Sudahkah kalian vote ⭐ part ini?
****
Pagi mulai menjelang di tandai dengan cahaya sang mentari yang masih malu-malu bersembunyi di balik awan. Cicitan kawanan burung juga telah menghiasi, berpadu sempurna dengan udara menyegarkan di musim gugur ini.
Hwang Sohyun, gadis itu sudah keluar dari rumahnya bahkan disaat waktu masih menunjukan pukul 06:30 pagi. Di saat orang-orang biasanya masih bergumul di bawah selimut hangatnya saat akhir pekan seperti saat ini. Namun yang dilakukannya sungguh berbanding terbalik. Gadis itu sudah berada disebuah lapangan dengan bola basket yang sedang ia dribble.
15 menit sudah ia berada di sana, melakukan olahraga kecil sambil menunggu kehadiran seseorang. Namun 15 menit berlalu, sosok itu belum juga menampakan dirinya. Membuat Sohyun kesal bukan main.
"Menyebalkan, dia membuang waktu berhargaku," dumel Sohyun, dan tentu saja hanya dapat di dengar oleh dirinya sendiri.
Detik-detik berlalu, sesosok pemuda tampan akhirnya datang dengan nafas yang terengah. Juga dengan rambut yang Sohyun ketahui pasti masih berantakan dibalik topi miliknya.
"Kau membuang waktuku bung."
Sohyun berkata dengan nada dinginnya. Bahkan nadanya tak kalah dingin dengan udara pagi ini. Membuat Taehyung hanya bisa mengatur nafasnya tanpa bisa menjawab ucapan sarkas gadis itu."Bukankah sudah aku katakan untuk menemuiku pagi ini jam setengah 7. Kenapa kau malah datang 15 menit 47 detik lebih lambat dari jadwal yang sudah aku tentukan?"
"Kau gila? Ini akhir pekan, bagaimana bisa kau mengatakan untuk bertemu di jam segini?"
"Bukankah kau sudah menyetujuinya? Jadi kenapa kau protes?"
"Aku menyetujuinya karena terpaksa. Kau bahkan mengancam akan mengerjakannya sendiri jika saja aku menolak jadwal yang kau tentukan. Jadi bagaimana bisa aku menolaknya eoh?"
Gadis itu lagi-lagi acuh seolah tak memiliki rasa bersalah sedikit pun. Ia malah berjalan ke tepi lapangan dan mengambil sebuah tas yang berisi bahan untuk tugas mereka dan melemparkannya pada Taehyung. Dengan sigap pemuda itu langsung menerimanya walau tanpa persiapan sebelumnya.
"Bawa itu dan jangan protes. Aku tidak punya banyak waktu."
Sohyun berjalan mendahului Taehyung dan meninggalkan Taehyung yang masih cengo dengan apa yang telah dilakukan oleh Sohyun padanya. Bagaimana mungkin ia bisa kalah dengan seorang gadis? Tidak bisa di percaya.
"Kenapa kau masih diam disana? Cepat jalan!"
Mendengar teriakan dari Sohyun membuat Taehyung buru-buru tersadar dan mengikuti langkah Sohyun yang sama sekali tak mentolerir dirinya. Tapi ya sudahlah, ikuti saja kemauan gadis berkepala batu itu jika ia ingin mendapatkan nilai.
****
Taehyung dan Sohyun tengah sibuk dengan koran bekas yang sedang ia bentuk menjadi sebuah karya untuk tugas mereka. Keduanya sangat fokus walau sesekali Taehyung memang sempat mengeluh karena rasa lapar yang menderanya.
"Ah aku menyerah, perutku sudah sakit karena menahan lapar."
Taehyung meletakan koran yang di pegangnya dan menyandarkan tubuhnya pada tiang sebuah gubug yang saat ini tengah mereka singgahi. Mereka memang memutuskan untuk menggunakan sebuah gubug yang berada di dekat taman itu untuk mengerjakan tugas mereka. Tempatnya sangat nyaman walau pun banyak orang yang lalu lalang untuk berolahraga.
"Tahanlah dulu, ini sebentar lagi selesai. Kenapa kau selalu mengeluh eoh?"
Sohyun juga menghentikan kegiatannya dan menatap Taehyung yang tengah memejamkan matanya. Sontak hal itu membuat Sohyun kesal, ia melempar gulungan koran yang di pegangnya hingga mengenai perut Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay ✔
RandomEgois? Tidak, Sohyun bukannya egois, ia hanya ingin mempertahankan apa yang memang seharusnya ia pertahankan. Tak peduli itu akan menyakitinya atau tidak, ia harus tetap mempertahankannya. Bahkan karena sifat kerasnya itulah ia akhirnya harus berhad...