BAGIAN 12

6.5K 638 18
                                    

Aku masih terpaku di tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku masih terpaku di tempat. M-E-N-I-K-A-H. Menikah?  Aku tidak salah dengarkan? Atau mungkin sebenarnya aku sedang tidur lalu bermimpi yang aneh seperti ini. Naren mengajakku menikah? Yang benar saja.

"Kanya."

Tapi melihat dia memanggil namaku denga menggoyangkan tanganya yang masih tertaut di tanganku, membuatku sadar kalau ini bukan mimpi atau halusinasiku saja. Buru-buru aku melepas tanganku.

"Naren, kayaknya kamu lagi terserang kantuk parah. Mending sekarang kamu pulang aja."

Matanya mengerjap pelan. "kantuk parah apa? Mataku masih seger gini. Atau kamu mungkin yang ngantuk?"

"Ah ya! Aku yang ngantuk. Jadi sekarang kamu pulang oke?"

Dia menggeleng tapi lantas berdiri. Itu membuat aku bernapas lega. Dia menatapku sekali lagi.
"Kanya yang aku katakan tadi itu benar,  aku ingin kita menikah."

Aku menelan ludahku dengan susah payah.

"Dari dulu sampe sekarang cuma kamu satu-satunya wanita yang mau aku nikahi."

Sengatan kecil menyerangku kembali. Itu hanya sebuah ucapan Kanya. Tidak seharusnya kamu jadi salah tingkah seperti ini. Lagi pula,  aku harus ingat Naren pernah mengkhianatiku.

Aku memalingkan wajah. Ternyata luka itu masih saja bersisa. Dan kadang perasaan seperti ini lah yang membuatku merasa akan lebih baik kalau Naren menjauh saja.

"Aku ngantuk."

Sekarang aku benar-benar tidak ingin melanjutkan percakapan ini.

"Baiklah. Aku pulang. Kamu pergi tidur saja."

Naren beranjak, tangannya terulur hampir menyentuh kepalaku. Namun, dia menariknya kembali.

"Selamat malam."

Dan aku masih saja terpaku di sini saat derum mobilnya pergi meninggalkan pelataran rumahku. Rasanya ada yang salah. Kenapa aku malah menyuruhnya pulang? Harusnya aku ajak saja dia bicara dan menolak ajakkan menikahnya, dengan begitu dia tidak akan repot-repot lagi menemuiku karena sudah aku tolak.
Iya, harusnya seperti itu?

Apa motivku membiarkan tanyanya menggantung? Bahkan untuk menikah saja tidak ada dalam daftar rencanaku. Jika Naren bertanya kembali bagaimana?

***

Wanita di depanku memandangku intens.  Selama mengenalnya baru kali pertama  aku dibuat serisih ini. Apa yang dia pikirkan dengan menatapku seperti itu?

"Aku nggak nyangka ternyata wanita yang sangat Naren puja adalah kamu."

Nadine tertawa getir saat mengatakan itu. Aku sudah mengecewakannya.

"Mbak aku benar-benar nggak tau kalo laki-laki yang kamu maksud adalah dia. Tapi Mbak,  aku sama dia udah lama berakhir."

Nadine menggeleng pelan. "Naren tidak berpikir begitu. Mungkin jarak memisahkan kalian. Tapi sedikit pun dia nggak pernah menghilangkan kamu dari ingatannya. Aku hanya salah seorang saja yang kebetulan belum menyerah untuk bisa bersamanya walaupun sebatas teman. Banyak wanita lain yang menjauh perlahan saat Naren dengan terang-terangan menolaknya."

Prince Charming Vs Gula Jawa ( TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang