Sudah hampir setengah jam Raka berada dalam penanganan dokter. Saat ini, Aileen beserta kedua orang tuanya sedang menunggu kabar dari dokter. Regan juga masih menetap di rumah sakit itu.
"Aileen takut mah," cicit Aileen pelan, sedari tadi ia berusaha menahan agar tidak menangis. Karena takut membuat kedua orang tuanya semakin sedih.
"Kita berdoa ya nak," jawab Freya menenangkan.
Suara langkah kaki seseorang membuat Aileen, kedua orang tuanya dan juga Regan menengok.
Aileen menatap orang itu intens. Kemudian ia melepaskan pelukan dengan Freya dan beranjak dari kursi.
Aileen berjalan mendekati cowok itu, Reynald.
"Ngapain kesini?" Tanya Aileen tak suka.
"Aileen, ko gitu sama Reynald?" Freya bertanya, karena setaunya Aileen dan Reynald berteman.
"Seandainya Aileen gak ngemis ngemis minta maaf sama cowok yang hati nya udah tertutup rapat buat Aileen. Bang Raka pasti gak akan kaya gini," kata Aileen. Matanya masih menuju pada Reynald.
Diam-diam Regan tersenyum sinis mendengar ucapan Aileen.
"Aileen.." Panggil Reynlad.
"Pergi Rey. Gak ada yang minta lo kesini," ucap Aileen penuh penekanan.
Tenang, tetapi menusuk.
Melihat Reynald yang diam saja, Aileen mendorong bahu cowok itu. Freya dan Gio berdiri menghampiri keduanya.
"Sayang kamu kenapa?" Tanya Freya.
"Mama tau kenapa Bang Raka ada di dalam?, itu karena Bang Raka nyemaletin Aileen waktu Aileen ngejar dia. Aileen berusaha minta maaf karena Aileen buat kesalahan yang Aileen gak sengaja." Penjelasan Aileen membuat Freya terdiam.
"Saya engga nyangka ini akan terjadi Tante, Om," kata Reynald.
Freya dan Gio saling pandang. Kemudian tersenyum maklum ke Reynald. Freya memeluk pundak Aileen dari belakang, mengusap lembut bahu anak perempuannya yang sedikit bergetar itu.
"Kalian kayanya butuh waktu berdua. Aileen, mau kan bicara sama Reynald?" Kata Freya.
"Aileen gak mau."
"Sayang, dengerin Mama. Apa yang terjadi sama Bang Raka, itu bukan salahnya Reynald. Ini sudah apa yang digariskan tuhan, Aileen gaboleh salahin Reynald atas kejadian ini." Freya memberi pengertian.
"Aileen ga salahin Reynald Ma. Aileen...." Cewe itu tidak melanjutkan kata-katanya. Perkataannya dilanjutkan dengan isak tangis, Aileen langsung melepaskan rangkulan Mamanyaa dan beralih memeluk Gio. Mengadu, mencari kehangatan dalam dekapan sang Ayah.
Gio membalas pelukan Aileen sambil mengusap lembut punggung anaknya.
"Ai ga salahin Reynald Paa, Ai cuma kesel sama diri Ai sendiri kenapa harus ngejar Reynald tadi pagi. Aileen minta Reynald pergi karena Aileen cuma gamau berurusan sama Reynald lagi Pa, Aileen ga mau ada apapun lagi sama dia. Dengan Bang Raka di dalam Aileen takut banget, Aileen cemas Pa, cemas," adu Aileen pada Gio dengan isakannya.
Reynald dan Freya menatap Aileen dengan tatapan sendu. Dari pandangan Reynald, tersirat sebuah penyesalan, tidak tega dan tidak rela cewek itu mengeluarkan air mata.
Sedangkan Regan, menatap Aileen dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Papa ngerti nak. Ngerti sekali perasaan Aileen," jawab Gio selembut mungkin.
Freya menarik tangan Reynald pelan, agar sedikit menjauh dari Aileen dan Gio.
"Kamu pulang dulu aja ya Rey. Mungkin Aileen masih shock, maafin sikap Aileen tadi ke kamu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFENSE✓
Teen FictionCOMPLETED✓ Cowo gesrek, tukang comment, dan jahil itu yang selalu membuat Aileen kesal setiap hari. Sering kali Aileen dan Reynald bertengkar atau beradu argumen satu sama lain. Tapi, pertemanan mereka bukan hanya sekedar bertengkar. Saling membant...