#21

178 17 0
                                    

Angsana dan Lunaria duduk di bangku tengah. Widuri duduk di bangku depan, di samping sopir. Mereka hendak pergi menemui Nyai Pansy. Paranormal yang bersedia membantu Angsana. Tak lama kemudian, ponsel Lunaria berdering. Ada panggilan masuk dari Fuchsia.

"Siapa?" tanya Angsana yang duduk di samping kanan Lunaria.

"Kak Fu."

"Terima aja."

"Panggilan video."

Angsana menggeser posisi duduknya. Menjauh dari Lunaria. Lunaria tersenyum, lalu menerima panggilan video dari Fuchsia.

"Dek! Kamu lagi pergi ya?" tanya Fuchsia saat Lunaria menerima panggilan videonya. "Aku liat mobil kalian keluar."

"Mm, iya. Kami ada urusan hari ini. Kenapa, Kak?"

"Kak Ony ngajak ngeteh bareng sore nanti. Di tempat Zinnie. Kan tengah-tengah tuh. Kamu bisa gabung?"

"Kalau aku nyampek rumah cepat ya, Kak."

"Oke! Eh, kalian nggak pergi buat bulan madu kan? Gimana—"

"Nanti kita sambung lagi!" Lunaria memutuskan panggilan video. Bukan hanya wajahnya, tapi seluruh tubuhnya terasa panas karena malu. Suasana di dalam mobil mendadak canggung.

"Pasti Nona Fuchsia juga penasaran bagaimana adiknya menghabiskan malam pertama dengan seekor biawak." Widuri memecah kebisuan. "Orang-orang di internet juga membahas hal itu. Mereka itu benar-benar." Widuri menggelengkan kepala. "Sebenarnya aku juga penasaran. Apa yang terjadi di malam pertama kalian?"

"Ibu!" Angsana menegur. "Aku kan udah bilang nggak akan ngapa-ngapain sebelum kami mengulang akad nikah." Ia sedikit sewot.

"Ya ya. Ibu tahu. Itu alasan kenapa semalam kamu tidur di kamar terpisah, kan?"

"Bagaimana kalau kita bernyanyi?" Pak Sopir menengahi. "Nona suka lagu ini?" ujarnya mulai menggerakkan kepalanya. Berjoged mengikuti alunan musik India yang ia putar.

"Aah, lagu India lagi," keluh Widuri.

"Nona Luna pasti tahu!" Pak Sopir bersemangat.

"Sharabi. Soundtrack Happy New Year," jawab Lunaria.

"Astaga! Kamu tahu, Nak?" Widuri sampai menoleh ke belakang.

"Kak Vio penggemar berat Shah Rukh Khan. Dia punya semua filmnya, juga lagu yang menjadi soundtrack-nya. Kadang kami mendengarkannya bersama."

"Saare mainu kyo sharabi kende ne? Sharabi kende ne, sharabi kende ne...." Pak Sopir mulai ikut bernyanyi.

Angsana tiba-tiba membaringkan tubuhnya dan meletakkan kepala di atas pangkuan Lunaria. Lunaria tersenyum dan mulai mengelus-elus kepala Angsana.

"Harusnya mobil ini punya sekat pembatas." Widuri menggeleng melihat tingkah manja Angsana.

Pak Sopir tersenyum menanggapinya. Angsana mengabaikan sindiran Widuri dan mulai memejamkan mata.

***

Rombongan Angsana tiba di kediaman Nyai Pansy usai menempuh dua jam perjalanan. Lunaria menatap kagum rumah yang terbuat dari kayu dan bambu itu. Ada kebun singkong di samping kanan rumah mungil itu.

Angsana masuk ke dalam rumah bersama Widuri dan Lunaria. Lunaria terkejut ketika bertemu Nyai Pansy. Ia pikir Nyai Pansy adalah seorang wanita lanjut usia. Ternyata Nyai Pansy masih muda. Dari penampilannya, Lunaria menebak usia wanita itu sekitar empat puluh tahun.

Nyai Pansy menyambut Angsana dan rombongannya. Mempersilahkan mereka duduk di ruang tamu yang hanya beralaskan ambal karpet. Ia menghidangkan singkong kukus panas dan kopi di atas meja kecil di tengah-tengah karpet.

Marrying a LizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang