Hai gaiseu...
Kimmi comeback nih.
Do you miss me guys?
Pasti ngga ya?Bagaimana kabar kalian hari ini?
Kimmi harap kalian baik-baik aja ya..
Akhirnya setelah Kimmi hiatus untuk sesaat-entahlah bisa di sebut hiatus atau bukan, Kimmi bisa kembali menyapa kalian lewat sajian Stay yang Kimmi harapkan bisa menghibur kalian semuanya.Ok deh tanpa berlama-lama lagi, kita langsung baca aja yuk kelanjutannya.
Eits... Tapi di vote ⭐ dulu yuk-
-
-Kesedihan dan rasa kecewa tak akan luruh dalam sekejap. Sebaik apapun hati manusia, pada kenyataannya tak akan mampu merelakan sebuah rasa sakit dan rasa kecewa dalam detik waktu yang berlalu. Selalu ada perasaan sesak yang hadir walau hati sudah bersedia untuk ikhlas, dan mungkin itu pula lah yang tengah Sohyun lakukan sekarang.
Ia menekan dalam-dalam egonya demi hilangnya semua perasaan tak enak dalam dirinya. Siapa yang sangka jika pertemuan dirinya dengan Ibu Taehyung siang tadi membawa pengaruh yang cukup signifikan untuk Sohyun. Memupuk kesadaran bagi Sohyun dan menguatkan kembali mentalnya setelah hilang entah kemana.
"Sohyun, eomma senang kau kembali. Eomma sungguh menyesal sudah membuatmu terluka seperti ini. Eomma juga sangat menyesal karena selama ini tak pernah bisa mengertikan dirimu. Eomma tak pernah bertanya tentang apa yang kau rasakan atau apa yang membuatmu terus menerus seperti ini. Eomma sungguh menyesal. Seharusnya eomma bertanya hal ini sejak awal padamu, bukan hanya meminta maaf tanpa tahu benar apa yang kau rasa.."
Ibu Sohyun terlihat menyesal dengan semua perlakuannya pada Sohyun selama ini. Bahkan ia menyesal telah menampar Sohyun beberapa hari lalu. Dan nyatanya penyesalan itu terus menghantuinya selama kepergian Sohyun.
Sohyun tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk menanggapi apa yang Ibunya ucapkan. Walau ia sudah berusaha untuk menguatkan diri, pada akhirnya semua itu membias untuk sesaat. Sohyun hanya mampu menundukan dirinya. Menatap lantai dingin ruang keluarga yang kini terbalut karpet yang lembut dan hangat.
"Sohyun, eomma sungguh minta maaf untuk semuanya. Entah sudah berapa banyak luka yang eomma berikan padamu. Entah sudah berapa besar rasa kecewamu pada eomma. Dan entah apakah maaf ini pantas untuk menebus semuanya atau tidak. Eomma juga minta maaf untuk kejadian kemarin. Eomma...."
"Eomma."
Sohyun mengadahkan kepalanya, menatap sang Ibu yang kini tengah menundukan kepalanya akibat rasa bersalahnya yang besar pada Sohyun. Anak yang sejak kecil nampak manis namun tak pernah ia sadari saat beranjak dewasa menyimpan sejuta luka yang di torehkan olehnya—Ibunya sendiri.Sohyun tak menyangkal jika ia memang kecewa pada Ibunya, tapi ia juga tak bisa menyangkal jika apapun yang dilakukan Ibunya selama ini pada dirinya, tak membuat status Ibu dalam dirinya hilang. Ibunya tetaplah Ibunya. Seberapa keras ia menampiknya, beliau tetaplah Ibunya. Orang yang melahirkannya, yang membesarkannya, juga orang yang ia ingat dalam kenangan masa kecilnya yang manis.
"Aku tidak bisa mengatakan apapun untuk meringankan rasa penyesalan eomma padaku. Karena pada kenyataannya semua yang eomma katakan adalah benar. Tapi, satu hal yang perlu eomma ketahui dan ingin aku ketahui, apakah eomma akan tetap menjual rumah ini?"
Sohyun tidak bisa menahan pertanyaan itu lagi, dan ia pun tidak ingin pembicaraan ini semakin panjang. Bukannya ia tidak ingin menyelesaikan ini secara jelas atau apapun, tapi dengan semua penyesalan yang Ibunya ungkapan padanya, sudah cukup bagi Sohyun. Sekarang yang ingin ia ketahui apakah Ibunya akan tetap dengan pendiriannya kemarin atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay ✔
RandomEgois? Tidak, Sohyun bukannya egois, ia hanya ingin mempertahankan apa yang memang seharusnya ia pertahankan. Tak peduli itu akan menyakitinya atau tidak, ia harus tetap mempertahankannya. Bahkan karena sifat kerasnya itulah ia akhirnya harus berhad...