20. 🌸 Berantem? 🌸

47 9 6
                                    

Jam istirahat telah tiba, Akam dan temannya segera menuju ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah kosong dari tadi. Saat sampai di kantin Gary dan Kevin lah yang memesan makanan, ah memang dari dulu kedua anak itu menjadi babu di kantin. Eits! Maksudnya teman yang pengertian. Hehe.

Gary dan Kevin sudah pergi meninggalkan tempat duduknya, hanya sisa Akam dan Angga saja. Akam pun ada niatan untuk pergi ke toilet. Ia segera beranjak dari duduknya.

"Bentar gue ke toilet dulu." Ujarnya pada Angga yang sedang sibuk memainkan game nya. Karena tak ada sahutan dari Angga ia pun pergi begitu saja. Angga memang gitu kalau sudah sibuk dengan gamenya pasti lupa sama yang ada disekitarnya. Termasuk Katherine.

Begitu masuk ke toilet ternyata penuh. Banyak orang disini sedang berganti pakaian sehabis berolahraga, kalau tau begini ia mengambil toilet yang ada di kantin saja.

Pintu toilet terbuka. Saat Akam ingin masuk, namun dipundaknya ditahan oleh seseorang yang memakai baju olahraga.

"Eits! Kata siapa Lo boleh masuk?" Kata cowok itu dengan wajah sok keren.

Akam menghempaskan tangan cowok itu yang ada dipundaknya. "Ini toilet umum. Siapapun boleh masuk, termasuk gue!" Tegasnya.

"Hebat beraninya." Ucapnya sambil bertepuk tangan dengan senyum miring.

"Minggir." Tegas Akam mendorong bahu pria itu. Ya panggil saja dia Erlangga.

"Lo harus tau diri disini boy. Kita duluan yang datang kesini. Dan Lo liat, Lo baru Dateng tapi main masuk aja. Haha." Kata Erlangga bersandar  ditiang kamar mandi sambil melipat kedua tangannya di dada.

Akam sudah malas berdebat, lebih baik ia pergi saja dari sini. Dirinya juga ingat kalau ia hanya murid baru disini, ia tak ingin mencari masalah apalagi dengan laki-laki disampingnya ini. Akam paham kalau sudah ribut dengan laki-laki pasti akhirnya akan berujung pada perkelahian. Dirinya juga tidak ingin berurusan dengan guru BK. Akhirnya pun Akam mengalah saja, ia masih bisa menggunakan toilet ditempat lain. Ia melangkahnya kakinya keluar, tapi seseorang memanggilnya. Dan itu membuat dirinya berhenti.

"Wait boy." Ujar Erlangga yang masih setia bersandar. Teman - temannya Erlangga hanya menyimak saja tanpa mau ikut campur. Tapi kalau sudah terlibat perkelahian ia pun akan segera membantu Erlangga.

"Kayanya kita pernah bertemu sebelumnya." Kata Erlangga membuat Akam sedikit memikir. Ya, benar saja Akam ingat dia adalah pria yang waktu itu hampir godain Ana di kedai eskrim. Kenapa harus satu sekolah? Pikirnya mulai kacau. Akam tidak menjawabnya ia hanya diam didepan pintu keluar.

"Gue inget. Lo yang waktu itu jalan sama Ana kan di kedai eskrim?" Tanya Erlangga. Wait, kenapa dia bisa tau kalau itu Ana? Kenapa dia juga tau namanya? Pikirnya, bagaimana tidak kenal, Ana cukup populer di sekolah ini, dan terkenal anak hits juga.

"Owoww! Keren juga Lo bisa deketin dia" Ucap Erlangga, ia mulai mendekati Akam di ambang pintu keluar.

"Dia anak baru bro!" Sahut salah satu temannya yang berada di dekat wastafel.

"Oh anak baru. Hebat ya! Bisa deketin cewek sepopuler dia." Ujarnya merasa kesal, karena sejak dulu Erlangga selalu mendekati ana bahkan berjuang mati-matian untuk mendapatkan gadisnya itu. Tapi apa yang dia dapat, Ana selalu saja menolaknya. Ya, mungkin karena Erlangga anak yang brutal dan suka ganti-ganti cewek disekolah ini. Dia juga termasuk cowok yang playboy. Tapi kenapa anak baru bisa sedekat ini sama Ana, apa hanya karena tampan? Pikir Erlangga. No! Erlangga juga tampan tak kalah jauh darinya.

First Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang