51

12.2K 1.4K 940
                                    

Hai? Kangen ga? Aku harap kalian kangen si :<

Karena aku lagi sedih bekos akhir-akhir ini banyak masalah, kalian semangatin aku yaa? Ga usah pake kata-kata manis, cukup komen di bagian ff ini aja.

Anggap aja double update, ini panjang bat anjie. Maapin yaa

Makasih udah baca sampai sejauh ini, Chiro sayang kalian 💚💚

Makasih udah baca sampai sejauh ini, Chiro sayang kalian 💚💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(bonus lockscreen)

🍒🍒

Hana enggak tau kenapa semesta hobi membuat pikirannya bertambah. Abis ga ada angin enggak ada hujan, Hangyul yang kemarin-kemarin menghilang bagai ditelan bumi tiba-tiba memvidcallnya.

Bukannya seneng, Hana malah bingung pada awalnya. Tapi kebingungannya langsung ditepis karena Hangyul bilang; ketika menghilang Hangyul fokus skripsian dan sekarang pun dia lagi nyelesain bab skripsinya. Tadinya Hangyul mau ngehubungin Hana pas skirpsinya kelar, tapi ternyata susah kelarnya dan dia keburu kangen.

Terus dia bilang kalo februari dia bisa nyelesain skripsinya, bulan aoril dia bisa sidang dan mungkin sekitar mei Hangyl wisuda.

Tapi mendengar itu Hana juga enggak langsung seneng, jujur aja. Entah emang mood Hana lagi buruk gara-gara ujian atau apa, Hana cuman berharap Hangyul enggak pulang dulu.

Kalo Hangyul pulang, Hana bingung gimana cara yang baik menghadapi sahabatnya itu. Jujur sama Hangyul soal perasaannya ke Seungwoo bukan pilihan yang baik, tapi enggak jujur lebih ga baik lagi.

"Argh!" Hana frustasi sendiri jadinya. Sekarang beban pikirannya bukan cuman sekedar pelajaran, tapi ada perasaan juga. Harusnya sih Hana enggak mikirin soal perasaannya karena pelajaran jauh lebih penting, TAPI DA GA BISA ATUH LAH!

Dan lagi, pada pukul satu dini hari Hana memukul kepalanya dengan buku bindernya.

Paginya wajah Hana nampak lebih kusut, padahal dia udah mandi dan mau berangkat ke kampus--tapi mukanya udah kek gembel.

Sakura yang kasian sama Hana akhirnya berbaik hati memesankan bubur yang nangkring di deket kosan, Hana ga sakit sih tapi daripada tu anak ga sarapan. "Biar lo ga maagh."

"Aduh neneng Sakura baik banget deh," Hana auto senyum pas disodorin bubur, seolah penyebab kekusutan wajahnya hanya karena makanan. Padahal lebih dari itu. "makasih yaa."

Setelah Hana menerima buburnya, Sakura duduk disamping cewek asal bandung itu. Dirinya menyiritkan dahi heran karena Hana langsung memakan buburnya tanpa diaduk. "Aduk dulu kek."

"Maaf ya, gua tim bubur ga diaduk," balas Hana lalu melanjutkan makannnya.

"Hah?! Sumpah lo tim bubur ga diaduk?! Dih, emang enak?" tanya Sakura heboh. Masalahnya dia baru menemukan manusia seperti Hana yang dengan anehnya enggak ngaduk buburnya sendiri.

Bapak SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang