BAGIAN 18

5.8K 622 33
                                    

Jom! Vote dulu sebelum baca 😊
Happy reading gaess

Aku gusar,  panggilanku sudah kesekian kalinya tidak diangkat Kanya. Wanita itu kemana? Entah sudah berapa puluhan kali aku membombardirnya dengan pesan WA. Tapi satu pun tidak ada yang dia read.

Aku mengusap wajah lelah, kesal, dan jengkel. Kemarin dia masih baik-baik saja. Tidak ada tanda apapun yang menunjukkan kalau dia marah atau sedang ada masalah.

Pukul sepuluh malam,  aku mendatangi rumah kontrakannya. Lampu di dalamnya padam,  hanya lampu luar yang menyala. Aku mengetok pintunya beberapa kali, tidak ada jawaban. Kemana sebenernya dia? Tak hanya sampai di sini. Aku mencoba terus menghubunginya. Masih tersambung. Tapi sama sekali tidak diangkat.

Pikiranku mulai kacau. Mencoba mengingat kesalahan apa yang sudah aku perbuat. Tapi saat aku tidak menemukan alasan yang pas, aku menggeleng putus asa.

"Gula Jawaku, kamu di mana?"

***

Orang yang pertama aku temui adalah Nadine. Dia pasti tahu dimana kantor tempat Kanya bekerja. Sebenarnya, ada satu orang yang aku yakini, tahu keberadaan Kanya. Tapi, aku tidak memiliki akses untuk menghubunginya. Kenan, laki-laki itu pasti tahu dimana Kanya.

"Kenapa muka kamu kusut begitu? Ada masalah?" tanya Nadine sesaat setelah aku menghempaskan tubuhku di sofa ruangannya.

"Kanya menghilang."

Wanita itu menaikkan sebelah alisnya. Melihat muka seriusku, dia menutup map yang ada di tangannya.

"Menghilang bagaimana? Tiga hari lalu bahkan aku bertemu dia, membahas soal kerjaan."

"Nah itu. Dimana dia bekerja?Alamat kantornya?"

"Dia bekerja di sebuah Firma, Ti Art Desaign. Kantornya ada di Sudirman. Sebenarnya ada apa, Naren?"

"Entahlah, tiba-tiba dia sulit dihubungi. Panggilanku nggak diangkat, sekarang ponselnya malah nggak aktif. Pesanku pun nggak ada yang dia baca. Saat aku ke rumahnya nggak ada siapa-siapa. Aku bingung, kemana dia menghilang."

Nadine menganggukan kepalanya.  "Apa mungkin dia pulang ke Jakarta?"

"Aku nggak tau juga. Tapi, waktu itu dia pernah berencana untuk liburan. Apa mungkin dia sedang pergi liburan? Tapi sepertinya mustahil kalo dia pergi liburan begitu saja tanpa aku tau."

"Ka-mu, membuat kesalahan lagi?"

"Itu yang nggak aku mengerti. Sebelum itu, kami baik-baik saja."

"Ya sudah, akan aku bantu kamu mencarinya."

Aku membiarkan Nadine,  menghubungi kantor tempat Kanya bekerja. Dia sering bekerjasama dengan Ti Art, mudah baginya untuk mendapat informasi mengenai keberadaan Kanya.

"Apa kata mereka?" tanyaku segera begitu Nadine mengakhiri teleponnya.

"Mereka bilang, Kanya cuti. Mungkin kamu benar. Dia sedang berlibur."

"Apa mereka tau Kanya kemana?"

"Sayangnya, enggak."

Aku menyandarkan tubuhku ke punggung sofa. Lagi-lagi aku dibuat gila seperti ini. Rasanya lelah,  teramat lelah. Apa mungkin Kanya sengaja menjauhiku lagi? Aku meremas rambut frustrasi. Ingat, keputusasaannya setelah bertemu papa waktu itu. Dan aku lupa,  kalau dia adalah wanita yang keras kepala.

Prince Charming Vs Gula Jawa ( TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang