Jumat.
Hari ini adalah hari ketiga Reynald di skors. Aileen tengah makan bersama keluarganya ditambah dengan Gava yang sudah datang lebih dulu sebelum Aileen bangun, tentu saja menjemputnya untuk berangkat bersama.
"Lulus SMA Gava mau lanjut kemana?" Tanya Gio.
"Insyaallah di luar negri Pah," jawab Gava seraya menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Biasanya di HILERS yang juara tiga besar ujian nasional dapat beasiswa ke luar negri kan?" Kata Gio lagi.
"Iya Pah."
"Wah kamu mah pasti bisa dapat tuh Gav," sambung Freya dengan wajah yang antusias.
"Insyaallah Mah, doain aja ya."
"Iya pasti."
"Aku juga mau kuliah di luar negri," Aileen ikut membuka suara.
Kedua orang tua Aileen tersenyum mendengarnya. "Iya boleh," sahut Gio.
"Harus banget ke luar ya de?" Tanya Raka. Wajahnya seperti tidak rela untuk melepas adik tersayangnya itu.
"Ai bisa jaga diri ko bang," kata Aileen dengan cengiran khasnya.
"Iya, adikmu kan sudah besar. Pasti bisa," ujar Freya meyakini.
"Yaudah. Yang terbaik buat Aileen aja," jawab Raka.
"Emang mau dimana Ai?" Gava bertanya. Semuanya diam menunggu jawaban dari cewek itu.
"Rahasia," jawaban Aileen membuat orang-orang yang berada di meja makan itu geleng kepala.
🍁🍁🍁
"Ayo Mei pilih, truth or dare!" Seru Arkan dengan semangat.
Jam istirahat Arkan dkk, Meisa Aileen dan Caca dipakai untuk bermain truth or dare. Ditemani dengan cemilan yang sebelumnya mereka beli di kantin.
"Dare dah," putus Meisa.
"Yang mau kasih dare siapa nih?" Tanya Jemi kepada teman temannya.
"Gue lah," jawab Dodi tidak santai.
"Kalem aja anjrit," Aileen protes tak terima karena telinganya menjadi korban dari teriakan Dodi.
"Maaf ibunda."
"Gue kutuk lo jadi oreo."
"Buset bulet dong gue ntar."
"Biarin, biar kaya Pa Ibrahim." Pak Ibrahim adalah salah satu guru BK yang mempunyai badan besar sekali.
"Eh udah! Ini dare nya apa kampret cepetan," ujar Meisa geram menahan penasarannya.
"Haduh ga sabaran banget ya si tomboy," jawab Dodi meledek Meisa. Membuat teman-temannya tertawa terkecuali Meisa yang malah menekuk wajahnya.
"Kaco lo dakocan," kata Arkan sambil melempari tisu yang sudah ia bulatkan bekas beli cireng tadi.
"Buang aja Mei ke rawa-rawa," Caca menyambung.
"Temen kaya gitu enaknya di barbeque," tambah Jemi.
Aileen hanya tertawa geli melihat Dodi yang terpojokkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFENSE✓
Teen FictionCOMPLETED✓ Cowo gesrek, tukang comment, dan jahil itu yang selalu membuat Aileen kesal setiap hari. Sering kali Aileen dan Reynald bertengkar atau beradu argumen satu sama lain. Tapi, pertemanan mereka bukan hanya sekedar bertengkar. Saling membant...