Defense Twenty Three

91 12 0
                                    

Setelah menghabiskan sedikit waktunya untuk menangis, Aileen ke toilet untuk sekedar cuci muka dan merapihkan penampilannya. Kemudian berniat menyusul Caca yang sedang makan di kantin. Jam istirahat sudah hampir selesai, dan koridor juga sudah mulai sepi, karena murid-murid kebanyakan sudah Masuk kelas.

Tapi belum sampai kantin, Aileen bertemu Caca di koridor kelas sepuluh, Aileen langsung memeluk Caca sambil merengek kecil.

"Gue sebel banget sama tu anak setan, ngapain sok perduli coba. Gue kan jadi baper lagi," rengeknya sambil bernada kesal.

Caca tertawa kecil, meskipun perasaannya kesal dengan Reynald.

"Emang dia ngapain?" Tanya Caca.

"Masa ya..." Aileen menceritakan kejadian saat di Taman belakang tadi.

"Berarti dia masih mau perduli sama lo Aileen," ucap Caca.

"Ca! Jangan gitu ke elahh. Hati gue lemah banget nihhh," protes Aileen tak terima. Caca tertawa sambil berlari ke arah tangga.

"Aileen bulol najis."

"Bangsat."

🍁🍁🍁

Bel pulang berbunyi. Tapi Aileen tidak langsung pulang, ia memutuskan untuk bermain basket di lapangan sekolah dulu, karena tadi Jemi, Arkan, Dodi dan Meisa mengajaknya untuk pulang telat seperti biasa. Meskipun sudah pisah kelas, tapi kebiasaan mereka akan tetap dilaksanakan. Caca tidak bisa ikut, karena harus menemani Mamanya ke rumah Nenek.

Jadilah saat ini, Aileen, Meisa, dan somplak squad sedang asik bermain basket.

Saat Aileen ingin menshoot bola ke dalam ring. Bola itu meleset dan terkena bahu cewek yang berada di pinggir lapangan. Cewek itu jatuh terduduk.

"Astagfirullah Aileen anak orang kelempar itu," ucap Dodi dramatis. Aileen pun sama kagetnya.

"Astagaa." Aileen sedikit terpekik kaget, karena cewek yang jatuh itu adalah Fayna. Yaa, pacar Reynald.

Fix Aileen nyari masalah.
Fayna berjalan ke tengah lapangan, menghampiri Aileen dan teman teman.

"Siapa nih yang lempar basket ke gue?" Tanya Fayna sengit.

"Gue. Sorry ga sengaja, tadi mau ngeshoot malah meleset," ujar Aileen.

Setelah tahu siapa pelakunya, Fayna berdecak sebal.

"Lo nyari masalah mulu sama gue? Bisa main basket ga sih? Kalo ga bisa ya jangan maksa. Orang jadi korban kan," kesal Fayna.

Teman-teman Aileen jadi mengernyitkan dahi sebal dengan ucapan Fayna.

"Pantesan ya si Caca emosi banget kalo sama lo. Ternyata emang mulut lo minta gue pelintir," sahut Meisa ikutan kesal.

"Si Reynald mau banget sama cewek kaya lo," Jemi menjeplak.

"Jem!" Tegur Aileen pada teman cowoknya itu. Dodi dan Arkan langsung menggeplak kepala Jemi. Cowok yang menjadi korban hanya meringis sambil mengusap kepalanya yang terkena sasaran.

Baru saja Fayna ingin menjawab, Reynald sudah datang lebih dulu.

"Ada apa nih?" Tanya Reynald.

"Gue gak sengaja ngenain basket ke cewek lo", jawab Aileen karena tidak mau masalah menjadi besar.

"Aileen nih Rey, tadi aku sampe jatuh." Fayna mengadu manja.

"Tapi kan gue udah minta maaf."

"Lain kali hati hati. Kalo ga bisa main basket gausah mending," kata Reynald lalu membawa pacarnya pergi.

DEFENSE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang