23

33 13 49
                                    

Yang baca tapi belom follow?!
Ak mau kalian follow aku,
(author apasi, pemaksa) -readers.

Canda kok, ak ga gila polower koq, tp kalian hrs Vote! Ayolah buat author amatir ini bahagia :(

-Skip-

"Pulang? Bentar gue panggilin Mama ya, dia mau minta maaf soal yang kemarin," ujar Riana pada Noah. Sedangkan Noah masih dengan wajahnya yang stay cool.

Tak lama Ayah Vidri menghampiri Vidri dan Noah lagi dengan kotak kecil di tangannya.

"Nak ini dari Ayah buat kamu, semoga kamu suka ya, tapi dibuka di rumah jangan disini ntar Naya sama Riana iri," ujar sang Ayah dengan nada sendu.

"Isinya apa Pa?"

"Rahasia."

Selang beberapa detik Ibu Riana menghampiri Vidri yang sedang bicara dengan Ayahnya, seketika Vidri menoleh pada Ibu Riana dengan senyum palsunya.

"Nak maaf ya, Tante udah buat kam--"

"Udah, gapapa kok Tante. Lupain aja udah lewat," sela Vidri agar urusannya segera selesai. Jujur saja Vidri ingin pergi dari sana secepatnya bagaimanapun caranya. Jujur saja Vidri ingin menangis, ingin berteriak sekencangnya agar dunia tau penderitaannya. Setidaknya Vidri sudah bisa mencurahkan isi hatinya dengan udara yang berhembus membawa dukanya pergi jauh-jauh untuk sementara walau, akhirnya itu akan kembali menghantuinya. Namun, apa? Untuk saat ini itu tidak akan bisa.

"Ayo berangkat udah bereskan? Biar bisa istirahat, semangat!" Vidri malah sempatnya memberikan semangat pada mereka, tapi yakinlah jauh di lubuk hatinya sekarang bahkan tidak ingin mengucapkan apapun pada orang yang mengambil kebahagiaannya. Namun Vidri tidak boleh egois.

"Makasih ya Nak, kamu baik sekali," puji Ibu Riana pada Vidri.

"Iya, kalian hati-hati ya. Oh iya Pa aku sama Noah mau pamit ya,"

"Iya nak, hati-hati," jawab Ayah Vidri dan menatap Noah penuh sorot permohonan.

"Nak tolong jaga anak saya, jangan bikin dia sedih," pinta Ayah Vidri pada Noah yang sedari tadi hanya diam serasa tidak tau apa yang harus dibicarakan.

"Siap Om! Saya bakal jagain dengan baik!" Noah sangat semangat, rasanya Vidri sangat malu sekarang.

"Cie, kak Vidri malu!" ejek Naya yang membuat semuanya terkikik geli.

"Apasih anak kecil! Oh ya Lipstick waktu itu Kakak kasi pake ya! Jangan cuma disimpen," kata Vidri pada Naya.

"Siap kak! Padahal sekolah disini enak, untung sekolah cuma beberapa hari bajunya pun belum jadi, haduhhhh," keluh Naya dan lagi-lagi semuanya tidak bisa menahan tawa untuk saat itu.

"Udah ah kamu mah, ntar malah gajadi berangkat," akhir Vidri dan memilih berpamitan untuk pulang ke rumah.

_____

"Vidri, lo ga lagi nangis kan?" ujar Noah selagi memandangi jalanan. Noah merasa ada yang aneh dengan orang yang diboncengnya, bagaimana tidak? Tumben sekali Vidri memeluk pinggangnya sambil menelungkupkan wajah di punggungnya.

"BACOT LO BABU! GUE LAGI SAKIT ATI! LO DENGER KAN?!" Ya, seperti biasa kalau Vidri berboncengan, pasti akan berbicara dengan sedikit berteriak seperti tarzan di tengah rimba. Sungguh memalukan jika ada yang mendengar teriakannya, mungkin saja orang-orang mengira mereka sedang adu mulut.

"IYA! IYA KE RUMAH GUE DULU, BUATIN GUE TELUR MATA SAPI DULU!" Teriak Noah.

"BANYAK MAUNYA LO!"

"SAMA LO GUE BANYAK MAUNYA VID, GATAU KENAPA,"

"IYA-IYA GANTENG CEPET PULANG!" Jurus Vidri lagi. Sungguh jika laki-laki dikatakan ganteng pasti jiwa bahagianya akan bergejolak.

Tidak terasa rasanya di perjalanan, tiba-tiba sudah sampai saja di rumah Noah. Seperti permintaan Noah tadi Vidri sibuk masak telur mata sapi, walau tidak mirip mata sapi sekalipun. Yasudah jangan debatkan telur yang tak berdosa itu.

"Tuh, makan!" Vidri menyerahkan telur itu secara tidak ikhlas dan dengan kasar.

"Ih, lo kok gitu? Untung Mama sama Papa ga dirumah, kalau di rumah pasti lo bakal di eliminasi jadi menantu idaman," ledek Noah yang sepersekonnya mendapatkan sorot tajam dari Vidri yang tepat duduk di sebelahnya.

"Cari aja! Sana! Cepetan, gausah kenal aja gue sama lo," sinis Vidri belum hilang, tapi mengapa dia marah-marah? Ah iya, dia sedang sakit hati.

"B-bukan gitu,"

"TERUS APA?"

Noah tidak menjawab tapi langsung memeluk Vidri bagikan bayi yang sedang memeluk boneka Teddy Bearnya, sangat erat.

"Lo belum makan, ayo makan dulu biar lo ada tenaga buat ngoceh, aaa," Noah sedang merayu Vidri yang sedang sakit hati tersebut dengan godaan yang dilontarkannya.

"Ga!"

"Eumm gue punya rahasia Vid mau tau? Tapi ini rahasia kita berdua," rayu Noah.

"Rahasia apa?"

Tbc

Yei! temu lagi, ya walau work ku ga ada feel sama sekali but, perasaan aku ke kalian it asli kok <3

Serius deh ak nanya, yang buat kalian bertahan sampe sini apa?

-Gapenting skip ajah-

C U💜

NOAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang