26

18 7 27
                                    

Vidri langsung menampakan wajah datarnya, ternyata yang menelponnya adalah Reyhan.

"APASIH?" Ujar Vidri setengah kesal.

"Si Ana ngambek lagi," ujar Reyhan dari seberang.

"Ya bujuklah monyet, bego banget sih,"

"Eh, sama temen gaboleh gitu," sela sang Ibu sedangkan Vidri hanya mendengus kesal.

"Vid bantu napa ah,"

"Bodo gamau ikut campur, gue mau makan," akhir Vidri dan mematikan ponselnya.

Tidak lama Noah datang dengan cengiran di wajahnya. Noah menghampiri meja makan yang disana sudah ada Vidri dan Ibunya.

"Halo Tante," sapa Noah sopan.

"Ayo sini duduk," kata Ibu Maya.

"Iya Tante makasih,"

"Noah si Reyhan sama si Ana perang lagi. Paling bentar lagi lo yang di telepon sama si Reyhan,"

"Lambat, tadi udah di telpon, si Reyhan sih alaynya overload, males gue," keluh Noah dan mulai memakan makanannya.

"Gabaik kayak gitu sama temen, Mama mau ke kamar dulu ya kalian lanjutin makan aja," pamit Ibu Maya dan langsung menuju ke kamar.

Vidri langsung menghela nafas dan langsung meminum air. Ia merasa kenyang karena terlalu banyak memakan makanan.

"Wah, gue kenyang banget lo lanjutin makan aja," ujar Vidri dan menyudahi acara makannya kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi.

"Bagus dong biar ga kurus kering," ejek Noah yang fokus dengan makanannya.

"Gue tinggal ke kamar nih,"

"Janganlah! Sendirian gue ini,"

"Cepetan makanya, gue mau unboxing pemberian dari Papa tersayang," kata Vidri santai masih dengan posisi tubuh bersandar di kursi.

_____

Saat ini Vidri dan Noah duduk di lantai kamar Vidri didampingi teh hangat. Kemudian mulai membuka kotak kecil pemberian dari Ayah Vidri.

"Jeng jeng, apa ini?" ujar Vidri bertanya-tanya.

"Udah jelas itu kalung sayang,"

"Bukan itu Noah,"

"Terus?"

"Kenapa bandulnya angka 3?" Vidri masih bertanya-tanya sambil melihat kalung tersebut.

"Lah mana gue tau, gue kan pacar lo,"

"Bukan pacar gue," kata Vidri sambil mengambil teh hangat di sebelahnya kemudian meminumnya.

"Vidri itu,"

"Iya tadinya gue kenyang sekarang gue kepengen yang manis-manis jadi gue buat dua teh,"

"Bukan,"

"Apasih Noah? Ada yang salah? Ohh jelas tidak, karena perempuan selalu benar," kata Vidri santai lalu mencoba memakai kalung pemberian Ayahnya dengan santai.

"Tehnya, punya gue, lo minum,"

Vidri menoleh kearah kiri dan benar saja ia meminum teh milik Noah.

"Jangan bilang lo udah minum!"

"Udah gue minum, tuh udah abis setengah. Punya lo utuh kan?"

NOAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang