15

65 28 53
                                    

"Jadi Mama marah-marahin aku gara-gara nilai ulangan harianku hancur Kak, Mama juga ga segan buat mukul aku." Kata Naya masih memeluk Vidri erat.

"Seriusan? Kamu ke rumah Kakak aja mau?" Tanya Vidri dan Naya langsung melepas pelukannya dari Vidri dan menatap Vidri dengan mata yang yang sembab.

"Ngga ngerepotin?"

"Udah, kamu bacot, Kak Vid gamau temenan aja mau?"

"Hehe, kak Vid." Kata Naya kembali memeluk Vidri.

Noah yang sedari tadi hanya tersenyum melihat ketulusan hati dari seorang tetangga enam langkahnya.

Lo kok baik banget sih Vid? -Bathin Noah.

"Ehemm, hem." Sela Noah.
"Gue gadianggep ada disini nih?" Lanjutnya.

"Ehh kak Noah. Maaf ya Kak?"

"Yaudahlah gapapa." Kata Noah.

"Eumm, Noah lo pulang sendiri aja. Gue jalan sama Naya aja."

"Hah? Ninggalin lo? Jalan? Ga. Tanggung jawab gue mulangin lo ke rumah dengan selamat. Gue anter Naya dulu sampe rumah lo baru gue jemput lo disini lagi. Ok. Gaada bacotan ria lagi. Diem." Kata Noah mengalahkan ocehan Ibu-ibu yang suka menggosip.

"Wehh, lancar lo ngerap." canda Vidri.

"Naya kamu tunggu depan rumah kakak ya?" Kata Vidri berpesan pada Naya dan dibalas dengan anggukan tanda mengerti. Noah pun langsung bergegas menjalankan motornya untuk mengantarkan Naya ke rumah Vidri dan meninggalkan Vidri di dekat halte bus. Agak sepi karena sekarang hampir pukul 21.00.

"Ehh Cantik, ketemu lagi sama saya." Tiba-tiba ada seorang lelaki yang wajahnya tidak asing dimatanya.

Dan ternyata itu cowo yang nyegat Vidri saat di jalan memutar rumahnya. Tepatnya saat ia lari dari Noah.

Noah, cepetan. Gue takut. -Bathin Vidri.

"Ehh cowo lo mana?"

"..."

"Hey, gue nanya jawab dong."

"BACOT AMAT SIH LO!" Kata Vidri menggunakan nada tinggi.

"Wah! Bisa ngegas, gue kira lo pendiem padahal."

"Lo kira gue gapunya mulut? Hmm?!" Balasnya.

"Asik juga lo." Kata pria itu sambil mendekat ke arah Vidri.

Vidri pun mengambil ancang-ancang untuk berlari.

1

2

3!

Vidri langsung menghindar dan langsung berlari secepatnya untuk menjauh dari pria tadi. Namun pria itu masih mengejar Vidri. Nafas Vidri mulai tersenggal karena kelelahan. Dan. Langkahnya mulai pelan sedikit demi sedikit. Dan tak lama terlihat dari jauh Noah datang dengan motornya.

"Noah! Noah!" Kata Vidri sedikit berteriak di pinggir jalan.

"Lo kenapa?"

"Cepetan pulang ayo."

"Iya-iya bentar." Kata Noah.

Akhirnya Vidri selamat dari pria itu. Untung saja Noah cepat datang kalau tidak? Apakabar nasib Vidri? Ahh.

"Lo kenapa sih tadi ngos-gosan banget? Kan gue suruh nunggu." Kata Noah yang samar-samar di dengar Vidri.

"Hari minggu?" Tanya Vidri.

"Nunggu Vid, NUNGGU."

"TADI ADA COWOK YANG NYEGAT GUE! PAS LO BERANTEM ITU!" Kata Vidri agak berteriak agar di dengar oleh Noah.

"SERIUSAN? LO GA DI APA-APAIN KAN?"

"ENGGA." Dan tak lama mereka sudah sampai di rumah Vidri dan di gerbang rumah sudah ada Naya yang menunggu kedatangan Vidri.

"Nay, ayo masuk." Ajak Vidri.

"Hemm." Noah berdehem.

"Lo ikut? Sini." Ajak Vidri pada Noah.

"Iyalah, mau absen dulu. Biar Mama lo makin percaya sama gue." Kata Noah yakin.

"Seriusan gapapa Kak Vid?" tanya Naya sedikit terlihat takut.

"Gapapa beneran deh."

"Tante Maya baik kok Nay." kata Noah mengajak Naya.

Akhirnya mereka bertiga berdiri di depan pintu. Sampai akhirnya Vidri menekan bel rumah dan menampakan Ibu Maya dengan senyumnya.

"Eh udah dateng? Kok cepet? Ini siapa?" Tanya Ibu Maya beruntun.

"Ma? Boleh masuk dulu ga?" Kata Vidri dengan nada malas dan berjalan menuju ruang tamu.

"Ma jadi ini Naya Ma...dia itu, eum."

"Apa?" Tanya Ibu Maya penasaran.

"Maaf Tante saya anak tiri Ayahnya Kak Vidri tepatnya mantan suami Tante." Kata Naya sambil menunduk.

"Ohh, gapapa. Tante gabakal jahatin kamu kok. Asal kamu ga ganggu anak Tante. Kamu gausah takut." Kata Ibu Maya tulus. Namun sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya teramat ada rasa sakit yang membara.

"Ma, Naya boleh nginep disini ga? Soalnya Mama dia ngasarin dia. Liat tuh tangannya lebam semua." Jelas Vidri sambil menunjukan lebam yang ada di tangan Naya.

"Tante, pipi saya juga lebam. Apa saya boleh nginep disini juga?" Tanya Noah sambil tersenyum jahil.

"Apa perlu Tante nelfon Mama kamu biar di seret?"

"Jangan Tante!! Saya pamit ya." Kata Noah sopan dan bersalaman dengan Ibu Maya.

"Nay gue duluan ya." Pamit Noah pada Naya.

"Iya Kak No, makasih ya." Kata Naya berterimakasih dan Vidri mengantarkan Noah sampai pintu depan.

"Hati-hati, makasih udah ajakin gue keluar." Ujar Vidri dengan senyum.

"Iya, gue pulang ya? Eumm..." Noah terlihat gugup.

"Kenapa?"

"Good Night." Kata Noah dengan senyumnya.

"Euh? Hhha, good night juga"
"Hati-hati." Sambung Vidri dan Noah pun sudah pulang.

Padahal rumah mereka agak dekat, tapi kenapa ditinggalkan Noah itu rasanya beda? Tolonglah jangan permainkan perasaan Vidri lagi.

TBC

Vee update beruntun hu!
Ad yg bca g nih?

/ga

Okelah, bcot hmba.
Lg mode kalem

See you next chapt! :*

NOAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang