BAGIAN 23

5.8K 542 39
                                    

Fast update buat pasangan Kenan-Kanya. Ups! Salah ya?
Nggak ada yang salah kemungkinan itu bisa aja terjadi.
So, stay tune and happy reading gaes.
Janga lupa tap bintang 🌟 sebelum lanjut.

Kenan masih menatapku lekat. Dan aku hanya diam saat jemarinya mengusap pelan pipiku. Tapi entah kenapa tiba-tiba Kenan menarik tangannya kembali dan saat itu kecanggungan menyergap di antara kami.

"Naren apa kabar?" tanyanya mulai melepas carabiner dan harness. Aku tahu itu cuma pengalihan,  tapi kenapa Naren yang dia tanyakan? Aku tidak tahu kabar laki-laki itu sejak kublokir semua kontaknya. Ini kekanakan memang, tapi aku harus melakukan itu. Naren bukan tipe laki-laki yang diam saja saat aku tidak merespon apa yang dia lakukan. 

"Aku nggak tau."

"Maaf, Kanya. Tapi caramu menyelesaikan masalah hanya akan menambah masalah. Aku pikir kalian balikan lagi."

"Aku dan Naren nggak ditakdirkan bersatu. Intinya seperti itu."

Kenan menggeleng lalu meminta harness yang sudah aku lepas. "Kamu menghindarinya."

"Dia akan menikah dengan wanita lain, wanita idaman orangtuanya dan pasti cocok dan pantas untuknya."

"Tapi bukannya dia--"

"Seandainya aku nggak bertemu Naren kembali, mungkin mereka sudah bersatu. Aku nggak mau jadi duri dalam hubungan mereka."

"Asumsi kamu terlalu berlebihan.Apa kamu nggak pernah berpikir, kalo kalian bertemu lagi itu karena kalian memang berjodoh? Meskipun aku sempat kesal dengan ulahnya dulu, tapi nyatanya kamu saja masih susah buka hati sama orang lain. Menandakan apa kalo bukan karena kamu masih cinta?"

"Percuma juga, Om Damian sudah terlanjur berpikir akulah yang menyakiti Naren dulu, jadi beliau bersikeras agar Naren bisa menikah sama wanita lain."

"Terus kamu nyerah gitu aja? Kalo kalian memang masih saling cinta, kenapa kalian nggak sama-sama berjuang saja?"

"Aku... Capek." Aku mendorong perut Kenan dan meletakkan sepatu panjat yang sudah aku lepas tadi.

Aku melangkah hendak keluar dari area wall climbing.

"Kalo gitu menikahlah denganku."

Langkahku terhenti. Suasana yang masih sepi di sini membuat suara Kenan terdengar lantang dan jelas.

"Kalo kamu menikah denganku, semuanya akan berakhir seperti yang kamu ingin."

Aku menelan ludah. Sebenarnya ucapan Kenan itu benar. Tapi menikah dengannya, itu sama artinya  hanya menjadikannya pelarian saja. Menikah itu bukan perkara sepele. Menyatukan dua hati sebagai pasangan sehidup semati.

Aku membalikkan badan. Tiga meter dari tempatku berdiri, Kenan memandangku lurus. Tadinya aku kira dia hanya bercanda, tapi ekspresi yang aku lihat sekarang adalah Kenan dengan segala keseriusannya.

Kenan melempar begitu saja perlengkapan memanjat yang dia bawa. Dengan langkah cepat, dia mendekat ke arahku. Tak sampai tiga detik berselang, tubuh kami saling menempel karena Kenan menarik pinggangku dengan cepat. Mataku mengerjap beberapa kali.

Aku tahu apa yang akan terjadi setelahnya. Kenan memiringkan kepalanya, mencoba mengikis jarak di antara kami.
Aku memalingkan wajah, hingga bibirnya mengenai sisi kanan kepalaku.

Udara yang dingin, suasana yang sepi, dan posisi kami yang saling menempel, membuatku bisa mendengar detak jantung Kenan yang bertalu-talu. Hembusan napasnya menyapu hangat helaian rambutku.
Dadaku juga berdebar, tapi debar yang aku rasakan lebih karena aku terkejut dengan gerakan impuls yang dilakukan Kenan.

Prince Charming Vs Gula Jawa ( TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang