28

8 5 2
                                    

Ana merasa lelah dengan pertengkaran dua orang di depannya tersebut dan ia langsung masuk ke ruang kelas.

Vidri termangu dan menatap Reyhan tajam, sedangkan Reyhan hanya bisa mengusap wajahnya kasar lalu menunjuk Vidri.

"Lo! Ahh! Kenapa sih? Gue perlu ngomong sama Ana!" teriak Reyhan dan dengan nada membentak. Vidri menatap Reyhan dan mengusap bahunya pelan.

"Reyhan, kasi Ana waktu. Ini sekolah lo bisa omongin hal pribadi di luar jam sekolah Rey, gue gapernah lo ngelarang kalian ngomong. Tapi plis, jangan sekarang," tutur Vidri pelan.

"Tapi Vid, ahhh. Yaudah, gue mau ketemu sama lo di taman entar sore," ajak Reyhan

"Emm, tapi gue janji jalan-jalan sama Ana," jelas Vidri.

"Cuma sebentar Vid,"

"Yaudah jam empat,"

"Makasih Vid," ucap Reyhan dan diangguki oleh Vidri kemudian Reyhan melambaikan tangannya dan meninggalkan Vidri.

Vidri memasuki kelas kemudian duduk di sebelah Ana. Ana tampak merobek-robek kertas tak terpakai dengan wajah yang murung.

"Lo ngomong apa aja?" tanya Ana pada Vidri.

"Gaada, cuma omong kosong, yaudah gausah dipikirin. Bel udah mau bunyi."

______

Seperti kemauan Reyhan, Vidri datang ke taman tepat jam empat sore sesuai dengan janji mereka. Vidri hanya berjalan kecil mengelilingi pohon bunga yang ada di taman.

Vidri melihat sekeliling dan belum melihat kedatangan Reyhan. Vidri hanya menunggu sambil memfoto beberapa bunga yang menurutnya indah. Sambil berjongkok Vidri memfoto bunga dan tanpa di sadari ada seseorang yang ikut berjongkok di sebelahnya.

"Hai," sapa pria di sebelahnya. Seketika Vidri kaget dan membelalakan matanya.

"Noah! Ngapain?" Kagetnya.

"Lo yang ngapain, kalo jalan bareng kan enak," goda Noah.

"Gue itu-" belum dilanjutkan oleh Vidri, Reyhan sudah tampak dari beberapa meter.

"Vidri!" panggil Reyhan sambil melambaikan tangannya. Noah dan Vidri seketika menoleh ke sumber suara. Mimik wajah Noah seketika berubah drastis.

"Kamu ketemu sama dia?" tanya Noah memastikan dan Vidri mengangguk ragu, karena berpikir kalau Noah sedang cemburu.

"I-iya, ada yang gue mau bicarain sama Reyhan," kata Vidri yang terdengar sedikit ragu.

"Oh, yaudah gue mau pulang dulu Mama minta dianter beli baju," pamit Noah pada pacarnya.

"Hati-hati ya," balas Vidri sambil tersenyum tipis.

Noah menuju ke arah Reyhan untuk pulang meninggalkan Vidri yang dipenuhi pertanyaan di kepalanya.

"Bro, lo jangan apa-apain cewek gue ntar," pesan Noah pada Reyhan.

"Engga kok, tenang aja," kata Reyhan dan menepuk bahu Noah sedangkan Noah hanya tersenyum tipis dan pergi dari sana.

Reyhan menghampiri Vidri yang terdiam tak jauh dari posisinya. Ia mengayunkan tangannya di depan wajah wanita itu dan seketika membuat Vidri tersadar akan sekitar.

"Oh, hai." Sapa Vidri singkat.

"Lama nungguin gue ga?"

"Emm, ngga kok. Kita duduk dimana?" Tanya Vidri pada pria di depannya. Reyhan tersenyum kecil dan menarik tangan Vidri menuju bawah pohon rindang di tengah taman.

Vidri sebenarnya sangat canggung saat tangannya di tarik oleh Reyhan, tapi yasudahlah toh juga mereka hanya teman, begitu pikirnya.

"Kita duduk sini aja ya?" Pinta Reyhan pada teman di sebelahnya. Sedangkan Vidri hanya menuruti kemauan Reyhan.

"Ada apa Rey?"

"Gaada sih Vid, gue cuma pengen ngobrol aja sama lo,"

"O-ohh oke," suasananya sangat canggung dan membuat Vidri kehabisan kata untuk berbicara.

"Emm lo lumayan lama ya jadian sama si Noah?" tanya Reyhan mencairkan suasana.

"Lumayan lama," jawab Vidri dengan senyum tipis.

"Emm, Ana bilang kalo lo belakangan ini berubah, kenapa ya?" Tanya Vidri.

"Udahlah Vid, gue mau ngelupain masalahnya aja," Reyhan terlihat kesal namun, masih ditahannya.

Vidri memberanikan diri mengusap punggung Reyhan dan menyalurkan ketenangan. Tangannya terulur dan mengusap punggung lebar itu dengan lembut.

"Yaudah kalo gitu, asal lo ga nyesel aja nantinya," tutur Vidri lembut.

Reyhan seketika menarik tangan Vidri dan menggenggamnya erat. Ia menakup tangan halus itu dengan pelan. Vidri ingin menepis tangan besar itu namun ditahan.

"Rey, gue gaenak kaya gini," ujarnya sambil melepaskan tautan tangannya dari Reyhan.

"Gue kayak gini cuma sebagai temen Vid ga lebih," jelas Reyhan dan melepaskan tautan tangan mereka.

Vidri merasa makin canggung dan akhirnya berdiri, karena sudah makin sore dan langit juga tampak mendung.

"Mau kemana?" Tanya si pria.

"Ayok pulang, mendung tuh. Ntar lo kehujanan,"

"Yaudah gue anter lo dulu," tawar Reyhan.

"Ga ga, gausah. Gue sekalian mau mampir ke mini market deket sini,"

"Gapapa, gue anter aja,"

"Yaudah deh"

Next.

NOAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang