Mentari pagi sudah mulai memancarkan sinarnya, tanda jika semua makhluk yang ada di bumi ini untuk memulai aktivitas mereka tak terkecuali para maid yang bekerja di sebuah mansion mewah.
Mansion mewah yang terletak di kawasan elit Gangnam itu merupakan milik pengusaha tersukses di Korea yaitu Kris Tuan.
Kris sang kepala keluarga kini sudah siap dengan setelan kantornya keluar dari kamarnya menuju ruang makan dimana sang istri sedang menyiapkan sendiri sarapan untuk mereka.
"Pagi oppa" ucap Tiffany yang datang sambil membawa secangkir oppa untuk suaminya.
"Pagi juga sayang, dimana Markeu?" jawab Kris.
"Oppa seperti tidak tahu bagaimana putra kita saja, jam segini dia pasti masih di alam mimpinya".
"Kalau begitu biar oppa yang membangunkanya" ucap Kris setelah meminum sedikit kopi yang tadi Tiffany buatkan".
"Langsung bangunkan oppa, jangan menuruti Mark jika putra kita tidak ingin bangun" pesan Tiffany.
Kris mengangguk lalu kembali ke lantai dua untuk membangunkan putra tunggalnya.
Dengan perlahan Kris membuka pintu kamar Mark, kamar putranya masih terlihat gelap bahkan gorden kamar pun belum dibuka.
Dia pun membuka gorden dan membiarkan cahaya pagi masuk ke kamar bernuansa biru laut itu.
Namun cahaya yang menyilaukan itu tak mampu membangunkan sang pangeran dari tidur nyanyaknya, Kris hanya menggelengkan kepalanya melihat Mark yang tidak terganggu dengan semua itu.
"Hai jagoan daddy, kau tidak ingin bangun? Mommy sudah memasak makanan favoritmu" ucap kris.
"Eung,,,lima menit lagi dad" gumam Mark sambil mengeratkan selimut yang dia pakai.
Kris hanya tersenyum maklum melihat kelakuan putra tunggalnya, dia mengelus lembut rambut Mark.
Mark, putra yang sangat dinantikan kehadiranya oleh Kris dan Tiffany. Mark lahir setelah mereka menikah selama sepuluh tahun. Selama itu Tiffany sudah pernah beberapa kali hamil namun karena kandungannya yang lemah janin yang dikandungnya tidak pernah bertahan lama.
Saat mengandung Mark pun Tiffany harus berjuang, mengingat bagaimana lemahnya kandunganya saat itu, bahkan dokter sudah menyarankan Tiffany untuk menggugurkan kandunganya karena dapat membahayakan nyawanya.
Namun bukannya setuju, Tiffany menolak keras saran dokter, dia rela jika harus kehilangan nyawanya daripada disuruh menggugurkan kandunganya. Saat itu Tiffany bahkan bertengkar hebat dengan Kris karena suaminya itu mendukung saran dokter.
Walau sangat berat tapi Tiffany menjalaninya dengan sabar hingga Tuhan memberikan keajaibannya, Tiffany melahirkan Mark dengan selamat walau sempat terjadi pendarahan.
Terlalu fokus dengan lamunanya, Kris sampai tidak menyadari jika istrinya sudah berada di sampingnya.
"Oppa, aku menyuruhmu untuk membangunkan Markeu bukan malah membantunya untuk kembali tidur" kesal Tiffany karena melihat Kris malah melamun sambil mengelus lembut kepala putranya bukannya membangunkannya.
"Astaga sayang, kau membuat oppa terkejut".
"Lagian oppa bukannya membangunkan Markeu malah asyik melamun" omel Tiffany.
"Mark, bangun sayang!".
Tiffany mulai membangunkan Mark, namun putranya itu rasanya enggan untuk bangun.
"Mark, jika kau tidak bangun juga, mommy akan mengirim mu ke LA!" ancam Tiffany.
Nampaknya ancaman Tiffany berhasil, Mark mulai membuka matanya.