jangan lupa follow akun ini dan berikan vomment💚
Chenle berhasil merebut bola membuat semua murid bersorak. Tiga menit sebelum waktu habis di quarter terkahir.
Pertandingan final ini terasa lebih panas karena dua pioneer sekolah yaitu Chenle dan Guanlin, melawan satu sama lain.Haechan sangat berterima kasih karena Chenle datang tepat waktu dan menggantikan posisinya. Akhirnya cowok berkulit kecoklatan itu bisa bersantai di tribun sambil menyemangati kelasnya dan meminum jasjus favoritnya. Berbeda dengan Yiren yang fokus menonton Chenle dengan tatapan takjub karena cowok itu tampak berbeda saat bermain basket.
Chenle kelihatan lebih keren berkali-kali lipat, apalagi ia menggunakan headband hitam agar poninya tidak mengganggu penglihatannya. Sekali-sekali cowok itu memberi instruksi pada anggota yang lain lewat gerakan tangannya. Chenle memimpin team dengan baik, dan itu yang membuat dia tampak bersinar di tengah lapangan.
"Yiren jangan bengong, ayo teriak!" seru Ryujin sambil mengibas-ngibaskan kemoceng warna warni yang Yiren tak ketahui darimana kemoceng itu ditemukan.
"Berdiri, pake nih!" tambah Heejin. Gadis itu menyodorkan balon berbentuk stik ala-ala supporter bola.
Yiren tertawa renyah melihat betapa antusiasnya teman-temannya. Yiren menerima stik balon dari Heejin lalu ikut bersorak.
"CHENLE SEMANGATT!" seru Yiren namun sedetik kemudia ia mendadak malu saat matanya bertemu dengan Chenle yang kini menatapnya sambil tersenyum lebar.
Merasa lebih semangat, Chenle berlari dan berhasil merebut bola dengan gesit. Chenle mendribble bola dan berhasil memasukkannya ke ring basket. Bersamaan dengan bunyi bell tanda waktu telah habis.
Skor akhir 72-80.
Semua murid kelas 2-4 bersorak senang. Seperti yang mereka duga, Chenle memang bisa diandalkan. Mereka semua langsung pada rusuh pengen peluk Chenle. Karena Chenle, mereka mendapat hadiah voucher makan gratis di kantin selama seminggu sebagai hadiah.
"Pengap woyy hahaha!" seru Chenle sambil tertawa kencang. Makin rusuh aja gara-gara suara lumba-lumbanya.
"Makasih bossss. Alhamdulillah bisa hemat duit jajan buat bayar kos." ucap Renjun sambil pura-pura nangis.
"Akhirnya gue bisa beli mi ayam tiga mangkok ga pake ngutang." tambah Haechan sambil menyeka air matanya penuh dramatis.
Yiren ikut tersenyum melihat pemandangan di hadapannya. Yiren akhirnya tahu betapa cintanya Chenle dengan hobi basketnya itu, saat Yiren menyaksikan Chenle bermain tadi.
Guanlin datang menghampiri Chenle dan menghela napas kasar. Agak kesal karena Chenle mengalahkannya untuk keberapa kalinya.
Padahal dia udah yakin banget bakal menang hari ini. Guanlin ga mengira kalau Chenle datang tiba-tiba tanpa mengabarinya.
"Congrats cuy. Kaya tuyul aja lo datang tiba-tiba." sapanya sambil bertos ria ala cowok dengan Chenle.
"Tadi gue ada nelpon lo, tapi ga diangkat." jawab Chenle malas.
Guanlin tampak mengingat-ngingat, "Mati kali hp gue. Ngapain lo nelpon gue?"
"Mau minjem jet. Tapi akhirnya pake punya Beomgyu gara-gara lo rese banget, ga ngangkat telpon segala."
"Iye iye maap."
"CHENLEEEE!"
Chenle dan Guanlin auto menoleh. Shuhua tampak berlari kecil menghampiri Chenle dengan riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamonds |Chenle × Yiren
Fanfiction"your eyes drowned me, princess." "be careful with your sweet mouth, mr. zhong chenle. I'll never fall for you." start: 110220