Yang kemaren udah voment minta kelanjutan Stay, mana nih suaranya?
Hehe 😁 seneng deh Kimmi dapet support dari kalian.
Kimmi harap kalian ga akan bosen buat terus vote dan komen di ff ini.Ok deh tanpa berlama-lama lagi, kita langsung aja yuk.
Tapi jangan lupa vote ⭐ di sebelah kiri bawah.Happy reading 📖📖
-
-
-Sebuah benda bulat berwarna oranye terus memantul, menghentak pada pijakan dan menimbulkan suara yang nyaring. Di giring oleh seorang gadis yang berlari kecil kesana kemari, berputar dan melompat hingga akhirnya benda itu masuk pada lingkaran yang berada pada ketinggian yang semestinya.
Dadanya naik turun seolah menggambarakan bagaimana kinerja paru-parunya yang bekerja sangat keras untuk meraup oksigen yang mampu mengisi rongga pernapasannya. Epidermis pada kulitnya mengeluarkan ekresi yang memang seharusnya di keluarkan. Membuat ribuan sel liquid mengalir pada anggota tubuhnya.
Wajahnya memerah dengan kedua tangan yang bertumpu pada kedua lututnya. Seolah mengatakan bahwa kini tubuhnya merasakan lelah.
Kemudian tiba-tiba saja ia merasakan kehadiran seseorang disampingnya. Seseorang yang mengulurkan tangannya yang kini sedang menggenggam sebotol air dan sebuah handuk kecil.
Gadis itu sejenak menoleh kearahnya hingga dapat ia lihat seorang pemuda berperawakan tinggi tengah tersenyum kearahnya.
Ia membenarkan posisinya dan berdiri menghadap orang itu.
"Ambil ini."
Pemuda itu mengisyaratkan agar gadis itu mengambil apa yang ia sodorkan. Namun yang terjadi, gadis itu hanya menatap tanpa minat. Ia mendengus dan memalingkan wajahnya.
Ia berjalan meninggalkan orang itu dan memilih untuk mengambil bola yang teronggok di pinggir lapangan.
Pemuda itu hanya menghela nafas panjang. Memang tak mudah mendekati gadis itu. Butuh perjuangan tanpa kenal lelah agar membuatnya luluh.
"Sohyun."
Pemuda itu meraih tangan Sohyun hingga menghentikan langkah gadis itu yang memang akan meninggalkan lapangan itu.
"Lepaskan tangan kotormu itu!"
Sohyun berucap dengan penuh penekanan, tak lupa ia juga menatapnya dengan tatapan nyalang.
Pemuda itu tetap tak bergeming, ia terus memegang tangan Sohyun. Tatapan yang di lontarkan oleh Sohyun seolah tak berdampak apapun padanya.
"Aku bilang lepaskan tangan kotormu! Apa kau tuli hah?!"
Sohyun tidak dapat lagi mengontrol nada bicaranya. Hingga bentakan itu langsung meluncur dari bibir cherrynya. Ia meronta agar tangan pemuda itu terlepas darinya. Tapi yang ada pemuda itu semakin mencengkram keras tangan Sohyun.
"Kenapa kau melakukan ini padaku?"
Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut pemuda itu. Entah apa maksudnya, Sohyun pun tak mengerti. Lagipula ia tidak peduli dengan apa yang keluar dari mulut Jiyoung (pemuda itu).
"Lepas!!" bentak Sohyun dan terus meronta. Tapi Jiyoung tetap tak bergeming.
"Brengs*k."
Sohyun melemparkan bola yang ada pada tangan sebelah kanannya kearah wajah Jiyoung, hingga wajah tampan pemuda itu kini mencium bola itu dengan keras.
Sohyun langsung berlari meninggalkan Jiyoung saat cengkraman pemuda itu terlepas. Ia tak peduli dengan keadaan pemuda itu yang hidungnya kini tengah mengeluarkan darah segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay ✔
RandomEgois? Tidak, Sohyun bukannya egois, ia hanya ingin mempertahankan apa yang memang seharusnya ia pertahankan. Tak peduli itu akan menyakitinya atau tidak, ia harus tetap mempertahankannya. Bahkan karena sifat kerasnya itulah ia akhirnya harus berhad...