11

91 7 0
                                    

Suzy mulai menangis di hadapan Jin.

"Kenapa mami nangis?" Jin mulai panik, karena ini pertama kalinya Jin melihat Suzy menangis

"Mami hanya nggak mau kamu terluka seperti ini"

"Baiklah-baiklah, aku akan menemui mama besok"

"Kenapa besok? Kenapa nggak sekarang?"

(Jin meneguk salivanya dengan susah payah)

"A-aku butuh menyiapkan mentalku terlebih dahulu"

"Janji?"

"Aku janji. Lagi pula, kenapa mami menangis karena hal sepele ini?"

"Ini bukan hal yang sepele! Ini masalah yang cukup serius untukmu Jin"

(Jin memeluk Suzy yang masih menangis)

"Baiklah jangan menangis lagi"

(Tiba-tiba Yeji membuka kamar Jin. Seketika langkah Yeji terhenti di ambang pintu)

"Kakak buat mami nangis?"

(Suzy mengusap air matanya sambil melepas pelukannya)

"Ini bukan seperti yang ada di pikiranmu Yeji" ucap Suzy

(Yeji pergi menghampiri Suzy)

"Lalu kenapa mami menangis?"

"Mami hanya sedang kesal dengan kakakmu, jangan terlalu dipikirkan. Kau mau apa?"

"Aku hanya ingin melihat keadaan kak Jin"

"Aku? Kenapa?"

(Yeji menatap Jin sinis)

"Kenapa? Kakak serius tanya kenapa? Apa yang kakak lakukan kemarin?"

"Ah, masalah itu, itu memang salah kak-"

"Kenapa kakak nggak pulang? Apa kakak nggak tau seberapa khawatirnya kami memikirkan kakak?"

(Jin terdiam dan menunduk)

"Sayang, sepertinya kakakmu ini masih mempunyai masalah, kita biarkan dia saja hari ini, heumm?"

(Yeji masih menatap Jin kesal)

"Kakakmu pasti lelah, ayo keluar sayang" ajak Suzy

"Jangan melewatkan makan malam nanti atau aku akan benar-benar berhenti berbicara dengan kakak" ancam Yeji

"Aku tidak akan pergi"

...

[Keesokan Harinya]

Jin berdiri didepan pintu kamar Jung So Min. Ia ingin sekali masuk, tapi apa dayanya jika hati dan pikirannya tidak sama?

"Kalau masuk, masuk aja. Ngapain cuman berdiri?"

Jin menengok ke belakang dan kaget melihat kehadiran mamanya, walaupun cukup kaget, Jin berusaha mengendalikan ekspresinya kembali.

"Aku hanya sekedar lewat"

"Apa kamu akan terus melakukan ini sama mama Jin? Mama kangen. Pengen peluk"

So Min berjalan mendekati Jin dan merapikan dasi anaknya itu. Hari ini Jin punya rapat penting di kantornya.

"Mama dengar, hari ini akan diumumkan hasil rapat tentang tender besar yang kau inginkan. Apakah kamu gugup?"

"Tidak"

So Min tidak tahan lagi. Dia memeluk anaknya dengan erat. Satu tetes air matanya pun lolos begitu saja.

"Yahh, mama tau, kamu pasti bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan. Karena kamu adalah Kim Seok Jin. Anak mama yang sangat jenius dan ambis"

KerfuffleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang