Dipaksa Polisi

7.6K 390 12
                                    

Satu langkah lebih dekat. Itu artinya satu langkah lebih dekat dengan orang tuanya. Bukan orang yang diperjuangkan.

(The Perfect Police)


Laki-laki berpakaian kemeja kotak-kotak yang memperlihat kaosnya itu sedang duduk di salah satu gazebo fakultasnya—Fakultas Teknik. Sebentar matanya melihat ke sekitar, sebentar melihat ke layar ponselnya. Dia sedang menunggu seseorang.

Setelah sekitar sepuluh menit menunggu, perempuan yang yang ditunggunya datang. Perempuan itu melambaikan tangannya ketika laki-laki itu menangkap keberadaannya. Perempuan itu setengah berlari menghampirinya.

"Kak David," panggil perempuan itu.

Laki-laki bernama David itu tersenyum.

"Duduk," kata David. Perempuan itu menurut. "Apa yang mau kamu omongin sama aku?" lanjutnya bertanya.

"Janji jangan marah dulu. Ya?" Perempuan itu menyiapkan jari kelingkingnya.

"Iya, ada apa?" tanya David seraya mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking perempuan itu.

"Kemarin aku dilamar."

David memperlihatkan wajah yang terkejut.

"Zulfa, kamu bercanda kan?"

"Aku serius, Kak. Sebenarnya udah dua hari lalu."

"Kenapa baru bilang sekarang? Terus kamu terima lamaran itu?"

"Maaf. Aku sempat nolak. Tapi, ayah aku bilang pendekatan dulu, selanjutnya aku bisa mutusin nolak atau gak. Aku setuju kalau kayak gitu. Eh, tadi malam, katanya langsung nikah aja." Zulfa mengatakannya dengan ragu-ragu.

"Langsung nikah?"

"Iya."

"Kalau gitu, kita putus."

"Please, jangan putus. "

"Aku gak mau pacaran sama perempuan yang statusnya calon istri orang lain. Kalau kamu gak mau kita putus, kamu tolak lamaran atau rencana pernikahan itu."

"Aku gak bisa."

"Kenapa?"

"Dia anak dari teman baik ayah aku. Pokoknya ada alasan lain juga yang gak bisa aku jelasin sekarang."

"Udahlah kita putus aja."

"Jangan, aku butuh Kakak supaya dia sendiri yang ngebatalin rencana pernikahan ini."

"Maksud kamu?"

"Aku udah kasih tahu dia kalau aku udah punya pacar. Tapi, dia gak peduli. Satu-satunya cara adalah bikin dia cemburu. Terus muak sama kelakuan aku."

"Aku gak suka sama dia. Aku gak mau nikah sama dia. Cuma kak David yang bisa bantu aku sekarang," tambah Zulfa.

"Aku aja belum kenal sama orang tua kamu. Mereka juga pasti belum tahu aku kan? Mereka belum tahu kamu punya pacar juga kan?"

"Iya, aku belum kasih tahu mereka kalau punya pacar. Besok, atau nanti aku kenalin deh."

"Kamu yakin? Jangan-jangan aku langsung diusir nanti."

Zulfa baru memikirkan rencananya ini tadi malam. Dia sudah mencari banyak informasi di pencarian google. Dia juga belajar dari beberapa film tentang perjodohan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah tetap berpacaran dengan laki-laki lain. Atau melakukan hal bodoh dan menyebalkan agar pasangannya muak.

"Gak akan, gak akan diusir, Kak."

"Oke. Demi kamu. Aku tetap di samping kamu."

"Masih pacaran, kan?"

THE PERFECT POLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang