for the second time

2.5K 339 45
                                    

Sebuah mobil mewah terparkir di halaman rumah yang luas. Seorang penjaga membuka pintu mobil tersebut.

Seorang gadis anggun berjalan memasuki rumahnya yang megah. Melewati banyaknya maid yang berbaris menyapanya.

Tidak seperti kemarin, Yiren memasang wajah dingin andalannya. Seperti biasanya, gadis itu tampak tak tersentuh namun dapat membunuh siapapun dengan tatapannya.

Gadis berambut cokelat panjang itu mengabaikan sapaan para maid. Ia menemui ayahnya di ruangan pria setengah abad tersebut.

"Ayah memanggilku?"

Ayahnya tersenyum. Ia menepuk sofa disampingnya, menyuruh putri tunggalnya untuk duduk. "Duduklah,"

Yiren duduk. Menunggu ayahnya membuka suaranya yang kini sedang menyesap tehnya.

"Kamu tahu kan, ayah akan memindahin kamu ke sekolah tampat Chenle berada?"

Yiren memutar bola matanya. Moodnya menghilang pas mendengar nama calon tunangannya itu.

"Iya, Yiren tahu."

"Kamu akan masuk sekolah besok. Ayah sudah berpesan agar kamu bisa sekelas dengan Chenle. Berangkat ataupun pulang sekolah akan diantar oleh Chenle. Kamu paham?" tutur ayahnya.

Gadis Wang itu menundukkan kepalanya. Pengen membantah namun apa daya. Kalau bisa, dia ingin sekali kabur dari rumah ini. Kabur dari semua kemauan dan aturan ayahnya.

Yiren mengangguk, "Paham yah."

💎💎💎

Chenle menatap pemandangan lewat kaca mobilnya. Tuan muda itu tampak tidak bersemangat hari ini. Seokjin yang menyadari berubahan mood tuan mudanya tersenyum.

"Ga sabar bertemu nona muda, tuan?" ejeknya.

Chenle mendengus sebal. "Ga ah,"

Soekjin tersenyum lagi. Asisten Chenle itu tahu kalau Chenle sangat ingin menolak pertunangannya. Chenle sering berkeluh kesah pada Soekjin, yang sudah bersamanya sejak cowok itu masih kecil.

"Menurut saya nona muda cukup dingin dan susah di dekati. Tapi pesona tuan sepertinya mampu meluluhkan hati nona muda kok." ucapnya sambil menyetir.

"Tapi gue tetep aja ga mau." Chenle mendengus, "dia sama aja kaya cewek cewek yang gue temui."

Soekjin melihat ekspresi bete Chenle lewat kaca mobil. Lelaki itu mengalihkan pandangannya ke depan.

Mobil memasuki perumahan megah. Rumah Yiren ga beda jauh dengan rumah Chenle walau tetap aja rumah tuan muda Zhong ini lebih besar dan lengkap. Soekjin memberhentikan mobilnya di depan rumah Yiren.

Yiren tampak sudah menunggu. Sadar mobil yang ia tunggu sudah sampai, ia langsung masuk dan duduk di sebelah Chenle -walau duduknya berjauhan tanpa menunggu Soekjin yang mau membukakan pintu mobil untuknya.

"Selamat pagi nona, maaf menunggu." sapa Soekjin ramah.

Yiren bergumam sebagai jawaban. Gadis itu melirik Chenle yang kini meliriknya juga. Mereka berdua buru-buru memutuskan kontak mata mereka.

Perjalanan terasa panjang bagi Chenle dan Yiren. Mereka ga ada yang mau membuka obrolan satu sama lain, mengingat bagaimana sengitnya tatapan satu sama lain saat terakhir kali bertemu.

Diamonds |Chenle × YirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang