BAGIAN 8

7.2K 708 29
                                    


Lima tahun kemudian.

Aku bergegas memasukkan semua sketsa yang aku buat untuk seorang klien yang lumayan sering memakai jasa perusahaan tempatku bekerja untuk brandnya. Terhitung sudah ke sepuluh kalinya dia memintaku untuk mendesaign brand tas produksinya sejak aku pindah ke sini.

Beberapa tahun ini aku bekerja di sebuah perusahaan desaign art yang lumayan famous di Surabaya. Aku di sini atas rekomendasi Kenan.
Yah, aku pindah dari Jakarta ke Surabaya setelah lulus. Suasana baru lebih membuatku fokus. Semua dimulai dari nol. Tidak ada jejak kenangan yang membuatku sakit di sini. Aku bisa lebih leluasa berkarya. Sesekali jika libur bekerja, aku akan mengisi dengan pendakian atau traveling. Jawa timur memiliki destinasi yang menarik untuk dijelajah.

Aku memasuki lobi sebuah gedung berlantai sepuluh. Kantor klienku ada di lantai delapan. Beberapa contoh desaign baru yang aku buat sudah aku bawa. Tara, bosku yang nyentrik itu bersikukuh memintaku agar terus menangani klien yang satu ini. Lebih ke sama-sama perempuan jadi aku dianggap lebih tahu keinginannya.
Tidak seperti biasanya klienku ini memintaku mendesaign sesuatu bernuansa cinta. Aku sempat bingung akan mendesaign apa. Cinta, mendefinisikannya saja rasanya aku sudah tidak bisa. Bagaimana aku bisa menuangkannya dalam sebuah gambar?

Aku sudah jera menyeret diri pada sesuatu yang bearomakan cinta. Akhirnya aku hanya menggambar beberapa sketsa tentang bunga. Mungkin cinta bisa diidentikkan perasaan yang penuh bunga. Yaa, itu mungkin saja kan? Aku bahkan sudah lupa rasanya mencintai itu seperti apa.

Aku masuk ke sebuah ruangan saat pemilik di dalamnya mempersilahkan masuk. Seorang wanita cantik dengan senyum yang ramah menyambutku.

"Hai Kanya... Gimana? Berhasil?" tanyanya kemudian. Karena sering bekerjasama mungkin kami sedikit agak akrab.

"Mbak Nadine bisa lihat sendiri. Aku nggak tau desaignku kali ini sesuai yang Mbak ingin atau nggak. Jujur aku agak tahu harus menggambar apa dengan tema cinta."

Nadine tergelak. "Memangnya kamu nggak pernah jatuh cinta?"

Salah tingkah aku menggaruk dagu. "Entah, lupa."

Wanita itu kembali tertawa. "Aku nggak yakin kalo kamu belum pernah rasain yang namanya jatuh cinta. Hampir semua manusia yang ada di bumi ini pasti mengalaminya."

Tentu saja itukan perasaan yang manusiawi. Tapi kalau boleh memilih mending aku tidak perlu merasakannya daripada akhirnya berujung kecewa. Astaga. Aku sudah seperti orang yang trauma saja.

"Gambarnya bagus sih, tapi ada sesuatu yang beda dari gambarmu kali ini. Gimana ya? Menurutku kamu menggambarnya kurang maksimal nggak seperti biasanya," komen Nadine saat sudah melihat beberapa hasil gambar sketsaku. Tapi lantas kemudian dia menatapku dengan mata sedikit melebar.

"Astaga Kanya! Jadi kamu beneran belum pernah jatuh cinta?'
Aku berdecak. "Apa hubungannya sih Mbak?"

"Aku udah beberapa kali menggunakan desaign kamu. Dan hasilnya luar biasa. Tapi kali ini kamu mengerjakannya seperti setengah hati. Ada apa denganmu? Aku pikir tema kali ini nggak terlalu sulit untuk menghasilkan gambar yang uwaw."

"Jadi desaignku gak cocok ya Mbak?"

"Desaign ini bagus, tapi nggak sesuai ekspetasiku." Nadine menggeleng kecewa. Dan aku mendesah.

"Kamu bisa cerita padaku kalo ada masalah," wanita berkulit putih itu menatapku.

"Aku nggak ada, masalah apa-apa. Yang bermasalah itu Mbak. Nggak biasanya minta desaign bertema cinta."

Lagi-lagi Nadine tertawa. "Memangnya kenapa? Wanita itu identik dengan cinta."

"Kecuali kalo Mbak Nadine memang lagi jatuh cinta."

Prince Charming Vs Gula Jawa ( TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang