Vidri menjelaskan semua yang terjadi pada Noah, seketika Noah kaget akan yang di ceritakan Vidri. Bahkan ia ingin sekali memberikan Riana pelajaran walau dia sudah berubah sekalipun. Noah langsung menatap kekasihnya yang berada di depannya dengan tatapan heran. Bahkan Noah berpikir mengapa Vidri mudah sekali memaafkan seseorang?
"Mau pulang? Udah sore," Noah sebenarnya tidak memiliki niat untuk mengusir gadis yang sedang sibuk dengan ponselnya itu, tapi karena memang sudah sore. Vidri harus mandi, belajar apalagi. ujian akhir sudah dekat.
"Hmm bentar bales ini dulu," acuh Vidri yang masih terfokus pada ponselnya.
Bagaikan kilat Noah langsung menyambar ponsel Vidri dan membaca pesan yang ada pada layar ponsel milik Vidri.
Kak Andre Ganteng
Dek,
Ini gue.Vidri
Knp kk?Kak Andre Ganteng
Pulang sekolah lewat tongkrongan lagi ya?Vidri
Males
Kak Andre Ganteng
Gue anterNoah kaget akan ajakan pemuda yang bernama Andre ini, berani-beraninya mengganggu pacarnya. Memang siapa dia? Dasar pengganggu. Kurang lebih begitu yang ada di benak Noah.
"Lo sekolah sama gue, pulang sama gue," tiba-tiba Noah berbicara seperti itu pada Vidri.
"Protective," kata Vidri santai.
"Nanti lo di apa-apain gimana?"
"Sayang coba dengerin aku sini, dia ngajakin akupun gabakal mau, karena? Lewat sana jalannya muter, yang ada malah makin capek sayang. Paham?" Jelas Vidri panjang lebar.
"Cie, aku-kamu," goda Noah.
"Gue mau pulang, bye!"
"Yaudahlah terserah, senyaman lo aja deh Honey, gue anter."
"Rumah gue lagi beberapa langkah doang, gausah lebay deh,"
"Tapi si Reyhan ngajarinnya begitu. Katanya anter cewe sampe depan rumah," Vidri membulatkan matanya.
"Reyhan? Ajaran dia gapernah bener, pantesan si Ana curhat mulu," keluh Vidri.
"Denger, gue ga ngarepin lo romantis kaya orang-orang tapi gue cuma mau kita ngejalaninnya sepenuh hati, jangan karena di suruh orang lain. Romantis itu bisa otomatis, gausah di ajarin juga bakal bisa," jelas Vidri panjang lebar lagi.
"Ohh yaudah hati-hati, bye Vidri. Nanti gue telpon ya?"
"Iya, gue pulang, bye! Jangan lupa!"
"Lupa apa?"
"Sayang sama gue terus!"
Sehabis melontarkan kalimat terakhirnya Vidri langsung berlari untuk pulang. Sungguh Noah rasanya makin gemas saja pada kekasihnya itu, sungguh manis walau tidak romantis sekalipun. Benar, semua tidak harus tergantung pada kata romantis untuk menjalani hubungan.
______
Vidri yang sudah menyeselesaikan ritual mandinya memilih untuk menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk miliknya.
Ia penasaran dengan kotak rahasia yang di berikan Ayahnya tadi, akhirnya ia memilih mengambil kotak tersebut di atas meja belajarnya dan membuka isinya.
Isinya adalah liontin dengan bandul berbentuk angka 3. Entah apa artinya. Vidri tidak mengerti rahasia macam apa ini? Tapi tunggu biasanya hadiah seperti ini ada pesannya, mungkin terselip di kotak, begitulah pikir Vidri.
"Tuhkan bener, beginian pasti ada kode-kode yang nyangkut, apasih is--"
"VIDRI! MAMA PULANG!" Teriak Ibu Vidri dari luar. Vidri tidak sabar karena Ibunya sudah berjanji membelikan martabak. Vidri meletakan kotak dan surat itu diatas kasurnya dan langsung melangkah keluar kamar.
"Martabak, martabak, martabak,"
"Sabar, Mama abis dapet bonus dari tante kamu, jadi Mama beli makan juga,"
"Wah, seru nih," ujar Vidri semangat dan langsung mengambil piring dan sendok lalu duduk manis di meja makan.
"Makan, makan, makan," kata Ibu Maya dan Vidri berbarengan.
"Nasi di goreng jadinya apa Ma?"
"Jadi lalapan kali ya Vid?"
"Magic Ma,"
"Iya magiccom,"
Keduanya tertawa puas karena perbincangan mereka. Sambil makan mereka bercerita tentang hal yang tidak penting. Bukankah mereka terlihat bahagia? Tentu dari luar mereka tampak bahagia dan baik-baik saja seolah-olah tidak ada masalah yang menimpa namun, sebenarnya mereka kurang lengkap merasakan kebahagiaan tanpa sosok seorang Ayah dan suami diantara keduanya.
"Andai ada Papa," kata Vidri sambil cemberut.
"Papa gaada, tapi Noah ada. telepon sana Mama kayanya kebanyakan beli cemilan,"
"Iya, coba aku telepon Ma,"
Vidri akhirnya mencoba menghubungi Noah untuk makan di rumahnya. Sungguh Vidri tak tega melihat Ibunya yang sudah bersusah payah membelikan makanan, tapi tidak ia makan. Tapi apa boleh buat? Ia sudah disuapi Noah walau akhirnya ia akan memakan makanan dibawa Ibunya. Sudahlah, body urusan belakangan.
"Noah, sini makan di rumah gue, Mama bawa banyak makanan."
"Iya, bentar ini habis mandi," sahut Noah di sebrang sana.
"10 menit atau semuanya bakal habis," canda Vidri.
"Ini lagi jalan di halaman, lagi enam langkah sampe, hahaha,"
"Bodo,"
Vidri mematikan ponselnya dan berusaha makan lagi, tapi beberapa saat ada pesan yang masuk.
"Operator pasti, bacot amat baru aja gue beli kuota kemaren," begitulah bathin Vidri, namun beberapa detik kemudian ada panggilan masuk.
"Ah! Beneran ganggu dah!" Keluh Vidri dan menjawab panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang menghubunginya.
"Halo, Apa?!"
"Vidri?"
Tbc
Veeta kambek haw.
Uandjayy.Gaada keliatan bakal tamat ini ya? Namatinnya gimana woe? Pita ga tega, tapi di sisi lain Pita jg pengen bkin work baru.
Yaudah, lnjut lg dikit gaiseu :) bntar lagi. × banyak.
Maap ya nanti ceritanya rada banting setir gitu :)
Pita udh capek :)Lap lap lap.
Lapyu! Fyuh fyuh
💜❤💜
KAMU SEDANG MEMBACA
NOAH
Teen FictionDia datang saat aku memerlukan teman. Dia menghiburku dengan caranya sendiri. Ya, mungkin memang dia yang kucari.