46 [END]

157 8 4
                                    

Lagi dan lagi perkiraan ku salah! Kupikir aku benar-benar sudah melupakannya, tapi nyatanya aku tak mampuh tanpanya.

👩👨

HAPPY READING
___________________________________

Pagi ini Kania seperti biasa akan berangkat ke sekolah untuk menimbah ilmu disana, Kania keluar dari kamar dambil membawa tas sekolahnya.

Terlihat di meja makan sudah ada sang Papa dan Bundanya sefang bersiap-siap untuk darapan pagi ini.

"Pagi bunda,Pah" sapa Kania kepada kedua orang tuannya

"Pagi juga sayang. Ayo duduk terus makan sarapan kamu" jawab sang bunda sedangkan Papa Kania hanya menjawab dengan senyuman.

"Siap bubos" ucap Kania dambil memperlihatkan tanda hormat kepada sang bunda, Bunda hanya menggelekan kepalanya melihat tingkah anak perempuannya ini.

Mereka pun melanjutkan makan dengan tenang tanpa ada yang berbicara di antara mereka.

Brakkk

Semua pasang mata yang berada di meja makan menatap ke arah suara yang membuat mereka semua kaget, terlihat Bagas yang mencoba berdiri dari jatuhnya. Siapa sangka laki-laki yang bergitu tampan dan nampak cool jika di depan para gadis sekarang sedabg terjatuh di atas teras.

"Bang ngapain tiduran di situ" ledek Kania kepada sang Kakak sambil menahan tawanya.

"Makannya kalau jalan hati-hati bang" naseha sang bunda yang sudah berdiri di damping Bagas dan memapah Bagas.

"Ini udah kesiangan bun, aku ada kuliah pagi hari ini" ucap Bagas

"Kalau ada kuliah pagi. Tidurnya jangan malem, jadi kesiangan ginikan"

Sekarang sudah satu tahun lewat setelah kejadian Kania yang menangis di rumah sakit bersama Bagas. Sekarang Bagas bukan lagi Anak SMA tetapi dia sudah kuliah dan sekarang baru menginjak semester 1, dan begitu pun dengan Kania sekarang dia sudah kelas 12 SMA. Seminggu dari sekarang Kania akan menjalani ujian sekolah dan mungkin Kania akan mulai sibuk dengan kegiatannya di sekolah.

Bagas sudah duduk di kursi makannya, semuanya melanjutkan kembali makannya. Setelah beberapa menit Kania berpamitan untuk berangkat ke sekolah, begitu pun dengan Bagas yang sudah terlalu kesiangan untuk berangkat ke Kampusnya walaupun begitu Bagas tetap berangkat.

"Asalam'mualaikum" teriak Kania sambil berjalan keluar setelah mencium tangan kedua orang tuanya.

"Mau bareng gak?" Tanya Bagas saat sudah berada di luar

"Gak usah deh. Kan abang udah ke siangan" jawab Kania

"Yaudah gue duluan" ucap Bagas sambil masuk ke mobilnya.

Kania pun pergi keluar untuk mencari angkutan umum, setelah beberapa menit akhirnya angkutan umum datang Kania pun segera naik dan angkutan umum itu pun mulai melaju kembali.

Kania sudah sampai di sekoloh, syukurlah Kania tak kesianga hanya tinggal beberap menit lagi gerbang sekolah akan di tutup.

Huftt Kania mulai mengatur nafasnya karna sedari tadi Kania berlari agar tak telat, saat Kania sedang mengatur nafas sambil tangan memegang ke lututnya.

"Nih minum" ucap seseorang di depan Kania. Kania cukup tahu siapa orang yang berada di depannya ini karna Kania mengenal sepatu yang di kenakannya. Saat Kania mendongah ke atas benar saja dugaannya.

"Gak perlu" ucap Kania sambil menegakan badannya dan mulai melewati laki-laki yang berada di depannya ini.

"Mau sampai kapan kamu kaya gitu terus ke aku?" Teriak laki-laki itu membuat langkah Kania berhenti.

Let Me Stay Love You [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang