PROLOG

27.4K 1.3K 32
                                    

SEBELUM BACA KUY FOLLOW DULU YA GAES AUTHORNYA.

DAN JANGAN LUPA TAP BINTANG 🌟
HAPPY READING 😉😉😉

DESCLAIMER : MAAF CERITA SAMA SEKALI BELUM DIREVISI. HARAP MAKLUM JIKA BANYAK MENEMUKAN TYPO, ATAU KEBOCORAN PLOT.






"Gue yang naik duluan,  lo jaga-jaga dulu aja di bawah. Awasin kali ada yang liat. Dan, mulut lo diem kalau nggak mau gue sumpal pake sepatu."

Aku menoleh saat mendengar suara itu. Ada dua anak cewek dan cowok yang sedang grusak-grusuk di samping pohon yang tumbuh dekat tembok tinggi di belakang sekolah. Aku merapatkan tubuh sembari mengintip apa yang mereka lakukan.

"Gue takut, Kan," ujar si cowok. Mukanya terlihat cemas.

"Cemen banget sih, lo?! Udah ikutin gue aja. Lo nggakak mau 'kan ketinggalan konser itu?" si cewek  yang nampak lebih dominan berujar meyakinkan si cowok.

"Ya, tapi nggak harus kaya gini caranya."

Sekarang aku tahu apa yang sedang mereka lakukan. Bolos sekolah. Hmm.

"Kita akan naik menggunakan tali ini. Di balik tembok ini udah ada tangganya, nanti kita tinggal turun ke bawah."

"Gila aja! Masa kita naik tembok setinggi ini cuma pake tali sih, Kan?! Gue nggak mau, ntar gue jatuh bukannya nonton konser malah mati sia-sia."

"Nggak usah lebay, deh. Nih lihat cara gue."

Cewek itu mulai menarik tali yang bergelantung di tembok pembatas. Seperti sedang memastikan daya beban tali itu. Tak lama kemudian, dia mulai menaiki tembok pembatas dengan bantuan tali tersebut dan beberapa tonjolan yang seperti sengaja sudah dibuat.

Aku ternganga melihatnya berayun merambat. Lalu kakinya menapaki setiap tonjolan dengan mudah. Tangannya terus bergerak naik ke atas seiring dengan gerakan kedua kakinya yang lincah. Aku melihat dengan takjub. Dia cewek, tetapi bisa melakukan itu. Aku sendiri nggak yakin bisa melakukannya.

"Sekarang giliran lo, cepetan naik," seru cewek itu ketika sudah sampai di  puncak dinding.

Aku bisa melihat dengan jelas wajah cewek spider berkulit coklat itu. Gila! Aku baru lihat cewek semanis dia.

"Sori, Kan. Mending gue nggak usah nonton konser itu daripada jatuh terus patah tulang," ujar cowok yang bersamanya menggeleng.

"Astaga! Den! lo mau ke mana?"

Cowok itu pun kabur meninggalkan cewek itu sendirian di atas tembok pembatas sana.

Seseorang menepuk pundakku dari belakang, dan membuatku terkejut.

"Lo lagi ngapain?"

Aku menoleh dan mendapati Eizal teman sekelasku sudah berada di belakangku ikut memperhatikan apa yang aku lihat.

"Oh, si Kanya. Kabur lagi dia, ya?"

Eizal mengenal anak itu? Dan, kulihat di atas tembok sosoknya sudah tidak terlihat lagi.

"Memang dia sering begitu?" tanyaku tak percaya.

Eizal mengedikkan bahu. "Kurang tau sih, tapi gue pernah lihat dia bolos tempo hari."

"Anak kelas berapa memangnya dia?" tanyaku penasaran.

"Anak kelas satu."

Mataku melebar. "Anak kelas satu, tapi berani bolos begitu? Menakjubkan." Setelahnya aku menggeleng tak percaya.

"Lo bakal lebih takjub lagi kalau lihat dia naik wall climbing."

Rasa penasaranku dimulai dari sini. Dengan sosok mungil berkulit cokelat pemanjat dinding. Boleh juga. Kedua sudut bibirku tertarik membentuk seulas senyum.

Dia Kanya, si Gadis Gula Jawa-ku. Pencuri hatiku sepuluh tahun yang lalu.

Prince Charming Vs Gula Jawa ( TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang