Soobin menghampiri meja yang diisi oleh Yeji bersama teman-temannya.
"Kak, kata kak Yeonjun, kakak punya gebetan?"
Mata Soobin hampir keluar dari tempatnya dan langsung memeberikan tatapan membunuh untuk Yeonjun.
"Nggak usah ngarang deh. Aku tau kamu banyak gebetan, lagian bukannya kamu lagi pacaran?" Tanya Soobin
"Aku single kok! Jadi aku boleh dong deket-deket sama Yeye" jawab Yeonjun
"Yeye? Siapa?"
"Kim Yeji"
Soobin menjambak rambut Yeonjun
"Jangan macem-macem ya, Yeji nggak akan aku biarin buat dapet cowo play boy kayak kamu!"
"Aduhh duhh!! Sakitt oneng!"
Soobin melepaskan rambut Yeonjun
"Dari pada kayak Beomgyu, pendiem, datar, no ekspresi"
"Nggak usah nyangkut-nyangkutin aku. Aku nggak ikut-ikutan. Mending kamu makan tuh baksonya"
"Tuh kan, nggak bisa diajak bercanda. Nasib punya temen kayak gini"
Yeji hanya tertawa kecil melihat mereka. Berbeda dengan Ryujin yang sepertinya risih karena menjadi pusat perhatian di kantin.
"Aku ketoilet dulu" pamitnya
"Aku ikut!!"
Yeji menggandeng tangan Ryujin dengan senang
"Jangan gandeng-gandeng bisa nggak? Aku risih. Banyak yang ngeliatin"
"Emang kenapa pada ngeliatin? Kan aku nggak ngelakuin kesalahan apapun. Jadi kamu nggak perlu merasa cemas"
"Kamu ini beneran polos atau gimana sih? Nggak bisa bedain cara orang natap kamu ya?"
"Emangnya aku ngelakuin apa sampek orang-orang natap aku segitunya?"
Ryujin mengusap wajahnya gusar. Ia menggandeng tangan Yeji dan membawanya ke taman belakang.
"Lebih baik kita nggak temenan"
"Kenapa? Emangnya aku ngelakuin kesalahan apa?"
"Aku cuman nggak mau jadi pusat perhatian! Seorang perempuan dipindahkan ke sekolah ternama dan langsung bisa bergabung di kalangan laki-laki most wanted di sekolah. Orang-orang menatapmu penuh keheranan dan iri!"
"Kenapa mereka harus iri? Jika mereka mau bicara sama kak Soobin atau yang lain kan tinggal bicara aja"
"Kamu nggak tau sifat asli kak Soobin disekolah gimana? Dia dingin banget kalau sama perempuan. Intinya aku nggak mau jadi pusat perhatian lagi"
Begitu saja Ryujin meninggalkan Yeji di taman belakang sekolah. Yeji menyusul Ryujin ke kelas.
"Ryujin" panggil Yeji
Ryujin menggunakan ear phonenya dan membuka buku pelajarannya. Yeji adalah anak yang tidak mudah menyerah, karena dulu, ia juga mempunyai teman seperti Ryujin pada awalnya.
"Ryujinnn!!!!!!"
Satu kelas menengok ke arah Yeji. Yeji mengabaikan mereka semua. Ryujin melotot tidak percaya dengan apa yang barusan Yeji lakukan. Ryujin memang memasang earphone ditelinganya, tapi ia tidak menyalakan musik.
"Kau gila?" Tanya Ryujin sambil melepas earphonenya
"Kalau ada orang ngomong dengerin dong! Jangan malah dengerin musik!"
Ryujin menghela nafasnya
"Aku sudah bilang, aku nggak suka jadi pusat perhatian kayak gini!"
"Kenapa? Emang salah?"
