clueless

1.4K 267 35
                                    


Ngeliat komen kalian yang pada nungguin membuat aku ngerasa jadi antagonis disini 




Chenle mengusap ujung bibirnya sambil menatap nanar pria di depannya. Ini sudah ketiga kalinya dia ditampar papanya sejak pria tua bermarga Zhong itu mendadak pulang dari Jepang. Soekjin yang melihat itu lagi-lagi meringis di tempat. Soekjin tak bisa membela Chenle karena hari ini entah kenapa emosi Tuan Zhong meledak-ledak.


"Anak tidak berguna!"

"Mau jadi apa kamu?! Saya tidak terima kalau kamu yang menjadi penerus bisnis saya!"

"Ck, sialan."


Chenle menatap kosong ke arah lantai. Telinganya sedikit berdengung saat mendengar deretan kalimat-kalimat yang keluar dari mulut papanya. Ia menarik napas panjang, berusaha agar menguatkan dirinya. 

Setelah dia mengantar Yiren sepulang sekolah, Soekjin menelponnya sambil mengomel bahwa papanya telah pulang dan sudah siap memarahi cowok itu. Saat Chenle baru saja memasuki ruangan papanya, ia langsung dihadiahi tamparan keras.

Tuan Zhong mendengus keras, "Cuma kakak kamu yang bisa dibanggakan. Walaupun bisnisnya hampir bangkrut tapi dia bisa mengatasinya dengan baik, bahkan disaat adiknya diam-diam kabur." pria itu tersenyum sinis. 

"Kamu? Tidak ada! Kabur di saat darurat! Tidak bisa diandalkan. Saya sekarang cuma bisa berharap kamu tidak mempermalukan keluarga kita di depan keluarga Wang, ingat itu!" bentak papanya sambil menatap Chenle tajam. "Oh dan sekali lagi, jangan kabur dari tanggung jawabmu. Atau tinggal dengan mamamu!"


Setelah bentakan itu, Tuan Zhong mengusir Chenle dengan kasar. Soekjin membawa Chenle keluar sambil menatap remaja itu prihatin.

"Kamu gapapa?"

"Gue mau minum." jawab Chenle datar lalu berjalam menuruni tangga, meninggalkan Soekjin.

Chenle hendak menuju dapur namun langkahnya terhenti saat ia mendengar suara-suara maid yang menginterupsinya.

"Kasihan Tuan Muda. Kayanya ada masalah besar. Suara Tuang Zhong sampai kedengaran dari sini."

"Sedari dulu Tuan besar memang begitu ke Tuan muda."

"Kenapa begitu?"

"Tak tahu. Semua menjadi makin parah sejak Nyonya Zhong pindah negara."

"Apa yang terjadi?"

"Entahlah."


Omongan maid tersebut terhenti saat Chenle menginjakkan kakinya ke dalam dapur dengan muka malas. Maid-maid disitu tampak terkejut lalu tersenyum sopan sedetik kemudian.

"Tuan muda, mau saya ambilkan kompres?" tawar salah satu maid.

Chenle menggeleng sambil tersenyum, walau ujung bibirnya terasa perih. "Tidak usah, saya bisa sendiri."

Chenle mengambil sekaleng soda lalu meneguknya. Diam-diam dia langsung teringat Yiren. Cowok itu membuang kaleng soda yang telah kosong lalu segera mengambil jaket dan kunci mobilnya. 

"Hey! Kompres wajah kamu dulu!" teriak Soekjin dari teras rumah sambil berkacak pinggang.

"Keburu hujan!" jawab Chenle asal. Padahal, dia membawa mobil.

Diamonds |Chenle × YirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang