Kris dan Mark tiba di bandara Incheon saat hari menjelang malam. Mereka langsung pergi ke arah tempat parkir bandara dimana Kang ahjussi sudah menunggu.
"Selamat datang kembali tuan besar, tuan muda" ucap Kang ahjussi.
Kris membalas sapaan Kang ahjussi sementara Mark hanya mengangguk saja, dia sangat lelah dan sekarang sudah mengantuk.
Seolah mengerti keadaan Mark, Kris segera menyuruh Kang ahjussi untuk melajukan mobil nya.
Melihat Mark yang tertidur, Kris membawa kepala putra nya untuk dibaringkan di pangkuannya.
"Ahjussi bagaimana di rumah saat aku tidak ada, semua baik-baik saja kan?".
"Semua baik-baik saja tuan besar, kami juga merayakan natal bersama-bersama".
"Maafkan aku ahjussi, karena kami pergi ke luar negeri kalian jadi tidak bisa merayakan natal dengan keluarga kalian".
"Gwenchana tuan besar, kami tidak keberatan sama sekali, kami semua malah senang merayakan natal di mansion".
Kris merasa sedikit menyesal karena kepergiannya ke luar negeri membuat para pekerja di rumahnya tidak bisa pulang ke rumah mereka masing-masing.
Biasanya Kris merayakan natal di mansion, mereka jarang merayakan natal keluar negeri, hanya saja tahun ini berbeda, demi putra semata wayangnya yang ingin merayakan natal di kota kelahirannya, akhirnya Kris untuk pertama kali nya merayakan natal di luar negeri.
Tapi Kris tidak lupa untuk memberi kado natal untuk para pekerja di rumahnya, tak tanggung-tanggung, dia langsung mengirimnya dari Amerika.
Akhirnya mobil mereka sampai di mansion Tuan, Kang ahjussi segera mengeluarkan barang-barang majikannya.
Seulas senyum terbit di bibir Kris saat melihat Mark masih tertidur pulas di pangkuannya. Tidak tega untuk membangunkannya, Kris pun dengan perlahan menggendong putra nya.
"Selamat datang kembali Tuan besar" Kris tersenyum mendapat sambutan dari para maid.
"Terima kasih, aku akan menidurkan Markeu di kamarnya, kalian pergilah beristirahat".
Para maid mengangguk, setelah itu Kris langsung membawa Mark ke kamarnya, dia merebahkan tubuh putra nya dengan sangat perlahan, takut jika nanti Mark terbangun.
Kris pun membuka lemari pakaian dan mengambil satu set piyama, dengan sangat telaten dia mengganti baju putranya dengan piyama yang tadi dia ambil.
Setelah selesai, Kris menarik selimut hingga sebatas dada agar putra nya agar tidak kedinginan.
"Jaljayo sayang".
Kris pun pergi dari kamar putra nya menuju kamarnya yang terletak di sebelah kamar Mark.
Gelap dan sunyi itulah yang dirasakan oleh Kris saat pertama masuk ke kamarnya yang telah dia tinggalkan selama dua minggu.
Kris duduk di ranjangnya, dia memperhatikan kamarnya, banyak ornamen dan perabotan yang ada disana, meja rias, bahkan peralatan make up istrinya masih tertata rapi disana. Hati nya kembali merasa sakit saat mengenang kenangan-kenangan indah bersama istrinya di kamar ini.
Karena tidak ingin larut dalam kesedihan, Kris memutuskan untuk pergi ke kamar mandi guna membersihkan dirinya. Selang lima belas menit, Kris sudab keluar dari wajah yang lebih segar.
Dia mengambil pakaian yang lebih santai lalu kembali duduk di ranjang bersandar pada kepala ranjang.
Kris mengambil foto Tiffany, diusapnya lembut foto istrinya, dimana di foto itu istinya tengah tersenyum sangat manis ke arahnya.