Defense Twelve

121 32 2
                                    

Saat ini, Aileen sudah berada di mobil arah pulang ke rumahnya bersama Gava. Tadi, bel pulang berbunyi sampai terdengar ke warung Bi Ida. Setelah mendengar bel itu, Aileen langsung mengirim pesan pada Gava bahwa dirinya sudah ada di depan gerbang. Ia tidak bilang bahwa tadi bolos di jam pelajaran terakhir, karena jika Gava tahu, Gava pasti marah, cowok itu sangat tidak suka jika Aileen melakukan itu. Apalagi sebelumnya Aileen tidak pernah membolos.

Tapi, karena Aileen mempunyai teman paling rese sedunia, jadilah dia ketawan membolos pada Gava. Saat Aileen dan Gava sudah berada di dalam mobil, Reynald dari luar teriak 'Gava, tadi Aileen bolos tuh'. Itu adalah teriakan Reynald yang membuat Aileen ingin mencabik-cabik wajah cowok itu.

Karena sudah terlanjur ketawan, akhirnya Aileen menceritakan kronologi kenapa ia membolos, dengan siapa, dan dimana. Pokonya 5W+1H lebih tepatnya.

Dan benar saja tebakannya, Gava marah. Seperti mendiamkannya saat ini.

"Ka, jangan bilang Mama yaa. Tadi terpaksa sumpah, Ka Gava kan tau aku kalo masuk toilet kotor gimana. Tadi pas istirahat aku mau ke toilet, terus toiletnya belum dibersihin. Jadinya aku ngehindarin banget." Aileen masih berusaha menjelaskan pada Gava.

"Belajar tanggung jawab. Bukan malah ngehindarin masalah." Itu jawaban pertama Gava dari sekian ocehan maaf Aileen.

"Iya gak lagi lagi deh. Tadi Reynald juga gak maksa banget ko, jangan salahin Reynald juga ya." Bohong, Aileen tidak mengatakan yang sebenarnya. Jelas-jelas tadi di kelas, cowok itu sangat memaksanya ikut membolos, karena jika Reynald dan Ferall bolos tapi Aileen tidak ikut, Reynald sudah yakin Aileen akan melaporkannya pada Bu Fatma. Dan Bu Fatma akan sadar jika ada muridnya yang bolos.

Tapi Aileen juga tidak mengerti mengapa dia berusaha melindungi Reynald dari Gava.

"Tapi intinya dia ngajak kan?" Tanya Gava.

"Tapi kan ga maksa Kaa."

"Sama aja. Waktu aku di New York kamu gini juga? Suka diajak bolos sama Reynald?"

"Enggaaaa. Ini pertama kalinya sumpilll," sergah Aileen sambil mengacungkan dua jarinya berbentuk 'v'.

Gava hanya menggelengkan kepala. Dia seperti ini hanya tidak ingin Aileen menjadi anak yang tidak benar, apalagi mengetahui Aileen bolos di Bi Ida saat mendengar cerita cewek itu. Gava tau disana banyak anak-anak nakal yang suka membolos, belum lagi cowok-cowok dari sekolah lain.

"Ka Gava ga lapor ke Mama kan?" Tanya Aileen dengan memasang pupy eyes. Gava hanya menengok dan fokus menyetir lagi, tidak ingin termakan dengan mata lucu Aileen seperti itu.

Beberapa menit kemudian tidak ada yang membuka suara lagi. Baik Aileen maupun Gava.

Gava memberhentikan mobilnya di depan gerbang tinggi bercat putih. Yang tak lain adalah gerbang rumah Aileen, seketika wajah Aileen langsung sumringah. Jika Gava memasuki mobil ke pekarangan rumahnya, Aileen sudah yakin bahwa Gava akan lapor ke Mamanya perihal ia membolos tadi.

Tapi nyatanya Gava memberhentikan mobil di depan gerbang rumah. Itu artinya Gava tidak akan mampir dan bisa jadi ia selamat dari omelan sang ibunda tercinta.

"Apaan nyengir nyengir?" Tanya Gava dengan mengangkat satu alisnya.

Aileen tertawa kecil lalu memeluk Gava dari samping.

"Untuk kali ini aku ga bilang ke Mama. Tapi kalo diulang lagi awas aja ya, ini yang pertama dan terakhir," ujar Gava. Aileen mengangguk lalu melepaskan pelukannya.

"Makasyiiii abang ku yang baik hatiiii."

Sekarang Gava yang tertawa.

"Yaudah sana turun."

DEFENSE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang