19

36 16 80
                                    

"Ana, kamu masih marah sama aku?" Tanya Reyhan yang duduk membelakangi pohon, begitu pula Ana.

"Siapa suruh lo marah-marah terus!" Jawab Ana dari balik pohon yang sama.

"Iya, iya maaf. Ga gitu lagi janji." Ujar Reyhan.

"Boong lo," kesal Ana.

"Engga Ana! Astaga," desus Reyhan.

"Tuhkan!" Rengek Ana.

Dan Vidri yang bersembunyi di balik semak-semak dengan Noah ingin sekali menghampiri temannya agar berhenti berdebat seperti anak kecil.

Vidri bangkit dari posisi sebelumnya dan tidak sengaja kakinya tersandung.

"ASTAGA!"

Teriak Vidri saat kakinya tidak sengaja tersandung di kaki milik Noah, dan berakhir terjatuh di pelukan Noah. Mereka saling tatap satu sama lain. Mata Noah terbelalak begitu juga dengan Vidri. Sungguh canggung.

"Dor! Ngapain kalian peluk-pelukan gitu woy?!" Teriak Ana dan dengan cepat Vidri mendorong Noah sampai terjatuh.

"Aduh! Vidri! Sakit tau kaga?!" Kesal Noah sambil berusaha bangkit.

"Maaf, maaf" Vidri langsung menjulurkan tangan untuk membantu Noah. Dan Noah pun menerima uluran tangan dari Vidri.

"Tunggu deh, kalian ngapain ngumpet disini? Nguping ya?" keluh Reyhan pada Vidri dan Noah.

"Abis mana berani kita samperin lo berdua debat gitu." Kesal Noah sambil membersihkan celananya yang kotor sedangkan, Vidri menahan tawa karena Noah.

"Ehh Vidri, dosa lo ngetawain gebetan sendiri," Reyhan menyenggol bahu Vidri.

"Gebetan darimananya?" Kesal Vidri.

"Dari situnyalah!" Ana ngegas.

"Tunggu besok, lusa aja." Sela Noah.

"Wihhh Noah semakin Yamaha." Ana bertepuk tangan. Sedangkan Vidri hanya menatap datar temannya.

"Udah, udah. Ana! Lo ribut kenapa?" Tanya Vidri yang membuat mereka berdua saling menatap ganas satu sama lain.

"Itu, si Reyhan kan ngajakin jalan tuh, tapi dia sendiri yang batalin--"

"Kan aku bilang ada urusan Ana," sela Reyhan saat Ana berbicara. Lalu Noah langsung menutup mulut Reyhan dan mengisyaratkan Ana untuk melanjutkan ceritanya.

"Terus gue kan marah-marah lah sama dia, eh dianya malah marahin gue balik, dibilang cengeng terus dibilang sensian," cerita Ana pada Vidri.

Reyhan pun langsung berusaha untuk menyingkirkan tangan Noah dari mulutnya.

"Emang sensi!" Noah langsung menatap Reyhan dengan tatapan tajam.

"Noah, seriusan itu gue diajak keluar sama Mama, di suruh nganter ke rumah Tante. Astaga," jelas Reyhan pada Noah.

"LO NGAPAIN GABILANG GOBLOK!" Kesal Ana pada pacarnya itu.

"Lo sih! Suruh siapa keburu marah-marah!" Balas Reyhan tak mau kalah.

"Abisnya kan gue kesel sama lo, lo juga marah-marah!"

Sudah cukup Reyhan berdebat, Reyhan pun langsung bersimpuh di hadapan Ana.

"Ya, gue tau cewe itu selalu bener, gue minta maaf neh. Maafin gue." Reyhan bersimpuh sambil natap Ana dengan tatapan puppy eyes nya.

"Huaa Reyhan, gue sayang lo." Ana langsung ikut bersimpuh.

"Udah belum drama Lo-Guenya?" Noah sebenarnya ingin menangis melihat drama Ana dan Reyhan tapi sadar itu temannya.

"Diem lo, gue putusin juga sebagai temen Sat," Reyhan kesal dengan Noah.

"Temen udah baik di Bangsatin pula, gaya bener lo heran gue."

"Udah, Noah pulang aja gimana?" Ajak Vidri.

"Ayo, biarin ni dua orang ngedrama di bawah pohon. Ga malu sama orang yang lewat," sindir Noah.

"Iya, ini juga mau pulang!" Reyhan kesal.

"Bodo amat." Kata Noah dan mengajak Vidri pulang.

_____

Pagi ini Vidri tidak berangkat dengan Noah jadi dia berangkat dengan sepedanya saja. Tapi tak seperti dulu yang sangat malas dan bodo amat kini ia makin rajin berkat Noah sebagai motivasi. Ah...motivasi?

Sudahlah, Vidri tidak tahu keadaan hatinya seperti apa namun, pastinya ia ingin kejadian kemarin terjadi lagi. Saat ia ke rumah Noah dan Noah mengungkapkan perasaan. Kenapa Vidri tidak menjawab "iya." saja? Padahal ia memang suka dari awal. Ah!! Lupakan.

Saat ini Vidri sudah sampai di sekolah tepat pada pukul 06.30. Sangat pagi untuk seorang Vidri Amanda untuk datang ke sekolah.

Hanya ada beberapa murid di kelas, itupun karena mereka piket. Sungguh rajin Vidri sekarang.

"Vidri! Nih," kata teman sekelasnya yang baru saja datang dari kantin sambil membawa air mineral dan juga gulungan kertas.

"Apaan?" Tanya Vidri pada temannya.

"Di suruh ke kantin sama yang ngasi, bukanya pas ketemu orangnya di kantin. Sana cepetan katanya." Pesan teman sekelasnya itu.

Vidri akhirnya melangkah menuju kantin dengan perasaan penasaran yang menggebu-gebu.
Sesampainya di kantin ia mengedarkan matanya ke seluruh sudut kantin dan menemukan sosok pemuda yang ia kenal, siapa lagi kalau bukan Noah? Ia menuju kearah Noah dan duduk di depannya.

"Ngapain?" Tanya Vidri pada Noah.

"Gue cuma minta jawaban kemarin, dan jawaban yang gue mau ada di kertas itu," jelas Noah.

"Gue suka sama lo, lo mau jadi pacar gue?" Lanjut Noah.

Vidri membuka kertas itu dan membacanya dalam hati dan setelah itu ia menatap Noah. Ia tersenyum karena kalimat pada kertas itu tertulis :

"YES"

"Iya," jawab Vidri sambil tertunduk malu.

"Apa? Ga denger serius," goda Noah sambil berpura-pura menggaruk telinganya yang tidak gatal.

"IYA!"

TBC

Hai, lama ga update. Karena Vee ada Penilaian Akhir Semester. Tapi sekarang udah selesai jadi bisa update cepet!

Akhirnya Vidri sama Noah Official. Author bahagia mereka udah jadian. Haaaaa!

Udahlah, makasi udah mau baca karya abal-abal yang unfaedah ini.

See you!

NOAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang