BAGIAN 32

6.7K 614 28
                                    

"Arsen?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arsen?!"

Laki-laki itu tersenyum. Bukan, lebih tepatnya menyeringai. Aku sudah seperti tertangkap basah, apalagi dengan kondisi Naren tertidur tanpa atasan. Aku memegang kedua kepalaku. Pusing.

"Bangunkan dia, Mbak."

Arsen beranjak menuju salah satu kursi di sana.
Sekali lagi aku menoleh pada Naren yang masih pulas. Tanganku terulur hendak menggoyangkan badannya, namun urung saat melihat dengan teraturnya dada bidang itu naik turun.

Aku gunakan telunjukku untuk membangunkannya. Ku tekan-tekan lengannya yang terbuka.

"Naren, bangun."

"Mbak, dia nggak akan bangun kalo cara banguninnya kayak gitu."

Jadi, gimana dong? Aku nggak mau menyentuhnya. Kulihat Arsen menggelengkan kepalanya. Lalu kembali berdiri.

"Okeh, kalo gitu aku pergi aja, Mbak. Kalian ditunggu Mama sama Papa di bawah untuk sarapan bersama."

Hah?!

Mataku melebar. Namun belum sempat aku menanyakan sesuatu, Arsen sudah pergi dan masuk ke lift.

Gawat! Om Damian dan Tante Wanda ada di sini. Mendadak aku panik dan tanpa pikir panjang lagi, kugoyangkan lengan Naren cepat.

"Naren, bangun ayo! Om Damian sama Tante Wanda ada di sini."

Laki-laki itu hanya menggeliat dan bergumam tak jelas. Aish!

"Naren! Bangun!" kali ini kugoyang lengannya lebih kencang.

Matanya memicing sebelah dengan senyum sok manis. "Morning, Honey."

"Nggak ada morning-morning-an, cepet bangun. Atau kamu aku tinggal."

Aku baru akan turun dari sofa bed namun  tangan Naren menahan gerakanku. Mau apalagi si tuan posesif ini?

Dan dengan cepat Naren menarik tanganku hingga aku terjerembab ke dalam pelukannya. Pipiku kontan mengenai dada telanjangnya. Seperti ada ribuan aliran listrik menyambar, darahku langsung berdesir dengan dada yang berdebar-debar. Ini sangat tidak baik untuk pagiku. Segera aku bangun, namun lagi-lagi Naren menahannya. Kali ini lengannya memelukku erat. Aduh! Ini orang...

"Jangan buru-buru. Aku masih mengantuk. Kita tidur lagi aja ya."

Tidur lagi ya? Baiklah.

Eh apa?! Hampir saja kepalaku oleng. Aku segera menarik diri, kali ini dengan kekuatan penuh agar bisa segera lepas dari pelukan Naren.

"Cepat bangun, atau kamu mau Om Damian dan Tante Wanda langsung yang menyeretmu biar bangun?" Aku menatap kesal pada Naren sejenak lantas segera turun dari sofa.

"Aku mau kembali ke kamarku," lanjutku beranjak.

"Kanya, tunggu." Naren bangkit dan segera menyambar kemejanya. Dia memakai kembali kemeja itu seraya mengejar langkahku.

Prince Charming Vs Gula Jawa ( TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang