Udah vote chapter sebelumnya belum?😆
Chenle yang saat itu masih berada di sekolah dasar tengah menggambar sesuatu di sebuah kertas.
Ia menggambar seorang pria dan wanita yang memegang tangan dua anaknya. Tak lupa langit biru dan bunga-bunga di sekitarnya.
"Keluarga bahagia." gumamnya sambil menuliskan kalimat itu dengan crayon.
Chenle kecil tersenyum senang saat gambarannya jadi. Dia mengangkat kertas itu tinggi-tinggi sambil membayangkan bagaimana reaksi orangtuanya saat menerima karyanya itu.
Dengan cepat Chenle kecil buru-buru beranjak dari kamarnya menuju kamar mama papanya dengan senyuman riang.
Tangan mungilnya hendak membuka kenop pintu namun sedetik kemudian terdengar suara bentakan membuatnya terkejut.
"Silahkan saja! Turuti keegoisanmu itu!"
Chenle diam mematung. Bentakan papanya sangat keras. Anak itu terdiam sangking kagetnya.
"Terserah!" balas seseorang yang Chenle yakini adalah mamanya.
"Dasar tukang selingkuh!"
Chenle mengerjapkan mata. Jantungnya berdegub kencang saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut papanya bersamaan dengan Victoria yang keluar dari kamar.
Victoria dibuat terkejut saat melihat anak keduanya berdiri di depan pintu dengan wajah ditundukkan.
"Chenle kenapa belum tidur?" Victoria membelai rambut Chenle. Nada bicaranya berubah menjadi lembut.
Chenle kecil hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Ayo mama antar ke kamarmu. Mama akan bacakan dongeng."
Victoria membawa Chenle kembali ke kamar. Wanita cantik itu tentu saja menyadari raut murung Chenle. Rasa bersalah mengalir di hatinya.
Namun apa boleh buat? Tak mungkin ia menceritakan apa yang terjadi kepada si kecil Chenle.
Pokoknya jangan.
💎💎💎
"Apa apaan ini? Nilai matematikamu 80??" sebuah bentakan terlontar untuk Chenle yang masih menggunakan seragam sekolah.
"Apa pantas ini disebut nilai??"
"Maaf pa." lirih Chenle. Anak itu meremas ujung celananya dan menundukkan kepalanya takut.
"Anak tidak berguna!"
Sejak hari itu, hari dimana pertengkaran orangtuanya terjadi, Victoria tiba-tiba pergi dari rumah.
Papanya berkata Victoria pergi ke Jerman untuk mengejar cita-citanya yang ingin menjadi penulis. Hanya itu yang pria Zhong itu katakan.
Dan sejak kepindahan Victoria itu pula papanya menjadi temperamen dan selalu menaruh rasa benci kepada Chenle.
Pria itu selalu memarahi Chenle saat mendapat nilai buruk dan membandingkannya dengan kakak laki-lakinya yang jauh lebih pintar.
Jika disuruh memilih, Chenle lebih memilih papanya yang dingin dan cuek seperti dulu daripada papanya yang selalu memarahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamonds |Chenle × Yiren
Fiksi Penggemar"your eyes drowned me, princess." "be careful with your sweet mouth, mr. zhong chenle. I'll never fall for you." start: 110220