"Ah gue kenapa sihhh anjirr." Aileen terus gelisah dengan pikirannya. Saat sedang belajar, melamum, makan, mandi. Ia terus terbayang wajah Reynald.
Akhir akhir ini, dirinya terlalu sering memikirkan cowok itu. Entah kenapa, Aileen juga tidak tahu.
Seperti saat ini, saat Aileen tengah menonton drama Korea. Justru pikirannya malah terbayang wajah Reynald.
Padahal besok hari libur, seharusnya Aileen menikmati waktu bergadang nya.
Ponsel Aileen berbunyi menandakan ada pesan masuk.
Cacamarica: Ai, lo tau gak? Tadi sore Reynald sama Regan berantem anjir katanya. Tapi gatau dimana.
Pesan dari Caca membuat Aileen mengusap wajahnya gusar. Kenapa ia jadi khawatir dengan Reynald? Harusnya bodo amat lah.
Dan harusnya Aileen tidak perduli dengan Reynald yang habis berantam. Asalkan tidak di sekolah saja.
Tapi ini?
Ah tidak. Ia tidak akan menelpon Reynald untuk menanyakan kabar cowo itu.
Tapi terkadang, hati dan fikiran tidak sinkron. Apa yang akhirnya di lakukan Aileen?
Menelpon Reynald. Bodoh memang, tapi biarlah.
Beberapa detik akhirnya panggilan tersambung.
"Apan nih nelpon nelpon. Kangen lo ya"
"Lo berantem lagi sama Regan?" Tanya Aileen tak mengindahkan celetukan cowok itu.
"Engga berantem. Cuma tes kemampuan menonjok, menendang, membanting doang ko."
"Ooh gitu? Terus siapa yang lebih jago?"
"Ya gue lah. Tapi tadi gue agak ngalah sedikit. Jadinya agak bonyok hehe."
Aileen menarik nafas dalam dalam. Kehabisan kata kata untuk menanggapi Reynald.
"Obatin lukanya sampe kering kalo gamau muka lo busuk pas hari Senin sekolah." Setelah mengucapkan itu, Aileen langsung mematikan sambungan telepon. Kemudian memegang dadanya, kenapa jantungnya berdetak begitu cepat saat berbicara lewat telepon? Padahal biasanya tidak.
Aileen memikirkan kemungkinan kemungkinan yang terjadi pada dirinya.
Ah tidak mungkin. Ya, tidak mungkin ia jatuh cinta pada Reynald.
🍁🍁🍁
Minggu.
Dering telpon mengusik kenyaman gadis yang masih bergulat dengan kasur dan selimutnya.
"Ah siapa siii," kesalnya, kemudian terpaksa duduk dan mengangkat ponselnya yang berdering.
"Halo. Ai, mau ikut gak," suara laki-laki dari seberang sana membuat Aileen mengurungkan niatnya untuk marah-marah.
"Ka Gavaaa. Dikirain siapa pagi pagi nelpon," jawab nya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Hah? Pagi? Liat jam. Udah jam berapa ini."
Aileen melihat jam dinding dan menunjukkan pukul tiga sore.
"Astagfirullah. Dikirain masih jam delapan," pekik Aileen, seketika matanya langsung segar.
"Kebiasaan, kalo abis begadang tidurnya kaya orang koma. Mau ikut aku gak?" Gava terkekeh kecil.
"Kemana?"
![](https://img.wattpad.com/cover/212816587-288-k35166.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFENSE✓
Novela JuvenilCOMPLETED✓ Cowo gesrek, tukang comment, dan jahil itu yang selalu membuat Aileen kesal setiap hari. Sering kali Aileen dan Reynald bertengkar atau beradu argumen satu sama lain. Tapi, pertemanan mereka bukan hanya sekedar bertengkar. Saling membant...