23❤

85 12 4
                                    

Happy reading😗😗😗

_______________________________________

'Gue bahagia lo bilang suka sama gue, tapi biarin gue yang berjuang dalam hal ini'

-Farel Albar-


Kania keluar dari toilet sambil merapihkan rambutnya yang cukup berantakan akibat tadi, Kania belum sempat mengganti baju olahraganya karna terhambat oleh perbuatan Naya dan Renita.

Kania berjalan ke arah kelasnya untuk mengambil seragamnya, tetapi Kania berjalan sangat pelan karna dia merasakan sakit pada pergelangan kakinya sepertinya kaki Kania terkilir, 'sial banget sih hari ini gue' ucap Kania di dalam hati sambil tetap berjalan.

Sekarang Kania sudah berada di kelasnya dan sudah mengganti pakaian olahraganya dengan seragam, saat Kania tadi sudah sampai di kelas Aurel yang melihat keadaannya kaki Kania yang berjalan seperti itu sangat khawatir, tadinya Aurel akan memberi tahu kepada Bagas bahwa kaki Kania terkilir tapi dilarang oleh Kania jika abangnya itu tahu pasti akan lebih heboh dari pada tingkah Aurel, apalagi pasti bukan hanya Bagas saja tentu kalian tau siapa lagi kalau bukan Arfan dan Arka.

Kania menghelaskan nafasnya, Aurel yang mendengar helasan nafas yang berasal dari Kania melirik ke arah Kania,

"Kenapa" tanya Aurel sambil berbisik di karnakan pelajaran sudah mulai sedari tadi dan guru sedang menjelaskan di depan

"Kayanya gue harus ngungkapin perasaan gue ke Farel deh" ucap Kania lemas

"Bagus dong" timpal Aurel yang mengeraskan suranya dan membuat mereka menjadi pusat perhatian, sedangkan Kania merutuki kebodohan sahabatnya ini

"Aurel ada apa" tanya sang guru

"Gak papa bu" jawab Aurel sambil tersenyum kikuk

Mereka pun belajar kembali dan menunda percakapan mereka, Aurel akan bertanya lagi nanti dari pada dia kena amuk satu kelas karena membuat keributan lebih baik diam saja.

😎😎😎😎

Bel pulang sudah berbunyi, Aurel sedang membantu Kania untuk berjalan ke arah parkiran sekolah, Aurel maupun Kania tak sempat menghunungi Bagas atau pun para sahabat Bagas.

Farel berjalan ke arah kelas Kania bukannya dia mau Cari perhatian Kania atau apapun karna memang untuk menuju ke arah parkiran Farel harus melewati kelas Kania terlebih dahulu, saat Farel berjalan dan sudah di depan kelas Kania, Farel melihat Kania berjalan sambil di bantu oleh Aurel, Farel memberhentikan langkahnya dan menghadap ke arah Kania dan Aurel, sedangkan yang di perhatikan hanya mengerutkan keningnya, saat Kania sudah berada di depan Farel,

"Mau gue bantu" tawar Farel sambil tersenyum

"Boleh boleh" suara tersebut tentunya bukan berasal dari mulut Kania siapa lagi kalau bukan Aurel

"Ini kesempatan lo ngomong sama dia" bisik Aurel pada telinga Kania

Kania yang mendengarnya hanya mengagguk yah Kania setuju dengan Aurel kalau bukan sekarang dia mengungkapkan prasaannya pada Farel kapan lagi, dan suasana sekola juga sudah mulai sepi Kania tidak akan malu jika Farel menolaknya langsung.

Farel mengambil alih Kania yang tadi berada di samping Aurel sekarang sudah berada di sampingnya, mereka mulai berjalan ke arah parkiran, Kania menggigit bibir bawahnya harus mulai dari mana dia berbicara soal perasaannya pada Farel, Kania memberanikan diri

"El" panggil Kania kepada Farel

"Hm" jawab Farel tanpa menengok ke arah Kania, huh sangat menyebalkan sekali Farel ini menjawab hanya 'Hmhm', sedangkan Aurel yang mengikuti dari arah belakang sudah hampir tertawa karna melihat dua insan yang berada di depannya ini penomena yang langka Kania akan menyatakan perasaannya kepada manusia batu es,

"Apa gue bisa lebih dari sekedar temen lo" tanya Kania ragu, kali ini pertanyaan dari kania membuat Farel menengok ke arahnya dan memberhentikan langkahnya

"Maksud lo" tanya Farel

Dasar cowok yang sangat tidak peka, dia pura-pura tidak tau atau memang bodoh, ingin rasanya Kania mencabik-cabik muka Farel sekarang juga tapi dia terlalu sayang kepada Farel jadi tak berani, (cielah orang mah udah sayang thor:v).

Mereka berjalan kembali ke arah parkiran setelah menetralkan perasaan mereka masing-masing, dan Kania kembali membuak pembicaraan mereka.

"Iya gue suka sama lo dan gak mau cuma sekedar jadi teman lo doang" ucap Kania memberanikan dirinya, walaupun Kania tak akan mengatakan jika dia sudah suka kepada Farel sejak awal masuk sekolah,

"Terserah lo" jawab Farel cuek

Tanpa mereka sadari mereka sudah berdan di parkiran sekolah, Farel berhenti dan melihat Bagas yang sedang berjalan ke arahnya,

"Tuh dia udah datang gue duluan" ucap Farel kepada Kania

Sedangkan Kania masih bingung atas jawaban Farel 'Terserah lo' maksudnya apa Farel tidak memberikan jawaban yang jelas jadi dia menerimanya atau tidak, ah Kania sangat bodoh kenapa dia berpikir Farel menerimanya tentu saja jawaban Farel tidak.

"Nih tas Kania kak" suara Aurel membuyarkan lamunan Kania

"Makasih rel" ucap kania sambil tersenyum

"Ciee yang tadi.." belum selesai Aurel berbicara sudah mendapatkan tatapan tajam dari Kania

"Gue duluan deh" lanjut Aurel sambil tersenyum mengejek ke arah Kania, dasar sahabat yang sangat menyebalkan bagaimana pun juga itu yang tadi Kania lakukan adalah saran darinya dan lihat siapa yang mengejeknya juga dasar sahabat laknat.

"Ayok buruan pulang" ajak Bagas pada Kania, sedangkan Kania mengutuk kakaknya ini kakinya sedang sakit dan di biarkan jalan sendiri

"Kenapa masih berdiri di situ" lanjut Bagas karna Kania masih tetap pada posisi yang tadi

"Kaki gue sakit bang" jawab Kania dan mukanya sudah merah padam dia sangat kesal pada kakaknya, kepada Naya yang membuat kakinya seperti ini, dan tentunya kepada Farel yang menolaknya, sepertinya hari ini adalah hari yang paling sial di hidup Kania dan rasanya Kania ingin menangis,

"Kaki lo kenapa?, eh jangan nangis dong, mana yang sakit? Bisa jalan gak?" Pertanyaa beruntun dari Bagas membuat Kania lega karna Kakanya masih mengkhawatirkannya,

"Gak bisa jalan sakit, gendong ke" ucap Kania memelas, Bagas menghelaskan nafasnya apapu dia lakukan demi adiknya yang manja ini,

Bagas membungkukan badannya di hadapan Kania, Kania naik di atas punggung Bagas sambil tersenyum,

"Gue butuh penjelasan di rumah kenapa kaki lo bisa kaya gini" ucap Bagas sambil berjalan ke arah mobilnya dan di jawab anggukan oleh Kania.

Farel masih di area parkiran sekolah dia melihat semua yang Kania dan Bagas lakukan, jika Kania menyukainya kenapa dia seperti sangat dekat dengan Bagas memang Bagas siapanya Kania dan ada hungan apa mereka, sebenarnya Farel juga menyukai Kania hanya saja dia tak suka jika Kania yang terlebih dahulu mengungkapkan persaannya kepada Farel.

Farel ingin dia yang memyatakan persaanya kepada Kania terlebih dahulu bukan Kania yang menyatakan perasaan kepada Farel, jika di katakan Farel sangat bahagia tentu saja perasaanya tidak bertepuk sebelah tangan, namun jika seperti ini dia seperti laki-laki yang pengecut karna cewek yang terlebih dahulu bilang suka kepadanya bukan dia,

Yasudah lah toh semuanya sudah terjadi apa yang harus di rubah lagi semuanya bakalan tetap saja seperti ini karna dia terlalu lama tidak mengatakan kepada Kania kalau dia ingin Kania menjadi miliknya sampai pada akhirnya malah Kania sekarang yang mengatakannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.

Hai , makasih yang udah mau baca cerita yang masih amatiran kaya gini yah😂😂

Maaf banyak typonya juga, jangan lupa vote dan komen yah okray😂😎

See you next part😚😚

Let Me Stay Love You [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang