BAGIAN 33

6.7K 634 27
                                    

Karena tembus 1K vote, hari ini aku update lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena tembus 1K vote, hari ini aku update lagi.
Terima kasih yang udah mau baca dan meramaikan Naren-Kanya.

Kuy makin ramaikan terus. 😊😊😊

"Bukan karena alasan apa pun, apalagi hanya karena aku dan Kanya tidur di tempat yang sama. Mama dan Papa akan datang ke rumah Kanya memang sudah pada seharusnya. Aku mencintai Kanya. Dari dulu, sekarang, atau pun nanti." Naren bersuara. Dia memandang satu per satu keluarganya.

"Papa tahu kan apa yang akan terjadi jika Papa masih berkeras hati dengan keinginan Papa?" lanjut Naren membuat Om Damian bungkam.

Kepalaku masih menunduk. Sedikit tidak mengerti dengan perkataan Naren yang terakhir. Memangnya apa yang akan terjadi?

"Papa seperti nggak pernah muda saja," celetuk Arsen.

"Sudah, sudah. Lanjutkan sarapan kalian," ujar Tante Wanda.

Matanya melihatku kembali. "Kanya, Tante dan Om mau datang ke orangtuamu bukan karena kejadian semalam atau apa. Tapi karena memang sudah terencana. Itu sebabnya kami ke sini menyusul kalian. Tante percaya sama kamu, Sayang. Tante sudah lama mengenalmu." Senyumnya terulas dan itu membuatku sedikit lega.

Tangan Naren di bawah masih menggenggam erat. Dia menoleh padaku, sejenak kami saling pandang. Kepalanya mengangguk memberiku semangat dan seolah berkata
it's gonna be Ok.

***

Hari ini Tante Wanda mengajakku berwisata di Kota Batu membiarkan para laki-laki menyelesaikan urusan pekerjaannya.

Naren bilang, Om Damian ingin meninjau hotel yang katanya Naren bangun sendiri ini tanpa bantuan sang Papa. Aku tidak terlalu mengerti dengan bisnis perhotelan. Saat Tante Wanda memgajakku berkeliling wisata aku iya kan saja.

Kami menuju Marketing Wisata Petik Apel Batu. Berkebun bagi wanita seperti Tante Wanda mungkin memang kegiatan yang menyenangkan. Dengan bertopi lebar kami mendatangi tempat itu.

"Kita akan membeli beberapa kilo apel untuk oleh-oleh ke Jakarta. Apel-apel di sini meskipun berwarna hijau tapi manis dan segar. Mama kamu pasti menyukainya, dia juga pandai membuat pie apel. Rasanya sangat enak. Tante selalu sempatkan ke bakery Mama kamu."

"Tante sering ke toko kue Mama?"

Wanita paruh baya yang masih kelihatan muda itu tersenyum. "Biasanya kalo ada acara arisan keluarga atau kumpul-kumpul, Tante selalu pesan kue-kue dari bakery mama kamu, Kanya."

Aku mengangguk. Jadi begitu, untuk hal satu ini aku tidak tahu. Mama tidak pernah cerita soal itu.

Total ada sepuluh kilo buah apel yang Tante Wanda beli. Menurutku itu sangat banyak.

Bertolak dari wisata petik apel, Tante Wanda mengajakku menuju wisata edukasi. Lokasinya tidak jauh juga dari hotel. Naren seperti sudah memperhitungkan semuanya saat dia memilih lokasi pembangunan hotel. Selain dikelilingi pemandangan alam yang sejuk, hotel itu juga dekat dengan beberapa tempat wisata.

Prince Charming Vs Gula Jawa ( TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang