar yang terbuka. Namun secepatnya pandangan itu dialihkan keluar jendela saat mengetahui Jimin menghampirinya dengan bertelanjang dada dan masih memakai handuk di bagian bawahnya.
Tampaknya hanya Aera yang sangat terganggu dengan pemandangan itu, namun berbeda dengan Jimin yang melangkah santai mendekatinya, bahkan sedikit terkekeh melihat keterkejutan istrinya.
Sesampainya di sisi meja, Jimin meraih segelas air putih lalu meneguknya.
"Kau kenapa?" tanya Jimin dengan bibir tebal yang terkulum senyum menggoda. Matanya menyipit gemas melihat Aera yang sedang gugup melihat dada telanjang yang ditetesi air dari rambut basahnya.
"Oppa, a-apa tidak dingin?" tanya Aera gelagapan. Sebenarnya hal ini mengingatkan saat dia mengikuti konser Bangtan, lalu di tengah aksi panggung saat menyanyikan lagu 'No More Dream' Jimin sering kali mengangkat bajunya untuk memperlihatkan six-pack ABSnya.
Dan---Aera adalah salah satu orang yang menjerit paling keras saat hal itu terjadi.
"Ra, apa tidak ingin teriak?" goda Jimin yang membuyarkan lamunan Aera serta pertahanannya sehingga tangannya refleks menutupi wajahnya.
"A-apa ma-maksud oppa?"
Jimin terkekeh, lalu berdecak bingung."Aneh sekali, kau tidak Army lagi ya? Seharusnya kau tidak menyia-nyiakan untuk melihat ABS ini secara gratis, bisa disentuh pula jika kau mau." ucapnya tidak tahu malu, tapi ada benarnya juga. Aera memang sudah menahannya agar sedikitpun tidak ada suara yang lolos dari pertahanannya.
"Tidak seru! Coba saja kau teriak, aku pasti akan melakukan gerakkan No More Dream. Ah sudahlah!" ucapnya lalu berbalik badan menuju kamar.
Aera masih berdecak kesal memikirkan ucapan Jimin yang akan melakukan gerakkan No More Dream saat masih memakai handuk. Pagi-pagi sudah gila.
"Ah, aku rindu konser dan army." Sayup-sayup penuturan itu dapat Aera dengar dari kejauhan.
Mendengarnya membuat dua sudut bibir tipis itu tertarik ke atas, membentuk senyum manis dan bangga. Jimin benar-benar menyentuh hatinya, penuturan itu keluar begitu saja dari mulut Jimin, pasti lelakinya sangat tulus mengucapkannya. Ingin sekali rasanya Aera memberitahu kepada army bahwa Jimin milik army ini sangat merindukan mereka.
Ah, sejujurnya Aera juga rindu berkumpul di tengah army.
****
Jimin dan Aera bergegas menuju Skaftatfell National Park untuk melihat air terjun Svartifoss yang juga dikenal dengan 'The Black Waterfall'.
KAMU SEDANG MEMBACA
HITCH ✔️
Fanfiction♡TOLONG DIFOLLOW SEBELUM MEMBACA:)♡ RATE : MATURE [CERITA SUDAH TAMAT] [DALAM TAHAP REVISI] "Menyerahlah sekarang, karena aku tidak akan pernah melepaskanmu jika malam ini kau tidak memutuskan pergi dariku." -Park Jimin "Tidak! Aku tidak akan menye...