Usai

5K 389 147
                                    

ALERT !!
Ada adegan yang bisa saja memicu jatuhnya air mata.

Lagu milik band papan atas Sheila On7—Yang Terlewatkan menggema di salah satu toko di Sleman City Hall. Toko buku yang sudah memiliki nama di Indonesia itu menjadi tujuan utama mereka pergi ke mall. Zulfa yang mengajak Sekar untuk membeli sebuah buku karya penulis favoritnya sejak mengenal Wattpad—Alvi Syahrin.

"Wah, untung masih kebagian," ucap Zulfa seraya langsung mengambil buku berjudul 'Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa' yang hanya tersisa dua.

"Terus kamu bilang apa? Kamu bakal lepasin kak Rahman buat kak Citra?" tanya Sekar yang masih berfokus pada topik pembicaraan sebelum Zulfa heboh mendapatkan buku yang ditunggunya terbit.

"Iya. Apalagi?" balas Zulfa santai. Kemudian berpindah rak untuk mencari novel atau buku lain yang cocok untuk dibacanya.

"Serius, Fa?"

Sekar tidak percaya. Menurutnya, mulai sekarang Zulfa harus mempertimbangkan Rahman bukannya melepaskan untuk orang lain begitu saja.

"Dua rius," jawab Zulfa yang sedikit fokus membaca sinopsis salah satu novel.

"Kamu gak mau mempertimbangkan kak Rahman lagi? Dia udah berjuang sampai sejauh ini. Kamu juga gak bisa mengelak kalau kamu mulai suka sama dia, kan?"

Zulfa mengembalikan novel yang dipegangnya ke rak.

"Ibu Sekar Yang Tercinta, aku suka sama polisi itu emang bener. Dia itu laki-laki hebat yang selalu ada buat aku. Tapi, perasaan aku gak lebih dari sebatas rasa suka."

"Lagipula, hubunganku dengan kak David udah membaik. Sangat baik. Dia selalu ijin kalau mau jalan sama siapapun," lanjut Zulfa.

Zulfa berjalan menuju kasir. Dua buku dirasanya sudah cukup untuk mengisi waktu kosong di liburan semesternya.

"Kamu yakin? Setelah ikatan perjanjian kalian putus, laki-laki yang kamu nilai hebat itu gak akan lagi selalu ada buat kamu. Sedekat apapun kalian di masa lalu, orang yang akan menjadi prioritasnya adalah orang yang menemaninya di masa depan. Kamu yakin mampu?"

Ayolah, Fa. Gak ada laki-laki yang lebih baik buat kamu selain kak Rahman. Dia laki-laki yang udah kamu suka sejak sekolah dasar. Laki-laki yang kamu tunggu pulang ke Bandung meski dia sudah jelas pindah ke Jogja. Tapi, kamu bahkan tidak menyadarinya.

Sekar tidak mau sahabat yang sudah dianggap saudaranya sendiri ini akan menyesal.

"Yakin!" jawab Zulfa mantap.

"Totalnya seratus enam puluh empat ribu, Kak," ucap kasir menyela pembicaraan mereka berdua.

"Gak usah diplastik, Mas," minta Zulfa saat melihat kasir laki-laki itu akan mengambil plastik. Kemudian, dia menyerahkan uang seratus tujuh puluh ribu.

"Aku yakin, Sekar. Aku sama kak David, Pak Polisi sama kak Citra. Itu yang terbaik," ucap Zulfa melanjutkan kalimatnya tadi.

Sekar menatapnya seperti tidak puas dengan jawabannya.

"Tapi, Fa, kalian itu-"

"Udah ah, jangan bahas itu lagi," potong Zulfa.

Kalian itu sepertinya memang ditakdirkan bersama. Kamu pindah ke Jogja juga, akhirnya dipertemukan dengan kak Rahman lagi.

"Bantu aku cari kado buat kak David aja yuk."

"Kado?"

"Beberapa hari yang lalu dia kasih aku ini," ucap Zulfa seraya menujukkan jam yang dipakainya di tangan kiri penuh kebanggaan.

THE PERFECT POLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang