Jam menunjukan pukul setengah delapan. Sudah setengah jam berlalau Reynald dan Fayna berada di salah satu Mall terbesar di Jakarta.
Kini, keduanya sedang menikmati makanan masing-masing di restaurant jepang.
"Pinjem handphone kamu Rey," ucap Fayna.
"Buat apa?"
"Udah sini pinjam aja." Fayna langsung mengambil handphone Reynald yang tergeletak di meja. Cewek itu langsung mengutak atik handphone nya.
"Kamu ngapain sih?" Tanya Reynald dengan sedikit kesal.
"Aku mau blokir sosmed sama kontaknya Aileen," jawab Fayna lalu meletakan lagi handphone Reynald setelah selesai.
"Kenapa?"
"Kenapa apanya? Aku blokir biar kamu ga berurusan lagi sama dia."
"Aku emang gapernah berurusan lagi sama dia Fay. Semenjak kamu masuk ke HILERS," ucapan Reynald mampu membuat Fayna bungkam. "Bukan gitu maksud aku..." Reynald merasa salah berkata.
"Kayanya bermasalah banget ya buat kamu kalo aku minta kamu jauhin dia. Kamu ma-"
"Fay. Udahlah gausah dibahas. Aku gak masalah apa-apa buat jauhin Aileen" Reynald memotong cepat perkataan Fayna.
"Berarti ga masalah juga dong kalo aku blokir sosmed dan kontak dia?"
Reynald menghela nafas berat, ia lebih memilih untuk tidak menggubris lagi ucapan Fayna.
🍁🍁🍁
Malam ini Aileen hanya berdua dengan Bi Wida di rumah. Karena Freya, Gio, dan Raka sedang ada urusan keluarga di Bandung. Sebenarnya Aileen sudah dipaksa ikut oleh Freya, tapi karena besok sekolah jadi Aileen memutuskan untuk tetap di rumah. Mengingat dia sudah kelas dua belas, sudah bukan waktunya untuk membolos lagi.
Dan sekarang, ia sedang berjalan kaki ke minimarket untuk membeli beberapa cemilan. Karena jarak dari rumahnya ke alfamart tidak terlalu jauh.
Saat memasuki minimarket, Aileen langsung mengambil beberapa snack dan jangan lupakan oreo vanilla kesukaannya.
Setelah merasa cukup, Aileen menuju kasir lalu membayarnya. Sebenarnya Aileen sedikit merasa takut untuk berjalan kaki di malam hari. Selain jalannya sepi, jalanan ke rumahnya juga gelap.
Aileen merasa ada yang mengikutinya ketika ia keluar dari Alfamart tadi. Ketika ia menengok ke belakang, namun nihil. Tidak ada siapapun di belakangnya. Cewek itu melanjutkan langkahnya kembali, dan tiba-tiba bahunya dipukul dengan kayu besar sampai ia kehilangan kesadarannya.
🍁🍁🍁
"Emmh..." Aileen mengerang ketika ia membuka matanya, bahu dan kepalanya terasa sangat nyeri.
"Ai," panggil Regan yang sedang duduk di samping kasurnya.
Mata Aileen mengelilingi sekitar. Dan berusaha mengingat apa yang baru saja terjadi pada dirinya.
"Ko lo disini?" Tanya Aileen.
"Iya tadi lo pingsan. Lo hampir di bawa sama orang."
"Tadi gue ngerasa kaya dipukul pake kayu gitu. Muka lo? Kenapa?"
"Gapapa, cuma luka sedikit. Tadi gue sempet berantem dulu sama orang itu."
"Yaampun Regan. Itu harus diobatin, sini gue obatin" ketika Aileen ingin berdiri, kepalanya terasa sangat pusing. "Aduh.." ringisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFENSE✓
Ficção AdolescenteCOMPLETED✓ Cowo gesrek, tukang comment, dan jahil itu yang selalu membuat Aileen kesal setiap hari. Sering kali Aileen dan Reynald bertengkar atau beradu argumen satu sama lain. Tapi, pertemanan mereka bukan hanya sekedar bertengkar. Saling membant...