BAGIAN 36

10.6K 624 24
                                    

Acara malam ini terlihat lebih santai dari siang tadi. Tidak ada stage yang memajang kami sebagai pasangan pengantin. Ini boleh dibilang wedding party-nya anak muda.

Tidak seperti resepsi tadi siang yang diadakan di ballroom, konsep pesta kali ini outdoor di halaman hotel.

Tanganku melingkar erat pada lengan Naren. Suara MC acara bergema menyambut kedatangan kami. Tidak terlalu banyak tamu yang hadir. Aku dan Naren sepakat hanya teman-teman terdekat saja yang kami undang.

Awalnya, kami digiring MC untuk maju ke depan stage yang berisi alat musik lengkap. Naren dipaksa memberi sepatah dua patah kata untuk menyambut para tamu yang hadir.

"Malam semua," sapanya mengawali sambutan.

"Gue dan istri gue Kanya, mau ngucapin terima kasih banyak kepada teman-teman yang sudah meluangkan waktunya untuk hadir di acara bahagia kami. Akhirnya, gue bisa nikah juga. Buat lo yang belum, semoga segera menyusul. Itu aja sih, Guys. Ok, enjoy the party."

Setelahnya, suara musik mengalun merdu. Aku dan Naren turun bergabung dengan teman-teman lainnya.

"Selamat ya untuk kalian berdua." Sebuah suara membuat kami menoleh. Nadine.
Malam ini dia sangat cantik dengan balutan gaun berwarna abu-abu.

"Mbak Nadine."

"Kanya selamat ya, dan Naren kamu juga selamat. Akhirnya kamu bisa mendapatkan cintamu kembali."

"Thank's Nad, aku harap kamu segera menyusul kami." Naren menjawab dengan senyum tulusnya.

"Terima kasih ya Mbak, kamu udah mau datang," ucapku.

"No problem, asal kamu tetap mau mendesain brand-ku."

Nadine selalu berkata begitu, seolah dia tahu kalau Naren tidak mengijinkanku untuk bekerja lagi.

"Nadine,  ternyata kamu di sini."

Arsen kemudian muncul. Tapi yang aneh, Nadine menatap jengah akan kehadirannya.

"Naren, tolong bilang padanya. Aku nggak tertarik sama bocah."

Ucapan Nadine sontak membuatku menganga tak percaya. Jangan bilang Arsen sedang mengejar Nadine?

"Hey, kamu mengejekku, Nona!" Arsen tak terima. "Bocah ini bisa bikin bocah, kalo kamu mau tahu."

"Oya? Seberapa hebat punyamu? Aku nggak pernah tahu. Emang udah ada hasilnya?"

"Wow, Nona cantik. Apa kamu berniat membuktikannya?"

"Sorry, aku nggak suka bermain sama anak kecil," ujar Nadine beranjak.

"Hey, kamu mau kemana, Nona?!"

Arsen menggeram. Aku dan Naren hanya tersenyum geli melihat interaksi mereka.

"Perjuangan lo akan berat Dude, kalo sasaran lo sekarang dia," ejek Naren tersenyum meremehkan.

"Dan lo tau, gue suka yang menantang kayak gini. Gue kejar dia dulu."

Aku menggeleng melihat kepergian Arsen. Adik Naren itu...  Aku benar-benar tidak habis pikir.

"Abaikan dia, Sayang. Kamu lihat siapa yang datang," bisik Naren menarik perhatianku.

Dan seorang berpostur tegap tengah berjalan ke arah kami. Kenan. Di tangan kirinya memegang gelas tangkai panjang.

Senyumnya merekah ketika dia sudah di depan kami. "Congrats ya buat kalian."

Tangan Kenan terulur dan langsung disambut Naren. "Thank's."

Kemudian, Kenan memandangku sesaat. Tidak seperti yang dia lakukan pada Naren, dia hanya tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

Prince Charming Vs Gula Jawa ( TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang