#2

242 31 2
                                    

Peony, Violet, Vinca, Zinnia, Freesia, Fuchsia, dan Lunaria sudah berkumpul di meja makan. Seruni dibantu salah seorang asisten rumah tangga menyiapkan hidangan ke meja makan. Setelah semua hidangan tertata di meja makan, Kemang tiba di ruang makan. Peony dan keenam adiknya berdiri. Bersama dengan Seruni mereka menyambut kehadiran Kemang, kemudian duduk bersama. Kemang memimpin doa, lalu makan malam pun dimulai.

Usai makan malam, Kemang mengumpulkan istri dan ketujuh anaknya di ruang keluarga. Dulu kebiasaan itu digelar setiap akhir pekan. Namun, seiring berjalannya waktu, setiap akhir pekan hanya Lunaria yang selalu hadir di ruang keluarga. Keenam putri lainnya bergantian absen. Jika ingin semua berkumpul seperti malam ini, Kemang harus membuat pengumuman beberapa hari sebelumnya agar para putri bisa menyesuaikan jadwal mereka dengan waktu untuk berkumpul bersama.

Kemang tersenyum menatap ketujuh putrinya yang sudah duduk berkumpul di ruang keluarga. Seruni duduk di samping kirinya, di atas sofa yang juga ia duduki. Peony, Violet, Vinca, dan Zinnia duduk dalam satu sofa yang berada di sisi kanan sofa tempat Kemang dan istrinya duduk. Fuchsia, Freesia, dan Lunaria duduk di sofa yang berada di sisi kiri. Pintu kaca geser yang memisahkan ruang keluarga dan teras tempat para gadis berkumpul sore tadi dibiarkan terbuka. Membuat semilir udara malam masuk ke dalam ruang keluarga.

"Terima kasih untuk waktunya. Sejak Rainbow Rose menduduki peringkat pertama EO terbaik di kota kita, putri-putriku semakin sibuk saja. Sebagai ayah aku merasa bangga, tapi juga sedih." Kemang memulai obrolan.

Semua diam dan menaruh perhatian pada Kemang.

"Kadarnya lebih banyak mana, Yah? Bangga? Atau sedih?" Freesia bersuara.

"Tentu saja bangga. Ayah sedikit sedih karena waktu berkumpul kita jadi berkurang."

"Saat tidak ada event, kami sering di rumah. Tapi, Ayah yang sibuk. Iya, kan?" Violet meminta persetujuan keenam saudarinya.

Kemang tergelak. "Hahaha. Ayah rasa kita memang perlu liburan bersama."

"Setuju! Kapan itu?" Fuchsia antusias.

"Jadwal Rainbow Rose padat sekali sampai bulan Mei. Bagaimana kalau Juli atau Agustus aja?" usul Peony.

"Ide bagus." Zinnia setuju.

"Boleh juga. Orderan kue udah agak sepi setelah lebaran." Vinca juga setuju. "Luna bisa menyesuaikan, kan?"

"Iya." Lunaria menganggukkan kepala.

"Lalu, kapan kalian akan mengenalkan calon kalian kepada ayah dan bunda?" tanya Kemang tiba-tiba. Ketujuh putrinya pun terkejut. "Liburan itu penting. Calon suami juga penting. Teman-teman ayah sudah banyak yang punya cucu. Ayah jadi iri. Masa iya putri-putri ayah ini nggak pengen nikah, berkeluarga, dan memberi ayah cucu?"

Suasana mendadak hening di ruang keluarga. Seruni menatap satu per satu putrinya. Ia mulai khawatir. Tujuan Kemang mengumpulkan ketujuh putrinya malam ini bukan hanya karena rencana liburan bersama, tapi juga membahas rencana masa depan pernikahan ketujuh anak gadisnya.

"Jadi kita diajak makan enak, trus diiming-iming liburan, ujungnya cuman mau nanya soal laki nih?" Freesia berkomentar. Memecah kebisuan. Ia menggunakan bahasa dan nada yang santai.

Kemang tergelak mendengarnya. "Ayah sudah tua. Ayah pengen gendong cucu. Bunda juga, kan?"

"Lagi pula kalian memang sudah pantas berkeluarga." Seruni setuju dengan sang suami.

"Sia jomblo, Bun!" Freesia mengakui statusnya.

"Sama! Kalau Luna kan emang belum pernah pacaran. Vio baru putus tiga bulan yang lalu, Bun." Violet ikut mengaku.

Marrying a LizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang