Selamat datang di project baru Kimmi, gaiseu...
Ff ini sebenarnya bukan ff baru, karena Kimmi pernah up ini di akun sebelah.
Tapi Kimmi kembali merevisi ini dan bawa ff ini ke akun ini.So happy reading 📖📖
****
Samar-samar sang mentari mulai menunjukan keanggunannya dengan sebuah cahaya hangat yang mampu menerangi pagi. Cicitan burung-burung kecil pun menyambut dengan riangnya. Mengalunkan sebuah melodi indah bak sebuah orkestra untuk mengawali hari yang menyenangkan.
Cahaya itu menyelinap masuk pada sebuah ruangan besar yang dimana penghuninya tengah bersiap di depan sebuah cermin besar. Menampakan sosok tampan seorang pria dengan seragam sekolahnya yang telah terpasang rapi membalut tubuh semampainya.
Jari-jari panjangnya merapikan helaian rambut hitam legamnya. Jika di telisik lebih jauh, pria itu sungguh mempesona dengan alis tegasnya, mata tajamnya, hidung lancipnya, juga dengan bibir tebal menggodanya. Sungguh, dia sangat sempurna. Bahkan rasanya kaca di hadapannya itu bisa saja memecahkan diri karena tak mampu memantulkan sosok sempurna itu. Apakah ungkapan itu terdengar berlebihan? Ya mungkin bisa jadi begitu. Tapi ayolah, sosok itu sungguh sempurna.
"Kau terlihat sangat tampan."
Pria itu mengagumi dirinya sendiri yang pagi ini sudah sangat tampan di depan cermin kamarnya yang luas. Hingga beberapa saat kemudian sebuah ketukan dari pintu kamarnya membuat ia mengalihkan atensinya."Tuan muda, Tuan dan Nyonya sudah menunggu anda di bawah untuk sarapan."
Sebuah suara di luar sana menggema dari seorang wanita paruh baya yang diketahui menjabat sebagai salah satu pelayan di rumah mewah itu.
"Baiklah, aku akan turun."
Setelah mengatakan itu, pemuda tersebut kembali menatap pantulan dirinya untuk yang terakhir kalinya sebelum ia beranjak dengan sebuah tas punggungnya.
****
Seorang pria tampan keluar dari balik pintu kayu bercat cokelat yang di dalamnya tentu saja menjadi tempat dimana pemuda itu bisa mengistirahatkan tubuhnya.
Tubuhnya yang tegap, juga dengan bahu lebarnya terbalut dengan sebuah kemeja berwarna putih yang di padukan dengan vest juga jas mahal berwarna biru tua. Tak lupa, di lehernya telah tersemat sebuah dasi berwarna senada dengan jas yang di kenakannya.
Rambutnya yang tersibak ke belakang menampilkan dahi yang mempesona, hingga menguarkan ketampanan yang dimilikinya. Pria itu sungguh terlihat berwibawa dengan setelan yang di kenakannya.
Kaki jenjangnya melangkah pada sebuah ruangan dimana beberapa orang sudah berada di sana.
"Selamat pagi eomma, appa,"
sapa pria itu sambil mendudukan dirinya pada sebuah kursi yang berada disebrang meja seorang wanita paruh baya yang menjabat sebagai Ibunya tersebut."Selamat pagi."
Kedua orang tuanya yang memang sudah berada di sana sejak beberapa saat yang lalu membalas sapaan sang anak sulung.
"Pagi ini kau terlihat sangat tampan,"
puji sang Ibu."Bukankah setiap hari aku selalu tampan?" timpa pria tersebut dengan sedikit guyonan miliknya.
"Kau benar, anak eomma yang satu ini memang selalu tampan."
"Tentu saja, siapa dulu appanya."
Seorang pria paruh baya menimpali ucapan sang istri dengan percaya dirinya. Hingga membuat Seokjin-pria itu hanya tersenyum simpul, sedangkan sang Ibu hanya memutar bola mata jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay ✔
RandomEgois? Tidak, Sohyun bukannya egois, ia hanya ingin mempertahankan apa yang memang seharusnya ia pertahankan. Tak peduli itu akan menyakitinya atau tidak, ia harus tetap mempertahankannya. Bahkan karena sifat kerasnya itulah ia akhirnya harus berhad...