Hari sudah hampir tengah malam tapi Kris dan Tiffany masih belum tidur karena menunggu kabar dari orang suruhan mereka.
"Oppa, apa masih belum ada kabar dari Minseok oppa?".
"Belum sayang".
"Kenapa lama sekali? Aku takut jika terjadi sesuatu pada putra kita, apalagi sekarang sudah tengah malam, udara di luar juga semakin dingin, putra kita pasti kedinginan".
"Tenanglah sayang, kau harus yakin jika putra kita baik-baik saja. Sabarlah, Minseok hyung pasti dapat menemukan putra kita".
"Bagaimana aku bisa tenang jika aku tidak tahu bagaimana keadaan putraku saat ini?" kesal Tiffany, dia merasa jika suaminya itu terlalu tenang.
"Oppa tahu tapi yang bisa kita lakukan hanya menunggu, kita percayakan hal ini pada Minseok hyung".
Kris memang terlihat tenang tapi siapa yang tahu jika hatinya juga sangat khawatir memikirkan keadaan putra tunggalnya tapi sebisa mungkin dia menyembunyikan rasa khawatir dan paniknya, karena jika dia panik bagaimana dia bisa menenangkan istrinya.
Tak berapa lama ponsel Kris bergetar, dia berharap jika yang menghubunginya itu Minseok, dan benar saja nama Minseok tertera di ponselnya, tanpa membuang waktu Kris langsung mengangkatnya.
"Yeoboseo hyung".
"......"
"Dimana hyung?".
"......"
"MWO...? Bagaimana Mark bisa sampai kesana?".
"......"
"Tapi putraku baik-baik saja kan hyung?".
"......"
"Ne hyung, terima kasih".
Pip.
"Oppa, apa yang dikatakan Minseok oppa? Dia berhasil menemukan putra kita kan?".
"Syukurlah sayang Minseok hyung berhasil menemukan Markeu dan sekarang mereka dalam perjalanan ke Seoul".
"Ke Seoul? Maksud oppa?".
"Iya sayang Minseok oppa menemukan putra kita di Busan".
"MWO...? Bagaimana Markeu bisa sampai kesana?".
Tiffany sangat terkejut saat mendengar penjelasan suaminya. Dia tidak habis pikir bagaimana putranya bisa sampai kesana.
"Oppa juga tidak tahu, kita tanyakan saja saat dia pulang nanti yang penting putra kita sudah ketemu".
"Ne oppa".
Dalam hatinya Tiffany sangat bersyukur karena putra nya sudah ditemukan.
****
"Ah...ju...si tolong lepaskan tanganku!".
Mark masih berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman orang asing itu.
"Tidak semudah itu anak manis, kau harus bermain dulu dengan ahjussi. Jika dilihat lihat kau sangat imut dan menggemaskan pasti akan mahal jika aku menjualmu. Ayo ikut aku!".
"Tidak ahjussi aku tidak mau, tolong lepaskan aku ahjussi, aku ingin pulang".
Mark terus memberontak namun orang itu tetap menyeretnya, dia tidak mungkin melepaskan harta karun nya.
Tarik menarik itu terus terjadi hingga segerombolan orang berpakaian hitam menghadang mereka.
"LEPASKAN DIA!"