Mereka sudah selesai makan, Jinyoung juga sudah selesai mengerjakan tugasnya dengan Jaebum memutuskan untuk mengantar Jaebum dan Mark.
Sebenarnya tadi Yugyeom sudah menawarkan untuk mengantar Mark tapi Jinyoung menolaknya, dia merasa kasihan jika Yugyeom harus mengantar Mark terlebih dahulu karena arah rumah mereka berbeda.
"Bumie hyung bagaimana kabar Sica ahjumma? Aku merindukannya" tanya Mark yang duduk di jok belakang.
Jaebum tersenyum mendengar perkataan Mark.
"Kabar eomma baik-baik saja Mark, eomma juga merindukanmu".
"Benarkah hyung? Sica ahjumma merindukanku?".
Entah kenapa Mark senang mendengarnya.
"Benar Mark, kalau ada waktu mainlah ke rumah hyung, eomma pasti akan senang".
Sementara Jaebum dan Mark asyik dengan obrolan mereka, Jinyoung fokus pada jalanan yang ada di depannya.
"Oh ya hyung kalau boleh aku tahu apa Sica ahjumma bekerja?" tanya Mark lagi.
"Tentu saja Mark, kalau eomma tidak bekerja hyung tidak akan bisa seperti ini. Hyung dibesarkan hanya dengan keringat dan jerih payah eomma hyung".
Mark mengerutkan dahinya, dia bingung mendengar jawaban Jaebum. Apa mungkin Jaebum tidak punya appa?.
"Lalu appa hyung dimana? Aku ingat waktu di rumah hyung aku tidak melihat appa hyung bahkan foto nya pun tidak ada?".
Jaebum terdiam mendengar pertanyaan Mark, dia bingung ingin jujur apa tidak mengingat hubungan mereka belum terlalu dekat.
Jinyoung pun menyadari hal itu, dia pun lantas menegur Mark.
"Mark, jangan menanyakan hal yang tidak-tidak, itu tidak sopan sayang".
Mimik wajah Mark pun berubah, dari yang tadi nya antusias menjadi murung dan Jaebum melihat itu lewat kaca yang ada di dalam mobil.
"Gwenchana Jie, Mark tidak salah. Oke Markeu karena kau sudah bertanya tentang appa hyung, hyung akan menjawabnya. Appa dan Eomma hyung sudah bercerai sejak hyung berumur 8tahun, saat itu hyung masih tidak mengerti kenapa mereka mau berpisah tapi suatu hari Appa kembali datang ke rumah dengan seorang wanita yang sedang mengandung, sejak saat itu hyung tahu jika appa sudah berkhianat pada eomma dan saat itu pula hyung mulai membenci appa hyung sendiri".
"Hiks..."
Jaebum dan Jinyoung terkejut mendengar Mark yang terisak.
"Astaga, kenapa kau malah menangis Mark?".
"Hiks...aku sedih Jie hyung, aku jadi teringat akan daddy yang kini sudah mempunyai kekasih lagi, jika nanti daddy jadi menikah dengan wanita itu apa daddy juga akan membuangku hiks?"
Deg.
Jaebum dan Jinyoung terdiam, mereka terkejut mendengar ucapan Mark.
"Mark, kenapa kau berbicara seperti itu saeng? Kris ahjussi tidak mungkin membuangmu" ucap Jinyoung.
Jaebum hanya diam, dia masih tidak menyangka Mark akan berbicara seperti itu. Dia mengerti ketakutan Mark, tapi sejak eomma nya bercerita jika menjalin hubungan dengan daddy Mark, dia berjanji pada dirinya akan menyayangi dan menjaga Mark sepenuh hatinya karena sejak pertama bertemu dia sudah sangat menyayangi Mark yang begitu menggemaskan di mata nya.
"Tapi itu benar hyung hiks, masih pacaran saja daddy sudah melupakannku, bagaimana jika mereka menikah? Aku tidak suka hyung, aku membenci wanita itu, wanita itu jahat karena sudah merebut daddy dariku".