Jin berlari mencari ruangan Yeji. Setelah menemukan ruangannya, Jin langsung masuk dan berdiri disebelah tempat tidur Yeji.
"Kenapa Yeji bisa begini?" Tanya Jin
"Dia terlibat perkelahian dengan teman disekolahnya" jawa So min
"Perkelahian? Yeji bukan anak yang suka berkelahi!" Ucap Jin sambil memukul meja yang ada disampingnya
"Heyy, kamu bisa melukai tanganmu sendiri. Tenanglah! Adikmu tidak apa-apa" ucap Suzy menenangkan
Jin meremas rambutnya dan keluar ruangan untuk menelfon seseorang.
"Kenapa kejadian ini bisa terjadi? Apa kau tidak becus menjalankan sekolahan? Keluarkan anak-anak yang telah melukai adikku! Atau aku akan mencabut semua investasiku di sekolah itu!" Jin memutuskan telfon sepihak dan menelfon seseorang lagi
"Apa informasi yang kau dapat? Rekaman cctv? Kirim bukti itu padaku dan segera urus anak-anak itu. Selesaikan sekarang juga" ucap Jin lalu mematikan telfon itu secara sepihak lagi
Jin menghela nafasnya dengan kasar. Saat dia ingin masuk ke ruangan Yeji, tiba-tiba papinya datang dan langsung menampar Soobin.
"Papi hanya menyurumu menjaga Yeji, tapi kamu tetap tidak bisa melaksanakannya?"
"Maaf pi" cicit Soobin
"Kenapa kau selalu tidak becus?!? Apa itu pekerjaan yang berat? Kau seharusnya bisa menjaganya saat disekolah!"
"Aku selalu berada disampingnya, tapi saat itu-"
"Jangan pernah membuat alasan Soobin! Jika kau salah, kau harus mengakuinya!"
"Cukup pi! Soobin juga tidak akan menduga bahwa ini akan terjadi! Ini bukan sepenuhnya kesalahan Soobin!" Bela Jin
Jin berdiri tepat di depan Soobin. Jujur saja, Jin sangat tidak menyukai sikap papinya yang sangat kasar saat sedang marah. Jin memang orang yang emosian, tapi dia tidak seperti papinya yang tidak ingin mendengarkan penjelasan dari orang lain terlebih dahulu.
"Apa kamu membelanya?"
"Aku juga marah padanya! Tapi aku tidak sama dengan papi! Dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga adikknya. Mana ada kakak yang ingin adiknya terluka?!"
"Aishh!"
Kim Seung Gi pergi memasuki ruangan Yeji sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Abaikan papi, dia terbiasa seperti itu saat marah" ucap Jin masih membelakangi Soobin
"Kakak nggak marah?"
Jin menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan Soobin
"Pasti aku marah. Tapi ini bukan sepenuhnya kesalahanmu. Kamu juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga Yeji, dan aku tau itu. Nggak usah pikirin perilaku papi. Anggap aja itu nggak pernah terjadi. Dan apa yang kau lakukan disini? Jika Yeji sudah sadar, dia pasti akan mencarimu"
Jin membalik badannya dan melihat kepala Soobin yang tertunduk
"Angkatlah kepalamu dan tegakkan bahumu"
Soobin tidak sengaja meneteskan air matanya. Saat ini ia sangat malu pada Jin karena harus menangis dan bersikap layaknya anak kecil di usianya yang sudah remaja ini. Soobin berusaha menyembunyikan kesedihannya, tapi ini sangatlah sulit.
"Ma-maaf kak"
Jin memeluk tubuh Soobin. Jin tau saat ini Soobin sangat berusaha keras menahan tangisannya. Jin juga pernah berada di posisi Soobin. Saat itu tidak ada yang menenangkannya sehingga Jin memendam semuanya sendirian. Ia tidak ingin hal itu juga terjadi pada adiknya. Ia tidak ingin adiknya merasa kesepian dan sendirian. Oleh karena itu, Jin menahan amarahnya yang menggebu-gebu saat ini.