05

145 60 179
                                    

Vidri dan Noah sudah sampai di sekolah. Belum banyak orang sekarang, namun Security sekolah sudah siap siaga bertugas.

"Eh, Vidri kok tumben pagi datangnya?"

"Mohon di apresiasi aja ya pak, saya jemput si Noah." ujarnya polos.

"Ohh begitu, saya kira kalian pacaran."

"BIG TIDAK" Vidri ngegas.

Noah sedari tadi memarkirkan sepeda milik Vidri dan tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Ia memilih untuk menghampiri Vidri dan Security sekolahnya itu.

"Noah, ayok!" Ujar Vidri sambil berjalan kecil menuju kelasnya, sedangkan Noah berbisik kepada Security sekolahnya.

"Pak, maafin dia ya emang ngegas anaknya." Ujar Noah minta maaf.

"Dia emang gitu anaknya, suka bercanda."

"Ohh gitu, yaudah saya mau ke kelas."

"Iya."

Noah akhirnya berlari mengejar Vidri yang sudah jauh darinya.

"Woy! Tungguin gue Vid!" Ucap Noah dari kejauhan.

"LELET AMAT SIH LO!"

"Sabar dikit Vid, ngegas mulu. Bertolak belakang sama penampilan lo tau kaga?" Kesal Noah.

"Kaga mau tau, intinya lo lelet."

"Iya-iya gue lelet, gue cuma mau ngasi coklat. Mau?"

"COKLAT? JELAS MAU, GA NOLAK"

"Receh lo, dikasi coklat aja seneng."

"Niat ngasi atau kaga? Kalau kaga gue mau ke kelas." Kesal Vidri namun, Noah langsung menjulurkan coklat kearah Vidri dan tanpa penolakan Vidri langsung mengambilnya.

"Baik banget, tapi coklat gabisa ngeganti traktiran mie ayam gue. TITIK."

"Iya Vidri, nanti pulang sekolah gue traktir." Ujar Noah sabar dan Vidri langsung mengacungi jempol lalu berpisah untuk menuju kelas masing-masing.

Sesampainya di kelas Vidri langsung duduk di bangkunya dan disebelah bangkunya sudah dihuni oleh makhluk ciptaan kuntilanak yang sedang menyisir rambutnya.

"WIDIH! REKOR! LO SEKOLAH PAGI?! WAHH HARUS SUNGKEMAN SAMA JAM BEKER NIH." Ana menyambut Vidri dengan ocehan nyaring di pagi cerah nan ria ini.

"Gue jemput anak kelas sebelah dong." Jelas Vidri sambil tersenyum manja dan alisnya yang di naik-turunkan ala om pedo pinggir jalan.

"WOAH, KEREN. Emang siapa?"

"Si Noah lah."

"Oiya, ceritanya kemaren pulbar kok bisa?" Tanya Ana karena berjanji akan mendengarkan cerita temannya saat bertemu sedangkan Vidri menceritakan kejadiannya dari awal sampai akhir. Termasuk tentang Reyhan.

Kring....

Jam pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran seni budaya, dan sekarang semua murid di haruskan menggambar oleh guru yang mengajar.

"Vid, lo mau buat apa?" tanya Ana.

"Gatau, gue bingung. Udahlah intinya pemandangan, tinggal ditambahin gunung, sawah, sama bunga aja ribet amat si?"

"Ihhh, gue mana bisa ngegambar, Vidri."

"Buat pake takaran seni lo aja udah, gausa ribet astaga!" Ujar Vidri yang kesal dengan Ana.

"Ihh gue mana punya seni."

"Nih seni." kata Vidri sambil menyodorkan kertas dengan tulisan "Seni."

"Astaga Vid, lo gak nger--"
Perkataan Ana terpotong oleh guru yang sedang mengajar.

"Hoy, Ana kamu bicara saja kerjanya, yang mengerjakan tangan bukan mulut!" Ujar Guru yang sedang mengajar dan membuat Ana langsung geram lalu menggambar dengan seni yang ia punya.

Kring....

"Menggambarnya dilanjutkan di rumah, dikumpul minggu depan. Kata guru dan pergi meninggalkan ruang kelas, dan saat itulah semua murid bahagia.

"Yes! Kantin sekolah, surgaku." ujar Ana yang semangat berjalan ke kantin dengan membawa selembar uang dua puluh ribuan dan seperti biasa dengan beberapa uang logam yang ada di genggamannya. Dan Vidri membututi Ana dari belakang.

Saat berjalan di koridor Ana dan Vidri melihat Noah dan Reyhan bersandar di pintu ruang kelas mereka. Ketika Ana dan Vidri lewat tiba-tiba Reyhan memanggil Ana.

"Hai, Ana!" Kata Reyhan namun Ana berusaha mengacuhkannya walau nyatanya ingin membalas sapaannya.

"Ana, jangan jutek gitu dong." Kata Reyhan menggoda Ana yang perlahan mempercepat jalannya dan Reyhan pun berjalan mendekati Ana lalu berjalan di sebelahnya.

"Aduh! Jauh-jauh deh coba." tegur Ana.

"Kan maunya deket kamu An, jangan jutek dong nanti makin cantik." Goda Reyhan. Sedangkan Vidri dan Noah saling tatap karena heran dengan dua buah ketumbar yang berjalan itu dan memilih untuk berjalan di belakang mereka.

Sesampainya dikantin mereka berempat duduk berbarengan yang membuat banyak mata sinis tertuju pada mereka terutama yang Ana dan Vidri ajak ada Duo ganteng seantaro sekolah.

"Eh lo berdua ngapain?" Tanya Ana saat melihat Noah dan Reyhan duduk di depannya.

"Duduk bareng lo lah, nanya lagi gue cium!"

"Najisin anjir!" Desus Ana.

"Mau makan apa nih? Gue traktir." Kata Reyhan sambil mengeluarkan dompet tebalnya.

"Nanya ke siapa?" tanya Ana.

"Ke lo dong siapa lagi?"

"Beliin Vidri susu coklat." kata Ana.

"Loh kok Vidri?"

"Mau atau ga?" Kata Ana dengan mata yang mendelik. Dan tanpa menunggu teguran dari Tuhan Reyhan langsung membelikan Ana susu coklat dan memberikannya untuk Vidri.

"Sesuai yang lo minta" Kata Reyhan sambil menjulurkan susu coklat pada Vidri.

"Makasih loh." kata Vidri.

"Demi temen lo." Jawab Reyhan.

Karena Vidri merasa ia akan menjadi nyamuk jika dekat-dekat dangan Reyhan yang sedang dalam masa PDKT dengan temannya akhirnya Vidri memilih duduk di bangku lain dan di susul Noah.

TBC

Hai hai Veeta is back :*
Kangen? Kangen? G.

Suka gasuka aku bakal update lagi :v

Udalah Bacotkiawan berkicau.

Salam manis dari Reyhan 1995 uwUw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam manis dari Reyhan 1995 uwUw

See you :*

NOAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang